Mutiara Hati

Mutiara Hati

Rumah Sakit

 

Pandangan mata Bu Saraswati tak pernah lepas dari gadis yang sibuk mengurus seorang wanita paruh baya disalah satu sal rumah sakit, wajah gadis itu sebenarnya biasa saja tapi yang menarik perhatiannya sendari tadi adalah pakaian yang dikenakan gadis itu serta pasien yang terbaring sakit. Itu adalah seragam OG milik perusahaan putranya.

Awalnya dia berfikir bahwa mereka adalah ibu dan anak, tapi setelah dokter dan perawat menanyakan perihal keberadaan mereka gadis itu nampak bingung untuk menjelaskan identitas dan kondisi kesehatan wanita paruh baya itu.

" Nona tidak tahu? bukankah nona putrinya?" Tanya perawat heran.

"Maaf, saya bukan putrinya, kami hanya rekan satu kerja di perusahaan. Tadi Bu Rahma tiba-tiba pingsan dan saya segera membawanya kemari karena khawatir" Jawab gadis itu dengan lembut.

"Lalu apa yang harus dilakukan?" Tanya gadis itu melanjutkan karena terlihat perawat diam saja.

"Lakukan registrasi dulu di depan. Setelah itu nona harus menebus resep ini di apotik agar Bu Rahma dapat segera ditindaklanjuti."Kata Dokter yang memeriksa ramah sambil menyerahkan resep. Gadis itu nampak bimbang. "Siapa namamu?" Tanya dokter itu memecah keheningan

"Nidia.." jawabnya dengan senyum. "Mm.. begini dok, apakah boleh saya menghubungi keluarganya dulu? Bu Rahma tidak membawa KTP juga kartu BPJS, jadi saya belum bisa registrasi." Tanya Nidia dengan ragu-ragu " Tapi saya mohon perawatannya dipercepat mengingat kondisinya" Dokter itu terdiam sejenak begitu juga dengan perawat disampingnya. "Saya yang bertanggungjawab dengan biayanya, dokter jangan khawatir." Lagi-lagi Nidia berusaha meyakinkan.

"Apakah Nona sudah menghubungi keluarganya?" Tanya perawat.

"Ia.. tadi saat diperjalanan kemari saya sudah menghubungi keluarganya"

"Baiklah.. tebus saja resepnya di apotik" Jawab dokter ramah . Nidia mengucap Alhamdulillah serta menyampaikan terima kasih dan keluar menuju apotik.

"Bik.. coba kamu ikuti gadis itu" Bu Saraswati tiba-tiba berbicara, nada suaranya agak lemah karena dia memakai oksigen." Lihat apa yang dilakukannya di apotik"

"Baik Nyonya. "Bik Sumi mengangguk dan keluar menuju apotik. Sebenarnya dia merasa heran dengan sikap majikannya, sejak tadi. Usai dirawat, dokter Bastian dan perawat sudah meminta Bu Saraswati agar segera di pindahkan keruangan VIP, tapi wanita itu menolak dan masih memilih untuk tiduran disana. Awalnya Bik Sumi berfikir kalau Bu Saraswati masih merasa letih setelah perjalanan dari rumah menuju rumah sakit, tapi ternyata bukan itu alasannya, majikannya bertahan karena melihat pasien yang masuk beberapa menit setelah mereka.

Bik sumi melihat sosok Nidia diantara orang-orang yang mengantri. Dia berjalan mendekatinya berusaha mencari tahu apa yang dilakukannya. "Jika aku tidak mendengar langsung, aku tidak akan tau apa yang dikatakan gadis itu" Pikirnya. Dia harus mencari informasi agar ada yang akan dia sampaikan kepada majikannya.

 

Sejenak Nidia berdiri dengan bimbang, dia tak punya uang. Atmnya ada di dalam dompet di loker perusahaan bersama-sama dengan pakaian gantinya. dia tak sempat mengambilnya tadi karena panik saat melihat Bu Rahma yang tiba-tiba pingsan saat sedang mengepel bersamanya. Anton dan Deni teman seprofesinya di perusahaan, hanya mengantar sampai membaringkan Bu Rahma di sal dan langsung kembali ke perusahaan karena masih dijam kerja.

"Apa yang harus aku lakukan?"Nidia merasa bingung. Dia melihat resep di tangannya dengan resah. Bagaimanapun kondisi Bu Rahma harus segera di tangani.

dalam kebingungannya, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia menyentuh kalungnya yang tersembunyi dibalik jilbabnya. Wajahnya seketika menjadi cerah, dia melepas kalung itu dan segera menghampiri apoteker di apotik.

