Dikediaman tuan Ahmad..
Pagi-pagi sekali tuan Ahmad dan istri nya terlihat sudah tak sabar ingin menemui Ahkam.
Apakah dia berhasil membawa pulang Zainab atau malah sebalik nya?
Kedua orang itu dengan antusias melangkah kan kaki mereka hendak menemui Ahkam di kamar nya.
Pada saat mereka mengetuk pintu kamar Ahkam, tak ada jawaban dari dalam.
Beberapa menit mereka menunggu tetap saja tak ada tanda-tanda sang pemilik kamar berada di dalam nya.
"Sudah kita lihat saja kedalam, Abi." Ajak nyonya Ajeng pada suami nya.
"Baiklah!" Ucap tuan Ahmad seraya membuka daun pintu yang kebetulan tidak dikunci.
Mereka pun langsung melangkah kan kakinya memasuki kamar putra sulung nya itu.
Tetapi pada saat mereka telah masuk ke dalam, ruangan nampak kosong. Sepre dan selimut masih tertata rapi, bahkan lampu kamar pun masih menyala.
"Tidak ada siapa-siapa Mi." Ucap tuan Ahmad pada istri nya.
Mata nya berkeliling mencari keberadaan makhluk yang menyebalkan itu.
"Iya Bi, sepertinya Ahkam belum pulang dari semalam." Ucap nyonya Ajeng seraya membuka hordeng dan mematikan lampu.
"Itu artinya dia belum berhasil mencari keberadaan Zainab." Ujar tuan Ahmad penuh selidik.
"Bisa jadi seperti itu abi." Ucap nyonya Ajeng.
Kedua orang itu pun mencoba menghubungi putra sulung nya itu, namun ponsel milik Ahkam nampak nya tertunda di kamar nya dan pada saat itu juga berdering tanda panggilan masuk.
"Eh! Ponsel nya disini abi." Ujar nyonya Ajeng seraya meraih ponsel milik Ahkam yang tertunda.
"Ck! Bagaimana sih anak itu pakai gak bawa ponsel lagi." Gerutu tuan Ahmad kesal.
Akhirnya mereka pun keluar dari kamar Ahkam dan kembali ke kamar mereka.
Sementara itu di rumah sakit..
Nampak seorang wanita yang sedang terbaring lemah berusaha untuk bangun dari tidur nya.
Kantung kemih nya sudah terisi penuh dan dia ingin segera menumpahkan nya.
Di bangunkan nya lah badan nya pelan-pelan dan dia mencoba untuk menurunkan kedua kaki nya.
Namun pada saat dia ingin menapakan kaki nya tiba-tiba saja kepala nya pusing dan dia pun kembali mendudukan bokong nya di atas ranjang.
"Auuuwww.. kepalaku sakit sekali." Keluh Zainab seraya menepuk-nepuk jidat nya.
Pada saat itu juga Ahkam terbangun dari tidurnya saat mendengar suara Zainab.
Ahkam mengucek mata nya berkali-kali kemudian dia membangunkan tubuh nya seraya menoleh ke arah Zainab.
"Rupanya gadis itu sudah bangun." Ucap nya dalam hati.
"Eh tapi kenapa dia menepuk-nepuk jidat nya seperti itu? Lalu apa yang akan dia lakukan saat ini?" Ahkam bertanya-tanya dalam hati nya saat melihat Zainab masih dalam posisi yang tadi.
Sedangkan Zainab tidak menyadari Ahkam yang sudah bangun dan memperhatikan nya.
Zainab pun kembali berusaha untuk melangkah kan kakinya dengan tangan sebelah nya membawa cairan infus yang terpasang di tangan kiri nya.
Namun lagi-lagi kepala nya berdenyut dan Zainab pun kehilangan keseimbangan.
Seketika Zainab menyandarkan tubuh nya ke dinding saat kepala nya terasa berdenyut dan tubuh nya terasa lemas tak mampu untuk berjalan.
Pada saat Ahkam melihat itu tiba-tiba dirinya segera berlari dan menghampiri Zainab.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Ahkam penuh kekhawatiran.
Saat Zainab menyadari kehadiran Ahkam di dekat nya, Zainab menolehkan wajah nya dan..
"Tu.. Tuan Ahkam." Bisik nya pelan sekali.
"Ti..tidak! Jangan sakiti saya! tolong.. tolong.." Seketika Zainab berteriak histeris dengan raut wajah ketakutan. Trauma mungkin yang dia rasakan saat melihat wajah Ahkam yang menurutnya sangat menyeramkan.
Sementara Ahkam dibuat linglung oleh nya.
Dengan cepat Ahkam menutup mulut Zainab agar tidak berteriak meminta tolong, bisa-bisa orang yang mendengar teriakan Zainab akan salah faham pada nya.
