"Sayang.. Apa kau bahagia hari ini?" Ucap Chandra pada Sintia yang berbaring di dada bidang nya.
"Oh sayang aku sangat bahagia karena kau selalu memuaskan ku." Ucap Sintia manja.
Tangan nya terus mengelus pipi kekasih nya itu.
"Kau dengar sayang. Aku akan selalu membahagiakan kamu. Aku janji!" Ucap Chandra sambil mengelus rambut panjang Sintia.
"Ya.. aku percaya honey." Ucap Sintia seraya merubah posisi tidur nya.
"Tapi bagaimana Aku bisa merebut semua kekayaan tuan Ahmad sedangkan Ahkam sudah meninggal kan ku." Tutur Sintia.
"Tenang saja sayang. Kita masih punya banyak cara untuk menghancurkan keluarga itu, merebut semua kekayaan milik keluarga Ahkam!" Ucap Chandra meyakinkan Sintia.
Saat Chandra dan Sintia masih berada di satu ranjang dengan tanpa memakai sehelai benang pun, tiba-tiba terdengar suara bel berbunyi.
Seperti nya ada tamu tak di undang hari ini.
"Siapa yang datang sayang. Apa kau punya janji dengan seseorang?" Tanya Chandra pada kekasih nya.
"Tidak tahu honey. Aku pun tidak ada janji." Jawab Sintia.
"Baiklah biar aku saja yang membuka pintu. Kau berdiam diri saja di sini." Ujar Chandra sambil menyibakan selimut yang menutupi tubuh mereka yang telanjang bulat.
Chandra pun memakai pakaian nya kembali kemudian dia segera berlalu menghampiri pintu depan rumah Sintia.
"Ting noooong" Terdengar suara bel berbunyi beberapa kali.
"Yaaa! sebentar.!" Teriak Chandra.
Chandra pun membuka daun pintu tanpa ada rasa curiga sama sekali.
Saat dia telah membuka pintu dan betapa terkejut nya dia saat melihat siapa orang yang sudah berdiri tegak menatap dengan tatapan penuh api kemarahan.
"Ahkam.." Bisik Chandra.
Ahkam mengepalkan kedua tangan nya bersiap untuk segera melayangkan tinju ke wajah sahabat yang telah menghianati nya.
Mata nya melotot memancarkan api kemarahan yang amat dahsyat.
Rahang nya mengeras dengan sempurna, gigi atas dan gigi bawah nya mengadu saling bergesekan.
Dengan amarah yang sangat tinggi, tanpa basa-basi Ahkam melayangkan tinju nya tepat di wajah Chandra.
Mendapat serangan yang tiba-tiba membuat Chandra hilang keseimbangan dan tidak bisa melindungi diri nya.
Tubuh nya tersungkur ke belakang dan pada saat itu lagi-lagi Ahkam memukuli wajah Chandra tanpa ampun.
Emosi nya sudah meledak tak mampu dia padam kan.
Sementara itu Chandra sudah tak mampu lagi melawan karena dia sendiri sudah sangat lemah dan kesakitan.
Darah segar mengalir dari hidung nya. Wajah nya bonyok sudah tak terlihat ketampanan nya.
Chandra menyeka darah yang mengalir dari bibir nya.
Seringai licik mengembang di wajah nya.
"Apa kau puas Ahkam?" Tanya Chandra penuh tantangan.
"Ciiiih! Kalau bukan karena kau sahabat ku, aku tidak akan melakukan ini! Sudah ku pastikan kau langsung ku kirim ke neraka!" Ucap Ahkam penuh kemarahan.
"Hahahaha!" Chandra tertawa sambil berusaha untuk berdiri.
"Ternyata kau masih berbaik hati menganggapku sahabat." Ucap Chandra dengan nada mengejek.
"Tapi tidak untuk saat ini! Kau bukan lagi sahabat ku! Tapi kau adalah musuh ku!" Bentak Ahkam sangat marah.
Lagi-lagi Chandra tertawa mendengar ucapan Ahkam.
"Kau ini lucu sekali! Ternyata kau teramat bodoh! Padahal jika kau pintar maka kau pasti sudah menganggap aku sebagai musuh mu sedari dulu!" Ujar Chandra dengan seringai licik di wajah nya.
"Kauu... Takan ku ampuni!" Ahkam kembali melayang kan tinju nya tetapi pada saat itu dengan cepat Chandra menghindar sehingga membuat Ahkam hilang keseimbangan dan tersungkur membentur pintu.