"Mm.. begini sus, saya mau menebus obat di resep ini tapi saya tidak punya uang tunai, sementara obatnya sudah sangat dibutuhkan. Bolehkah saya mengambil obatnya dulu dan meninggalkan kalung saya di sini sebagai jaminan?"Tanyanya dengan senyum manisnya, matanya berbinar penuh harap.

Apoteker itu terlihat bingung, pasalnya baru kali ini ada yang memberikan jaminan seperti itu "Saya mohon, ini benar-benar darurat"Pinta Nidia dengan memelas "Keluarganya sebentar lagi akan datang dan membawa uang. Sementara ini biarkan ini menjadi jaminannya"

"Begini nona, kami tidak bisa menjamin barang anda aman di sini, jika hilang maka kami yang akan bertanggungjawab dan disalahkan" Tolak apoteker itu halus.

"Tidak apa-apa jika hilang, aku sudah mengikhlaskannya. Nyawa Bu Rahma lebih penting, kalung masih bisa dibeli lagi"Jawab Nidia dengan tergesa-gesa penuh keyakinan dan ketulusan. Apoteker itu terlihat berbincang dengan temannya.

Seorang perawat yang kebetulan masuk karena ada keperluan,dan ikut mendengarkan penjelasan dari temannya bicara "Begini saja, biaya resep ini biar saya yang bayar dulu. Sebagai jaminan, kalung kamu saya simpan. bagaimana?"Tanyanya dan Nidia yang langsung menanggapinya dengan anggukan dan ucapan Alhamdulillah

"Terima kasih banyak atas kepercayaannya" Ucap Nidia tulus penuh rasa terima kasih kepada perawat itu.

"Jangan sungkan, saya membantu juga dengan syarat bukan!"Ujar perawat itu ikut tersenyum. Segera mereka mengumpulkan obat-obatan sesuai yg tertulis di resep dan menyerahkannya kepada Nidia. Nidiapun menyerahkan kalungnya

"Apakah sebanding harga kalung ini dan obatnya?"Tanya Nidia khawatir

"Sepertinya harga kalungmu masih lebih mahal.." Jawab perawat itu ramah seraya mengangkat kalung Nidia di tangannya.

"Syukurlah kalau begitu"Ujar Nidia lega. "Saya pergi dulu" Nidia tersenyum dan segera berbalik hendak pergi.

"Sebentar..!"Tahan perawat itu dengan cepat membuat Nidia khawatir jika dia berubah pikiran." Siapa Namamu.. oh ya..jika kamu perlu mengambil kembali kalungmu cari saja saya di sini nama saya Safira.." Katanya.

"Ohh.. ia, saya Nidia , nanti saya akan datang lagi" Baiklah" Safira dan beberapa apoteker yang lain tersenyum ramah kearah Nidia.

Tak berselang lama dari masuknya Nidia kedalam ruang IGD, Bik Sumi juga masuk dan menemui majikannya. Di sana, dia juga mendapati putra dari majikannya Haikal sudah duduk disamping ibunya.

Terpopuler

Comments

Aniek76

Aniek76

baru buka sudah tertarik...

2022-12-26

1

Yayoek Rahayu

Yayoek Rahayu

mampir...