"Syuuuttt.. Diam kau gadis menyebalkan!" Ucap Ahkam dengan tangan masih menutup mulut Zainab.
"Mmmm..mmmm..." Sedangkan Zainab tidak bisa melawan karena kondisi nya yang sangat lemah sekali.
"Tenang dulu! Kau jangan salah faham padaku. Aku tidak akan mencelakai mu." Ucap Ahkam menenangkan Zainab yang terlihat ketakutan.
"Kau dengar! Siapa yang membawa mu kemari jika bukan aku? Jadi berhentilah berteriak. Jangan membuat kegaduhan di rumah sakit ini!" Ujar Ahkam sedikit memberi penjelasan pada Zainab agar bisa mengerti.
"Apa kau mengerti?" Tanya Ahkam memastikan.
Zainab mengangguk dan tak lagi bersuara.
Ahkam pun melepaskan tangan nya dari mulut Zainab.
Zainab pun terbatuk dan membuang wajah nya ke samping.
"Ehem.. apa yang akan kau lakukan?" Tanya Ahkam tanpa menatap wajah pucat Zainab.
Rasa kesal nya masih tersimpan pada Zainab.
"Saya ingin buang air kecil tuan." Jawab Zainab pelan.
"Apa kau butuh bantuan ku?" Tanya Ahkam lagi.
"Tidak tuan." Jawab Zainab singkat.
"Ck! Bukan saja kau wanita sok jual mahal, tetapi kau juga wanita yang sombong." Hina Ahkam kesal.
"Berhenti menghina saya seperti itu tuan." Ucap Zainab kesal.
"Lihat! Dalam situasi seperti ini kau masih saja ngotot pada ku. Apa kau tidak tahu cara nya berterima kasih? Harus nya kau berterima kasih padaku karena aku telah membawa mu kemari. Kalau tidak ku bawa saat itu juga, ku pastikan kau sudah pergi ke alam akhirat!" Ucap Ahkam penuh kesombongan.
Seketika jantung Zainab seakan hampir jatuh dan rasanya sangat sakit mendengar ucapan kasar dari Ahkam.
Air mata nya mengalir dan dia tak kuasa menahan tangis.
"Jika saat itu kau memberikan pilihan untuk ku. Maka aku akan memilih untuk tetap disituasi seperti itu agar aku cepat bertemu dengan ibu dan bapak ku di syurga sana." Ucap Zainab dengan deraian air mata.
Seketika Ahkam terdiam mencerna ucapan Zainab.
Dengan tangan yang bergetar Zainab mengusap air mata yang mengalir membasahi pipi mulus nya.
Seketika Ahkam terenyuh melihat wanita di hadapan nya. Ada sedikit rasa penyesalan dan rasa iba terhadap wanita yang berada di hadapan nya itu.
"Ya tuhan! Ternyata dia seorang yatim piatu. Kenapa aku baru menyadari nya sekarang. Padahal jelas-jelas pesantren milik orang tua ku khusus untuk anak yatim dan anak yang kurang mampu." Ucap Ahkam dalam hati.
"Ehem.. Baiklah! Lupakan soal tadi. Sekarang mari aku bantu kau ke kamar mandi." Ucap Ahkam menawarkan bantuan pada Zainab.
"Tidak usah! Wanita sepertiku tidak pantas mendapat belas kasih dari mu." Ucap Zainab menolak bantuan Ahkam.
"Kau..." Tiba-tiba Ahkam membopong tubuh mungil Zainab dengan paksa dan membawa nya ke kamar mandi.
Mendapatkan perlakuan seperti itu membuat Zainab menjerit terkejut.
"Tuaaan! Lepaskan saya. Jangan sentuh saya tuan!" Teriak Zainab di dalam pangkuan Ahkam.
Ahkam tak menanggapi Zainab, dengan cepat dia membawa tubuh Zainab masuk ke dalam kamar mandi.
"Sudah jangan banyak omong! Selesaikan kegiatan mu. Jangan sampai kau mengompol di atas kasur." Ucap Ahkam seraya berlalu meninggalkan Zainab yang telah berada di kamar mandi.
"Kau jangan mengintip saya tuan!" Ujar Zainab saat Ahkam hendak menutup pintu.
"Tidak sudi!" Ucap Ahkam seraya menutup pintu.
Tapi pada saat Zainab baru akan menurunkan celana nya, tiba-tiba Ahkam kembali membuka pintu.
"Heii wanita sok jual mahal! Jika sudah selesai maka segera panggil aku." Perintah Ahkam seraya menutup pintu kembali.
"Huh! Dasar anak sultan!" Dengus Zainab kesal.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Delima Tan
anak sultan mah bebes ya
2021-03-11
0
Fania Imuetz
lanjut
2021-01-29
1