Zainab terus melangkah kan kaki nya tanpa menaruh rasa curiga sedikit pun.
Setelah apa yang Ahkam ingin kan sudah Zainab dapatkan, Zainab pun kembali melangkah kan kaki nya menuju mobil yang dikendarai oleh Ahkam.
Namun pada saat Zainab sudah hampir sampai mendekat ke arah mobil, tiba-tiba saja mobil yang dikendarai Ahkam melaju dengan kencang. Meninggalkan Zainab begitu saja.
Zainab pun terkejut dan berteriak.
"Heii tunggu!" Teriak Zainab seraya berlari mengejar mobil yang tadi di tumpangi nya.
Mobil terus melaju dengan cepat hingga Zainab sudah tak sanggup lagi untuk berlari mengejar mobil yang dikendarai oleh Ahkam.
Lutut nya lemas dan air mata nya mulai mengalir di kedua pelupuk mata nya.
Zainab pun tertunduk lesu.
Mengutuki kebodohan nya yang dengan mudah di permainkan oleh Ahkam.
"Ya Allah.. Tega sekali lelaki itu. Sekarang aku harus bagaimana.." Ucap nya sendu dengan air mata yang masih menetes.
Sementara itu didalam mobil.
Santi dan Fitri tak kalah terkejut nya saat dengan tiba-tiba Ahkam melajukan kendaraan nya dengan cepat.
Tanpa berucap apa-apa dia langsung mengunci pintu mobil dan dengan cepat melajukan mobil nya.
"Zainabbb!" Teriak Fitri dan Santi saat melihat Zainab yang berlari mengejar mobil yang mereka tumpangi.
"Tuan.. tolong berhentikan kami di sini. Biarkan kami pulang dengan sahabat kami." Pinta Fitri penuh permohonan.
Ahkam hanya tersenyum sinis dan tidak menanggapi permohonan Fitri.
"Tuan.. Saya mohon.. Kasihan Zainab. Lebih baik kami turun saja!" Ucap Santi yang sama-sama memelas penuh pengharapan.
"Diam kalian!" Bentak Ahkam yang mulai kesal.
"Ini semua balasan untuk sahabat kalian yang sok jual mahal itu!" Maki Ahkam penuh emosi.
Fitri dan Santi hanya bisa menundukan kepala mereka dan saling berpelukan. Air mata kedua wanita itu mulai mengalir membasahi pipi mereka.
Perasaan khawatir dan kasihan terhadap Zainab yang ditinggalkan begitu saja oleh Ahkam hanya bisa mereka ucapkan melalui air mata yang mengalir begitu saja.
"Maafkan Aku Zain.." Mungkin kedua wanita itu mengatakan hal yang sama di dalam hati mereka.
Sementara itu Zainab masih terduduk lesu sambil meratapi nasib nya.
Sesekali dia mengusap air mata nya menggunakan jilbab yang dia kenakan.
"Ya Allah.. Aku tidak tahu arah jalan pulang. Kalau naik angkot pun Aku sudah tak pegang uang sepeser pun." Ucap Zainab lirih.
Pasal nya dia begitu kebingungan harus pulang dengan cara apa. Sedangkan diri nya sudah tak mempunyai uang. Uang sisa belanja tadi dia taruh di dalam tas yang dibawa oleh Fitri.
Akhirnya dengan kesedihan dan kebingungan yang begitu mendalam, Zainab pun terpaksa melangkah kan kaki nya yang entah kemana arah tujuan nya.
Dia berharap akan ada keajaiban yang Allah berikan pada nya.
Pasal nya dia sendiri benar-benar tidak tahu arah jalan pulang menuju asrama yang ia tempati.
Zainab terus melangkah kan kaki nya, pegal dan lelah itu yang dia rasakan.
Adzan ashar sudah berkumandang di setiap tempat peribadahan umat muslim.
"Alhamdulillah.. Sebaik nya aku mencari mushola untuk sembahyang ashar. Sekalian beristirahat sebentar." Bisik Zainab pada diri nya sendiri.
Zainab pun terus melangkah mencari mushola terdekat yang bisa digunakan untuk diri nya sembahyang dan beristirahat.
Mata nya melirik ke kanan dan ke kiri untuk mencari sebuah mushola.
Tak berapa lama dia pun menemukan mushola yang cukup ramai oleh penduduk sekitar.
Dengan cepat Zainab melangkah kan kaki nya menuju mushola yang tak jauh dari nya.
Sementara itu di dalam mobil..
Tak henti-henti nya kedua wanita itu menangis dan kembali memohon kepada Ahkam untuk membawa Zainab pulang bersama nya.
Karena dia sangat khawatir dan iba terhadap Zainab.
Di tambah pasti saat mereka telah sampai ke asrama, Para pembimbing disana pasti akan menanyakan keberadaan Zainab.
Sedangkan mereka tidak bisa pulang bersama nya.
"Tuan.. Saya mohon tuan!" Pinta Santi lagi.
"Tuan.. Jika kami tak membawa Zainab pulang bersama kami, maka nanti kami akan di tanya dan di hukum karena telah meninggalkan Zainab." Ujar Fitri penuh pengharapan.
"Hahahaa.." Tiba-tiba Ahkam tertawa terbahak-bahak.
"Itu semua urusan kalian! Dan dengar! Jika kalian berani mengadu pada kedua orang tua saya, maka saya tidak akan segan-segan terus menyakiti sahabat kalian itu!" Ancam Ahkam pada Santi dan Fitri.
Kedua wanita itu semakin ketakutan dan panik saat mendengar ucapan Ahkam.
Apa yang harus mereka lakukan??
Hanya berucap maaf pada Zainab di dalam hati mereka.
Kedua wanita itu saling berpelukan dan tidak berani berbicara.
"Heii apa kalian mengerti?" Tanya Ahkam sedikit membentak.
"Mengerti tuan." Ucap kedua wanita itu.
"Berhenti memanggil ku dengan sebutan tuan!" Bentak Ahkam.
Santi dan Fitri saling berpandang-pandangan.
"Lalu kami harus memanggil tuan dengan sebutan apa?" Tanya Fitri takut-takut.
"Panggil saja Ahkam. Atau Bang Ahkam, atau.. ahh terserahlah kalian mau panggil apa asalkan jangan panggil tuan. Karena saya masih muda!" Ujar Ahkam.
Kedua wanita itu mengangguk mengiyakan.
Dalam hati Santi berkata.
"Kau pantas ku panggil dengan sebutan Pria tampan tak punya hati!" maki Santi dalam hati.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Hafista
ahkam skrg km berbuat kejam pd zainab tp suatu saat km akan merasakan kebucinan terhadap zainab dasar laki" sombong, lanjut thor
2021-05-19
0
Atik Karyati
sebaiknya jangan gunakan kata SEMBAHYANG tapi pake jata SHOLAT
2021-02-11
5
🌹Dina Yomaliana🌹
10 like mendarat kakak💞💞💞
2021-01-27
0