2022-08-30

0

Sudiyem Selsi

Sudiyem Selsi

menyimak dulu

2021-12-11

0

lihat semua
Episodes
1 Rumah Sakit
2 Rumah Sakit 2
3 Namanya Nidia Ariska Putri
4 Kontrak Kerja
5 Kontrak Kerja 2
6 Kontrak Kerja 3
7 Bu Saraswati
8 Apakah Dia Cemburu?
9 Bisakah Kita Berteman?
10 Berkemas 1
11 Berkemas 2
12 Pakai Sabukmu
13 Selamat Datang di Rumah Kita
14 Apakah Aku salah masuk Kamar?
15 Itu Semua Milikmu
16 Itu Semua Milikmu 2
17 Rumah ini Penuh dengan CCTV
18 Rumah ini Penuh dengan CCTV 2
19 Rumah ini Penuh dengan CCTV 3
20 Rumah ini Penuh dengan CCTV 4
21 Selusin Pakaian Renang
22 Selusin Pakaian renang 2
23 Secangkir Kopi dimalam Hari
24 Secangkir Kopi dimalam Hari 2
25 Membuat untuk diri sendiri
26 Kopinya Terlalu Manis
27 Apa indra perasanya bermasalah?
28 Carikan satu untukku
29 Panggilan Safira
30 Pesta
31 Pesta 2
32 Bagaimana Kabarmu?
33 Kehangatan Kata di tengah Malam
34 Kehangatan Kata di tengah Malam 2
35 Pertemuan Yang Tak Di Inginkan
36 Pertemuan Yang Tak di Inginkan 2
37 Pertemuan Yang Tak di Inginkan 3
38 Pertemuan Yang Tak di Inginkan 4
39 Kita Tidak di Takdirkan untuk berjodoh
40 Menangislah Jika itu Membuatmu Lega
41 Terima Kasih Untuk Hari ini
42 Sebuah Kebetulan?
43 Pria itu menemui wanitamu
44 Dia Gadis yang menjadi Kompas dan Oborku
45 Kalian berdua memang kejam
46 Tamu tak di Undang
47 Pelukan
48 Mengganti Sofa
49 Dia sangat rewel
50 Rumah Besar
51 Dia membayar Penuh
52 Tentang Reyfan
53 Tentang Reyfan 2
54 Tentang Reyfan 3
55 Apa Kau Merindukan ku?
56 Kembali Ke Rumah Besar
57 Harum Manis
58 Rencana
59 Masa lalunya seperti masa laluku
60 Berubah
61 Tak ingin memanjat naik
62 malam naas itu
63 Pergi
64 Masa Lalu
65 Masa lalu 2
66 Sabar dan Sholat
67 tekanan
68 Nidia maafkan aku
69 Hanya Nidia
70 Mari kita menikah
71 Memangnya kamu punya duplikat?
72 Lamaran
73 Lamaran 2
74 Pangeran berkuda putih
75 Dia Mutiara kami yang berharga
76 Suratan Takdir
77 Pilihan
78 Bukan untukku tapi untuk Haikal
79 Menghancurkan yang tersisa
80 50 keping Dinar
81 Hari yang panjang
82 Istri Kesayangan
83 Malam pertama
84 Prangko dan sampul suratnya
85 Kau adalah putriku
86 suamimu yang tampan
87 Pertemuan
88 istriku sangat cengeng
89 pernikahan dadakan
90 Rujak
91 Doa Malam
92 Kabar tak terduga
93 Cemburu
94 Bakso
95 Kejutan dan Sambutan
96 Apakah dia bergerak?
97 Harapan
98 Mari pulang kerumah besar
99 Makan Malam
100 Hari yang buruk
101 Jangan bertengkar didepan bayi kami
102 Maukah menjadi rumahku?
103 mengabaikan
104 Aku Mencintaimu
105 Celaan
106 Mari Berusaha
107 Kesayangan Nenek
108 Liontin
109 Dia yang terbaik
110 Keputusan Nyonya Besar
111 Nyonya Muda ada di gerbang lagi
112 Demam
113 Berita
114 Pasien Rumah sakit
115 Apa kamu yang melakukannya?
116 Malam tanpa pelukannya
117 Apa kau ingin membuatku mati muda?
118 Maafkan aku
119 Jangan terlalu baik padaku
120 Berlari pulang untukmu
121 Sudah terlambat untuk menyesal
122 memarahi atau memberi restu?
123 tetap sehat untuk menjaga mereka
124 Kunjungan pertama
125 Perusahaan Jasa Pengiriman
126 Pengajian 1
127 Pengajian 2
128 Kisah Sebuah mantel dan kesialan
129 Ini Menyangkut dirimu
130 Rumah Sakit
131 Mencintainya dengan sungguh-sungguh
132 Bos Nyonya Kecelakaan
133 Kondisinya kritis
134 Sebuah keajaiban
135 Dia Koma
136 Menitipkan putra kalian yang sehat
137 Ternyata memang salahku
138 Biar aku yang membersihkannya
139 Namanya Habibi
140 Pertolongan kecil
141 Mereka menangis untuknya
142 untuk menebus masa lalu
143 Wanita yang hebat dan ibu yang kuat
144 Sembilan puluh sembilan persen
145 Bertemu setelah sekian lama
146 Wanita Tua dengan seorang Bayi
147 Aku tidak menjual cucuku
148 Seperti memiliki dua cucu
149 bukan hanya baik tapi benar-benar berhati mulia
150 Ayah dan Bunda
151 salam Penulis
