Zainab masih melambaikan tangan nya dalam kesadaran yang masih tersisa.
Saat bayangan buram lelaki itu mendekati nya, saat itu juga kesadaran Zainab sudah benar-benar menghilang.
Hanya kegelapan yang dia lihat.
Sementara Ahkam kebingungan melihat wanita yang berada dihadapan nya.
Apa yang harus dia lakukan saat ini? Wanita itu seperti nya sudah tak sadarkan diri.
Ahkam mengacak rambut nya frustasi. Di satu sisi dia sangat kesal pada wanita yang ada dihadapan nya, tetapi di sisi lain dia juga merasa iba melihat kondisi wanita itu.
Dengan terpaksa akhirnya Ahkam membopong tubuh Zainab membawa nya masuk kedalam mobil nya.
Membaringkan wanita itu di kursi penumpang.
"Sial! Badan nya sangat panas sekali. Wajah nya pucat, bisa-bisa gua kena marah lagi sama nyokap dan bopak gua." Ucap Ahkam kesal.
Tanpa berfikir panjang Ahkam pun melajukan mobil nya menuju rumah sakit terdekat.
"Membawa nya ke rumah sakit seperti nya akan lebih baik bagi nasib gue." Fikir Ahkam.
Saat Ahkam telah sampai ke rumah sakit yang dia tuju, dengan cepat Ahkam membopong tubuh mungil Zainab.
"Sus.. suter.. tolong saya sus. Tolong segera periksa wanita ini." Teriak Ahkam pada seorang perawat di rumah sakit itu.
Beberapa perawat perempuan dan laki-laki pun dengan cepat membawa Zainab ke ruang UGD.
Ahkam hanya terduduk dengan keadaan yang kacau.
Sudah pasti dia sangat disalahkan oleh kedua orang tua nya.
Mengingat kondisi Zainab yang sangat memprihatinkan membuat nya sangat yakin jika kedua orang tua nya akan marah besar terhadap nya.
"Siaaal!" Maki nya sambil mengacak rambut nya frustasi.
Ahkam pun menundukan kepala nya dalam-dalam.
Terbersit sedikit rasa bersalah terhadap Zainab atas perlakuan nya.
Dengan setia Ahkam menunggu hasil pemeriksaan dari dokter yang sedang memeriksa Zainab.
Rasa ngantuk sudah menyerang nya sedari tadi. Hawa dingin di rumah sakit membuat nya sedikit menggigil.
"Shittt! Apa mereka masih lama memeriksa wanita itu." Dengus nya kesal.
Pasal nya dia sudah sangat tidak nyaman dan ingin segera menghisap rokok nya untuk sedikit menghilangkan rasa penat di otak nya.
Tak lama berselang, seorang perawat keluar dari ruangan itu dan mencari keberadaan seseorang yang membawa Zainab kesana.
"Permisi tuan.. Apa tuan suami dari pasien yang barusan kami tanganin?" Tanya suster itu ramah.
Ahkam linglung dan gugup, bingung harus menjawab apa.
Dengan refleks dia menjawab suster itu dengan ekspresi yang kepanikan.
"Ii.. iya iya.. saya suami nya." Jawab Ahkam sedikit gugup.
"Baiklah.. Pasien akan kami pindahkan keruangan rawat inap. Kondisi nya sangat buruk saat ini, jadi sebaik nya pasien harus dirawat terlebih dahulu." Ucap suster itu memberi penjelasan pada Ahkam.
Ahkam hanya mengangguk dan kemudian suster itu berlalu meninggalkan Ahkam yang masih kebingungan.
"Apa yang gua lakukan? kenapa gua malah mengaku sebagai suami nya. Sial!" Dengus Ahkam kesal.
Tak lama Zainab pun dipindahkan ke ruangan rawat inap.
Kesadaran nya belum kembali, jarum infus terpasang di tangan nya.
Ahkam hanya menundukan kepala nya tak tahu harus berbuat apa saat ini.
Sementara itu di tempat lain.
Saat Arka pergi berlalu meninggalkan kedua orang tua dan abangnya.
Dengan perasaan yang campur aduk Arka pun memilih untuk menenangkan dirinya di atas balkon rumah nya.
Sesekali dia meninju lantai tanpa memperdulikan rasa sakit nya.
"Ada apa dengan hati ku ini? Apa aku benar-benar mencintai nya?" Tanya Arka pada dirinaya sendiri.
Arka tak bisa membohongi perasaan nya, saat ini dia memang sangat cemburu dan kecewa.
Kenapa Ahkam yang harus menikah dengan Zainab? Kenapa bukan dirinya? yang sudah jelas begitu mencintai wanita itu.
Seakan dunia ini tak adil bagi nya.
Arka berteriak frustasi.
Saat benih-benih cinta sudah tumbuh subur dihati nya, seketika seseorang menyiramkan racun pada benih-benih cinta nya.
Di rumah sakit..
Di atas sebuah pembaringan yang tak begitu besar, Zainab masih berbaring lemah di atas kasur.
Perlahan tangan nya mulai bergerak dan kedua kelopak mata nya mulai terbuka secara perlahan.
Dilihat nya pemandangan yang ada dihadapan nya, yang pertama dia lihat adalah langit-langit kamar yang bercatkan warna crem.
Zainab menolehkan kepala nya ke kanan dan ke kiri.
Seketika jantung nya langsung berdetak kencang saat mata nya menangkap sesosok lelaki yang sedang tertidur di atas sofa.
Zainab melirikan kedua bola mata nya mengamati ruangan tersebut, saat tangan nya dia gerakan seketika ada sedikit rasa sakit yang membuat nya merintih.
"Auuuw.." Zainab mengangkat tangan nya untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi pada nya.
Saat mata nya melihat jarum infus telah terpasang di tangan nya, seketika Zainab terkejut dan menarik nafas nya berat.
apa yang terjadi dengan ku? Dan kenapa lelaki itu ada di sini? Apa dia yang telah membawa ku kesini?
Zainab bertanya-tanya dalam hati nya.
Seketika cacing yang berada di dalam perutnya berbunyi.
"Kruweeeekkk" Rasa lapar kembali menyerang nya.
Zainab memegangi perut nya dan melirik jam yang menempel di dinding.
Waktu sudah menunjukan pukul lima pagi.
Dengan susah payah Zainab mencoba menyandarkan punggung nya pada sandaran tempat ia berbaring.
"Tenggorokanku kering sekali." Ucap Zainab pelan.
Tangan kanan nya mencoba meraih segelas air mineral yang terletak di atas meja kecil samping tempat tidur nya.
Setelah Zainab mendapatkan nya dia pun segera meneguk air mineral yang sangat segar membasahi tenggorokan nya.
Sementara Ahkam masih terlelap dalam tidurnya, sepertinya dia lumayan kelelahan dari semalam tak bisa tidur.
Mata nya mulai terpejam saat menjelang waktu subuh.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
muthia
cetitax bagus semoga g di gantung ya thor
2021-03-08
0
Fania Imuetz
next
2021-01-29
0