Mendapat peluang bagus bagi Chandra, dengan cepat Chandra melayangkan tinju nya tepat mengenai wajah Ahkam.
Pada saat itu Ahkam lalai dan tidak menyadari serangan tiba-tiba dari Chandra.
Dengan cepat Ahkam berdiri dan hendak membalas pukulan Chandra padanya.
Tiba-tiba seseorang berteriak histeris melerai perkelahian di antara kedua sahabat itu.
"Stoooooop! Hentikan semua ini!" Teriak Sintia histeris saat melihat adegan saling tinju antara kekasih dan mantan nya.
Kedua nya pun menghentikan kegiatan mereka.
Dengan cepat Sintia menghampiri Ahkam dan memeluk nya, tapi pada saat itu Ahkam melepaskan pelukan Sintia dengan kasar.
"Honey.. apa kau baik-baik saja?" Tanya Sintia pada Ahkam. Akting nya mulai dia lakukan kembali.
Ahkam tersenyum sinis.
"Ciih! Kau tak usah berpura-pura perduli kepadaku. Urusi saja kekasih mu yang tampan itu!" Ucap Ahkam sinis.
"Honey.. Aku bisa jelaskan semua nya. Jadi dengarkan penjelasan ku dulu." Ucap Sintia penuh permohonan.
"Aku sudah muak dan jijik pada kalian! Jadi sebaik nya kalian segera menikah dan enyahh lah dari negara ini!" Ucap Ahkam penuh kemarahan.
"Kau tenang saja bro! Aku pasti akan menikahinya, karena dia hanya mencintai ku. Bukan diri mu!" Ujar Chandra penuh percaya diri.
"Diam kau Chandra!" Bentak Sintia pada kekasih nya. Saat ini dia benar-benar harus berakting agar dapat menarik hati Ahkam kembali pada nya.
"Ini semua gara-gara kamu yang sudah merayu ku!" Tuduh Sintia penuh sandiwara.
"Ciihhh! Dasar wanita ular!" Ucap Ahkam dalam hati.
"Terserah lah kau mau bilang apa! Aku sudah tak perduli lagi!" Ucap Ahkam seraya melangkah kan kaki nya menuju mobil milik nya.
"Tapi ingat! Kalian jangan pernah mengganggu kehidupan ku lagi. Kalau tidak, aku pasti akan membuat kalian menyesal." Ancam Ahkam pada Sintia dan Chandra.
"Honey.. Aku mohon dengarkan penjelasan ku dulu! Kau hanya salah faham." Ucap Sintia seraya berlari menghampiri Ahkam yang sudah masuk kedalam mobil nya.
"Jika aku tak mau lalu kau mau apa?" Ujar Ahkam seraya menyogok beberapa lembar uang ratusan ribu dari dalam dompet nya.
Sintia mematung tak menjawab apa-apa.
Pada saat itu Ahkam melemparkan beberapa lembar uang ratusan ribu tepat mengenai wajah Sintia.
"Uang itu untukmu, aku yang membayar mu hari ini menggantikan Chandra. Aku tahu kau tak pernah dapat apa-apa dari dia!" Ujar Ahkam penuh penghinaan.
Dengan cepat Ahkam menancapkan gas mobil nya.
Mendapat perlakuan seperti itu dari Ahkam membuat Sintia merasa sangat terhina.
Air mata nya mengalir membasahi kedua pipi nya.
Sementara itu Chandra segera berlari menghampiri Sintia dan berjongkok memunguti uang ratusan ribu yang dilemparkan oleh Ahkam.
"Wahh! Keberuntungan untuk kita sayang. Yuhuuuuu..!" Sorak Chandra bersemangat memunguti uang yang berhamburan di tanah.
Sementara itu Sintia merasa geram atas sikap Chandra yang mata duitan dan tidak bisa di ajak kompromi.
Tanpa menanggapi ucapan Chandra, Sintia segera berlalu meninggalkan Chandra yang masih sibuk dengan kegiatan nya memunguti beberapa lembar uang.
"Ciiihh! Dasar kau lelaki mata duitan. Tidak ada guna nya kau berada di kehidupan ku!" Dengus Sintia kesal.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Wilda Handayani
di bagiin aja ka biar ada yg liat
2020-12-29
5
Muhammadibnufadillah
😥😥😥😥😥😥😥 mana yg sehobi dgn ku
kok gk ada
2020-12-25
3