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Rumah Sakit
2
Rumah Sakit 2
3
Namanya Nidia Ariska Putri
4
Kontrak Kerja
5
Kontrak Kerja 2
6
Kontrak Kerja 3
7
Bu Saraswati
8
Apakah Dia Cemburu?
9
Bisakah Kita Berteman?
10
Berkemas 1
11
Berkemas 2
12
Pakai Sabukmu
13
Selamat Datang di Rumah Kita
14
Apakah Aku salah masuk Kamar?
15
Itu Semua Milikmu
16
Itu Semua Milikmu 2
17
Rumah ini Penuh dengan CCTV
18
Rumah ini Penuh dengan CCTV 2
19
Rumah ini Penuh dengan CCTV 3
20
Rumah ini Penuh dengan CCTV 4
21
Selusin Pakaian Renang
22
Selusin Pakaian renang 2
23
Secangkir Kopi dimalam Hari
24
Secangkir Kopi dimalam Hari 2
25
Membuat untuk diri sendiri
26
Kopinya Terlalu Manis
27
Apa indra perasanya bermasalah?
28
Carikan satu untukku
29
Panggilan Safira
30
Pesta
31
Pesta 2
32
Bagaimana Kabarmu?
33
Kehangatan Kata di tengah Malam
34
Kehangatan Kata di tengah Malam 2
35
Pertemuan Yang Tak Di Inginkan
36
Pertemuan Yang Tak di Inginkan 2
37
Pertemuan Yang Tak di Inginkan 3
38
Pertemuan Yang Tak di Inginkan 4
39
Kita Tidak di Takdirkan untuk berjodoh
40
Menangislah Jika itu Membuatmu Lega
41
Terima Kasih Untuk Hari ini
42
Sebuah Kebetulan?
43
Pria itu menemui wanitamu
44
Dia Gadis yang menjadi Kompas dan Oborku
45
Kalian berdua memang kejam
46
Tamu tak di Undang
47
Pelukan
48
Mengganti Sofa
49
Dia sangat rewel
50
Rumah Besar
51
Dia membayar Penuh
52
Tentang Reyfan
53
Tentang Reyfan 2
54
Tentang Reyfan 3
55
Apa Kau Merindukan ku?
56
Kembali Ke Rumah Besar
57
Harum Manis
58
Rencana
59
Masa lalunya seperti masa laluku
60
Berubah
61
Tak ingin memanjat naik
62
malam naas itu
63
Pergi
64
Masa Lalu
65
Masa lalu 2
66
Sabar dan Sholat
67
tekanan
68
Nidia maafkan aku
69
Hanya Nidia
70
Mari kita menikah
71
Memangnya kamu punya duplikat?
72
Lamaran
73
Lamaran 2
74
Pangeran berkuda putih
75
Dia Mutiara kami yang berharga
76
Suratan Takdir
77
Pilihan
78
Bukan untukku tapi untuk Haikal
79
Menghancurkan yang tersisa
80
50 keping Dinar
81
Hari yang panjang
82
Istri Kesayangan
83
Malam pertama
84
Prangko dan sampul suratnya
85
Kau adalah putriku
86
suamimu yang tampan
87
Pertemuan
88
istriku sangat cengeng
89
pernikahan dadakan
90
Rujak
91
Doa Malam
92
Kabar tak terduga
93
Cemburu
94
Bakso
95
Kejutan dan Sambutan
96
Apakah dia bergerak?
97
Harapan
98
Mari pulang kerumah besar
99
Makan Malam
100
Hari yang buruk
101
Jangan bertengkar didepan bayi kami
102
Maukah menjadi rumahku?
103
mengabaikan
104
Aku Mencintaimu
105
Celaan
106
Mari Berusaha
107
Kesayangan Nenek
108
Liontin
109
Dia yang terbaik
110
Keputusan Nyonya Besar
111
Nyonya Muda ada di gerbang lagi
112
Demam
113
Berita
114
Pasien Rumah sakit
115
Apa kamu yang melakukannya?
116
Malam tanpa pelukannya
117
Apa kau ingin membuatku mati muda?
118
Maafkan aku
119
Jangan terlalu baik padaku
120
Berlari pulang untukmu
121
Sudah terlambat untuk menyesal
122
memarahi atau memberi restu?
123
tetap sehat untuk menjaga mereka
124
Kunjungan pertama
125
Perusahaan Jasa Pengiriman
126
Pengajian 1
127
Pengajian 2
128
Kisah Sebuah mantel dan kesialan
129
Ini Menyangkut dirimu
130
Rumah Sakit
131
Mencintainya dengan sungguh-sungguh
132
Bos Nyonya Kecelakaan
133
Kondisinya kritis
134
Sebuah keajaiban
135
Dia Koma
136
Menitipkan putra kalian yang sehat
137
Ternyata memang salahku
138
Biar aku yang membersihkannya
139
Namanya Habibi
140
Pertolongan kecil
141
Mereka menangis untuknya
142
untuk menebus masa lalu
143
Wanita yang hebat dan ibu yang kuat
144
Sembilan puluh sembilan persen
145
Bertemu setelah sekian lama
146
Wanita Tua dengan seorang Bayi
147
Aku tidak menjual cucuku
148
Seperti memiliki dua cucu
149
bukan hanya baik tapi benar-benar berhati mulia
150
Ayah dan Bunda
151
salam Penulis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!