Setelah Ahkam meninggal kan Sintia dan Chandra dengan sangat puas karena dia sudah berhasil menghina kedua orang yang sangat licik itu.
Mobil nya terparkir di sebuah caffe pinggir jalanan ibu kota.
Dia memesan segelas mocachino dan sepotong cake kesukaan nya.
Dengan hati penuh kemenangan karena sudah puas menghajar Chandra hingga bonyok, Ahkam merayakan nya dengan menikmati secangkir mocachino yang rasa nya begitu nikmat.
Sesekali mata nya menerawang ke arah jalanan ibu kota.
Jalanan terlihat lumayan lancar karena hari ini bukan hari weekend.
Saat mata nya berfokus pada lingkungan caffe tersebut tiba-tiba kedua bola mata nya menangkap tiga sosok wanita yang tak asing bagi nya.
Yaa wanita itu adalah Zainab, Fitri dan Santi.
Mereka terlihat sedang membawa barang belanjaan masing-masing.
Masing-masing membawa dua pelastik besar yang satu di tangan kanan nya dan yang satu berada di tangan kiri.
Zainab dan kedua sahabat nya memang sedang bertugas untuk belanja kebutuhan anak-anak di pesantren.
Ketiga wanita itu nampak tengah kelelahan dan kepanasan.
Keringat bercucuran di setiap jengkal kulit tubuh mereka.
"Gaesss apa gak sebaik nya kita pakai taxi saja? Aku capek ni." Keluh Santi.
"Pakai taxi itu ongkosnya mahal Dut.. Kita kan gak boleh boros!" Ujar Fitri.
"Sudah-sudah gak usah ribut. Lebih baik kita ngadem dulu di parkiran caffe itu. Sekalian beli minuman dingin." Ajak Zainab pada kedua sahabat nya.
Fitri dan Santi menurut kemudian mereka beristirahat sejenak di bangku dekat caffe tersebut.
Tanpa mereka sadari dari dalam caffe ada sepasang mata yang memperhatikan gerak-gerik mereka bertiga.
Yaaa! Orang itu adalah Ahkam. Sedari tadi dia memperhatikan ketiga wanita yang sudah tidak asing lagi bagi nya.
Seringai nya mengembang di wajah tampan nya.
Sebuah ide konyol muncul dikepala nya.
Setelah menguyup mocachino yang sudah hampir dingin Ahkam segera melangkahkan kaki nya hendak keluar dari caffe tersebut.
Dengan wajah yang sedikit memar akibat mendapatkan sebuah tinjuan dari Chandra, dengan santai Ahkam berjalan menghampiri ketiga wanita tersebut.
"Ehem.." Ahkam berdehem memberi kode menandakan kehadiran nya.
Ketiga wanita itu langsung menolehkan wajah nya ke arah datang nya suara.
Saat ketiga nya tersadar atas kehadiran Ahkam, sontak saja mereka langsung berdiri dan tampak terkejut.
Terlihat raut ketakutan di wajah Zainab dan kedua sahabat nya.
Pasal nya mereka belum bisa melupakan kejadian tempo hari di taman komplex yang menimpa Zainab.
"Tuan Ahkam." Ucap mereka bersamaan.
Dengan cepat Zainab meraih barang belanjaan yang tadi dia taruh di paping blok. Kedua sahabat nya pun turut mengikuti Zainab, niat nya akan langsung kabur.
Tapi pada saat mereka akan melangkah kan kaki, dengan cepat Ahkam mencegah ketiga wanita itu.
"Heii tunggu dulu!" Cegah Ahkam sambil membuka kaca mata hitam nya.
Ketiga wanita itu pun refleks menghentikan gerakan nya.
"Apa kalian tidak pernah di ajarkan sopan santun?" Ucap Ahkam merendahkan ketiga wanita itu.
Ketiga wanita itu hanya menundukan kepala mereka.
Hanya saling menyenggol bahu satu sama lain meminta kesepakatan.
"Ehem.. Apa kalian fikir aku preman yang akan meminta uang kalian dengan paksa hah?" Ucap Ahkam sedikit membentak.
"Maaf tuan kami tidak bermaksud seperti itu." Ucap Santi yang paling berani.
"Dari pada akan berkelanjutan lebih baik gua kalem-kalemin aja lah si tuan songong ini." Ucap Santi dalam hati nya.
"Hmm begitu! Baiklah.. Saat ini aku memaklumi kalian." Ucap Ahkam.
Ketiga wanita itu menghela nafas lega.
"Apa kalian akan kembali ke asrama?" Tanya Ahkam pura-pura lembut.
"Iya tuan." Jawab ketiga wanita itu.
"Kebetulan! Aku juga akan pulang, jadi bagaimana kalau kalian ikut dengan ku? Anggap saja hari ini hari keberuntungan kalian." Ajak Ahkam pura-pura iba.
Ketiga wanita itu saling bertatap-tatapan dan memberikan isyarat melalui mata mereka.
Akhirnya mereka pun turut masuk kedalam mobil milik Ahkam.
Sedari tadi Zainab tak mengeluarkan sepatah kata pun.
Fitri dan Santi sudah masuk duluan di kursi penumpang belakang kursi pengemudi.
Saat giliran Zainab hendak menaikan kaki nya menyusul kedua sahabatnya, tiba-tiba Ahkam menghentikan nya.
"Heii.. Suruh siapa kau duduk di bangku belakang?" Tanya Ahkam sinis.
Santi dan Zainab terkejut mendengar ucapan Ahkam yang membuat mereka bertanya-tanya.
Zainab pun memundurkan langkah nya dan menundukan kepala nya.
"Kau.. Si wanita, ah entah siapa nama mu. Kau duduk di bangku depan." Perintah Ahkam pada Zainab.
Seketika ketiga wanita itu terkejut dan saling pandang.
"Ada angin dari mana ini?" Seolah semua nya berkata seperti itu.
"Heii apa kau tuli?" Bentak Ahkam.
"Iii.. iya, maaf tuan." Ucap Zainab terbata. Kemudian dia menaikan kaki nya ke bangku depan samping pengemudi.
Ahkam bersorak dalam hati.
"Yeah! satu ikan telah masuk kedalam perangkap gua!" Ucap nya penuh kemenangan.
Ahkam pun menyalakan mesin mobilnya. Dengan seringai di wajahnya dia menancapkan gas mobil nya.
Ketiga wanita itu hanya terdiam tak berani mengeluarkan sepatah kata pun.
Pada saat mereka sudah di pertengahan jalan. Jarak menuju asrama masih lumayan jauh, dengan seringai licik Ahkam mulai menjalan kan misi nya.
Tiba-tiba saja Ahkam menghentikan laju mobil nya tepat di depan minimarket.
"Hei kau.. Tolong belikan Aku sebotol minuman dingin. tenggorokan ku kering sekali." Ucap Ahkam memerintahkan Zainab untuk membelikan nya minuman dingin.
Zainab pun menurut kemudian dia membuka pintu mobil yang di tumpangi nya. Dengan cepat Zainab melangkah turun dari mobil menuju minimarket yang tak berapa jauh dari tempat nya berhenti.
*****
Haii gaes.. jangan lupa sodaqoh like nya yak.. Dan sodaqoh tip buat aku..
#KomentarmuSemangatku 💝💝💝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
꧁༺Asyfa༻꧂
jng bilang jaenab mau ditinggalin🤔
2021-01-03
2
Joemiati
duuh gregetan bngt sm si ahkam
2020-12-31
1
Muhammadibnufadillah
❤❤❤❤❤❤ utk u thor
semangat
2020-12-25
0