Di suatu ruangan yang beraromakan parfum segar khas seorang lelaki. Terlihat seorang pria sedang berbaring dengan earphone terpasang dikedua telinga nya.
Mata nya terpejam dan mulutnya berirama mengikuti aliran musik yang dia dengarkan.
Sejak malam tadi Arka tidak keluar dari kamar nya, hati nya sedang dilanda kegalauan tingkat provinsi.😆
Mood nya hancur dan rasa nya dia sudah tak semangat lagi untuk menjalani hidup nya.
Ternyata begitu sakit sekali rasa nya jatuh cinta.
Ini kali pertama nya dia merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama.
Padahal dia sendiri belum menyatakan perasaan nya pada Zainab, tapi rasa nya dia sudah seperti seorang kekasih yang sedang ditinggalkan pergi oleh kekasih nya demi lelaki lain.
Sungguh menyakitkan bagi diri nya.
Arka mematikan musik yang dia dengarkan. Kemudian dia menyandarkan diri nya di sandaran ranjang tempat tidurnya.
"Hmmm.. Ngomong-ngomong Bang Ahkam sudah menemukan Zainab apa belum ya?" Tanya Arka pada diri nya sendiri.
"Lebih baik aku memastikan nya sendiri." Ucap nya seraya menurunkan kedua kaki nya dari ranjang dan melangkah kan kaki nya menuju kamar mandi.
Setelah selesai membersihkan diri, Arka pun melangkah kan kaki nya keluar dari kamar nya untuk mencari abang nya.
Dengan cepat Arka melangkahkan kaki nya menuju kamar abang nya, tetapi pada saat Arka hendak masuk tiba-tiba seseorang menghentikan nya.
"Arka! Abang mu tak ada di dalam." Ujar Nyonya Ajeng yang tak lain adalah umi nya Arka.
"Kemana dia mi?" Tanya Arka seraya menghampiri umi nya.
"Dari semalam dia belum kembali, nak." Ucap nyonya Ajeng dengan raut wajah cemas.
"Apa? Berarti Zainab belum di temukan?" Tanya Arka terkejut saat mendengar ucapan umi nya.
"Sepertinya begitu sayang." Jawab nyonya Ajeng sendu.
"Tapi kau tenang saja, abi mu sudah memerintahkan beberapa anak buah abi untuk mencari Zainab sampai ketemu." Sambung nyonya Ajeng mencoba menenangkan Arka yang tampak khawatir.
"Kalau begitu aku akan mencari nya." Ucap Arka seraya melangkah kan kaki nya menuju mobil sport nya untuk segera mencari Zainab.
"Berhati-hatilah nak!" Ucap nyonya Ajeng sedikit berteriak.
Dalam hati nya berkata..
"Mengapa dia terlihat begitu khawatir dan perduli dengan Zainab? apa jangan-jangan..." Seketika nyonya Ajeng membulatkan mata nya dan mulut nya menganga. Dengan cepat dia menutup mulut nya dengan kedua tangan nya.
Sepertinya dia baru menyadari akan perasaan Arka pada Zainab.
Mengingat kejadian semalam saat suami nya memerintahkan Ahkam untuk menikahi Zainab tiba-tiba saja Arka berlalu meninggalkan mereka begitu saja.
Jadi semakin besar kecurigaan nya pada perasaan putra bungsu nya itu. Dia pun jadi penasaran apa yang sebenarnya Arka tutupi dari dirinya.
Sementara itu seperti kekhawatiran yang dirasakan oleh Arka dan kedua orang tua nya, begitu pula kekhawatiran yang di rasakan oleh Fitri dan Santi selaku sahabat baik Zainab.
Kedua wanita itu tak bisa tidur dengan nyenyak dan tak berselera makan.
Hati dan fikiran nya masih tertuju pada sahabat baik mereka yaitu Zainab.
"San.. gua takut terjadi apa-apa dengan Zain." Ucap Fitri sendu.
"Gua juga takut Fit. Tapi kita serahkan semua nya pada Allah. Semoga saja Allah selalu melindungi Zainab dimana pun dia berada." Ucap Santi menghibur sahabat nya.
Di rumah sakit...
"Nona.. Segera lah sarapan dan setelah itu jangan lupa obat nya di minum ya." Ucap seorang suster pada Zainab yang sudah kembali duduk bersandar pada sandaran tempat nya berbaring.
"Baik sus. Terimakasih." Ucap Zainab seraya tersenyum manis.
Suster itu pun tersenyum dan berkata pada Ahkam.
"Tuan, bantu suapi istri tuan agar bisa dengan mudah menghabiskan sarapan nya. Permisi!" Ucap suster itu sebelum dia pergi meninggalkan kedua manusia yang saling kebingungan.
"Istri?" Ucap kedua nya pelan.
Ahkam pun mengacak rambut nya frustasi. Pasal nya dia sendiri yang mengakui bahwa dia adalah suami Zainab. Jadi mau tidak mau pasti suster tadi akan beranggapan bahwa mereka adalah pasangan suami istri.
"Shittt!" Dengus Ahkam kesal.
Ahkam pun mengahampiri Zainab dan duduk di sisi ranjang.
"Berikan sendok nya pada ku!" Ucap Ahkam dingin.
"Tidak tuan! Saya bisa melakukan nya." Tolak Zainab.
"Bisa tidak kau tak usah keras kepala!" Ujar Ahkam mulai kesal.
Melihat tatapan Ahkam yang seperti akan menerkam nya saat itu juga, dengan pelan Zainab menyodorkan sendok yang dia pegang ke hadapan Ahkam.
Ahkam pun meraih sendok nya dan dengan cepat dia menyendok bubur yang masih hangat itu.
Ahkam menyodorkan sesendok bubur ke mulut Zainab yang masih tertutup rapat.
"Buka mulutnya!" Perintah Ahkam.
Zainab pun membuka mulutnya perlahan dan suapan demi suapan bubur telah lolos masuk kedalam perutnya.
"Sudah tuan! Saya sudah kenyang." Ucap Zainab saat Ahkam akan menyuapi nya lagi.
"Hei.. habiskan! Lihat ini masih banyak!" Ucap Ahkam seraya mengaduk bubur yang tinggal setengah lagi.
"Sudah tuan!" Tolak Zainab seraya mengelap bibir nya menggunakan tissue.
"Ck! Kau ini!" Dengus Ahkam kesal seraya meletakan kembali mangkuk bubur yang masih tercium wangi itu.
Tiba-tiba cacing di perut Ahkam berbunyi.
"Kruweeeekkk.."
Seketika wajah Ahkam merah padam dan Zainab tertawa kecil melihat tingkah Ahkam.
"Kau mentertawa kan aku?" Ujar Ahkam merasa tersinggung.
"Tidak tuan. Sudah cepat di beri makan peliharaan tuan agar tidak ribut lagi." Ucap Zainab sedikit mengejek.
"Kau! Akan ku habiskan bubur dan buah-buahan ini!" Ucap Ahkam seraya meraih bubur dan menyuapkan sesendok bubur ke dalam mulut nya hingga habis tak tersisa.
"Kau benar-benar seperti tidak makan selama satu minggu tuan." Goda Zainab sambil terkekeh.
"Kau! Berani nya kau mengatai ku! ini semua gara-gara kamu!" Ujar Ahkam kesal.
Zainab hanya terkekeh dan tidak menanggapi ucapan Ahkam.
Seketika Ahkam memperhatikan wajah Zainab yang sedang tertawa riang.
"Sungguh manis." Ucap nya dalam hati dan tanpa dia sadari sebuah senyuman mengembang di wajah nya.
Ahkam masih memandangi wajah cantik Zainab.
Sementara Zainab dibuat salah tingkah oleh tatapan Ahkam.
Dengan cepat Zainab menutup wajah Ahkam menggunakan sebuan bantal.
Senyum nya mengembang dan dia pun menyembunyikan wajah nya menahan malu.
Ahkam tersadar dari lamunan nya dan dengan cepat dia mengalihkan pandangan nya.
Ahkam mengusap wajah nya frustasi.
"Ck! Sialan! Bisa-bisa nya gua memandangi wajah wanita menyebalkan ini." Gerutu nya dalam hati.
****
Jangan lupa like dan dukungan nya ya manteman.. 💝💝💝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Eva Dwi Ariyani
eeehhh tak kira visualnya.....
2021-09-16
0
Shafa Kamila
semoga g sprti cerita" yg lain. greget n emosi saat awal aja. tokoh yg traniaya mudh pasrah n jatuh cinta. rasanya jd hmbar thor.. msti ada prjuangn pd tokoh si pria,biar makin hidp ceritanya
2021-03-10
3
Ius cusi Novia
visualnya donk
2021-03-01
0