Vote sebelum membaca 😘
.
.
Pertama memasuki kantor itu, Eros bisa melihat tatapan-tatapan berbeda dari para karyawan. Tapi itu tidak membuatnya malu dan mengurungkan niatnya, pria itu melenggang untuk melanjutkan tujuannya. Bertemu Ilham-Sekertarisnya.
Saat akan masuk ke ruangannya, tepukan di bahunya membuat pria itu menoleh. Melihat seorang pria asing yang menatapnya tajam.
"Maaf anda siapa?"
"Seharusnya saya yang bicara seperti itu, siapa kamu?"
"Saya sekertaris pak Ilham, dan anda tidak boleh masuk ke ruangan beliau."
"Heh ini ruangan saya!"
"Tidak pak, anda orang asing. Apa anda ingin bertemu dengan pak Ilham?"
Dengan kasar Eros melepas tangan pria itu yang bertengger di bahunya, bahkan Ia menepuk bahunya seolah jijik. "Iya saya ingin bertemu dengan si penipu itu!"
"Apa sebelumnya sudah membuat janji?"
"Belum, tapi saya tidak perlu membuat janji dengannya, ini pembicaraan serius. Sepertinya kau karyawan baru, sampai tidak tahu kalau sebelumnya pemilik perusahaan ini saya."
"Saya baru beberapa minggu bekerja."
"Hh saya tidak peduli, sekarang jangan halangi saya!"
Tapi lagi-lagi langkah Eros terhenti karena pria itu menahan bahunya, karena sudah semakin muak Eros mendorong pria itu sampai mundur beberapa langkah.
"Jangan pernah sentuh saya!"
"Saya tidak bermaksud, tapi sikap anda tidak sopan. Jika ingin bertemu dengan pak Ilham saya akan panggilkan, dan silahkan tunggu di sini."
"Jangan pernah ikut campur dan membuat saya marah!"
"Saya akan panggilkan."
Pria itu melenggang dan mengetuk pintu lalu membukanya, tapi tubuhnya tiba-tiba bergeser ke samping mendapat dorongan yang lumayan kasar.
"Hallo brengsek!"
Ilham yang sedang mengetik di laptop langsung mengangkat kepalanya, sempat terkejut melihat pria itu. Tapi senyuman sinis terukir, Ia lalu berdiri dan duduk didepan meja kerjanya.
"Hallo mantan bos!" Ledeknya.
Eros mengepalkan kedua tangannya, menatap tajam pria itu. Berani sekali pria miskin itu duduk di meja kerjanya, bahkan menempati ruangan pribadinya. Barang-barang memang tidak ada yang berubah sedikitpun, tapi tetap saja Ia tidak suka.
"Berani sekali kau masuk dan memakai ruangan ini, kau tidak pantas!"
Ilham terkekeh geli. "Ya aku memang mungkin belum pantas, tapi kau lihatkan sekarang kalau perusahaan ini sudah menjadi milikku, jika menurutmu tidak pantas tetap saja perusahaan ini milikku."
"Dasar penipu, aku akan menjebloskanmu ke penjara!"
"Haha benarkah? Aku sangat takut." Kekeh Ilham, tapi wajahnya langsung serius. "Memangnya ada bukti untuk menjebloskanku ke penjara?"
"Semua surat, dokumen dan kepemilikan telah menjadi milikku, kau sudah kehilangan semuanya. Eros, kau memang pria hebat, tapi kau sangat ceroboh dan bodoh!"
"Kau!"
Saat Eros akan berhambur untuk memukul Ilham, pria yang Ia tahu sekeraris itu tiba-tiba berdiri di depannya, mengahalanginya.
"Saya sudah telphone satpam, jadi silahkan keluar sebelum mereka yang akan menyeret anda keluar dari sini."
"Kau membuatku marah!"
Bugh!
Pria itu tersungkur saat menerima bogeman keras dari Eros, dan Ilham yang melihatnya hanya tersenyum geli. Melihat amarah Eros sekarang malah membuat Ilham semakin senang.
Entah takdir dari mana, sekarang Ia sudah mendapatkan semuanya. Ia bukan lagi orang miskin, bahkan sudah memiliki perusahaan besar, ya walaupun Ia dapatkan dengan cara licik. Tapi itu bukan sepenuhnya salahnya, Eros juga pria bodoh yang mau saja memberikan semua tugas dan urusan padanya. Bahkan semua surat-surat dan dokumen masih tersimpan di ruangan tanpa dijaga ditempat yang aman. Bodoh bukan?
"Kau tampak sangat frustasi, apa karena sudah jatuh miskin?"
Eros mendekat, berdiri tepat didepan Ilham. Badan Eros memang lebih tinggi, dan membuatnya lebih dominan. Kenapa Eros bisa ditipu oleh pria iblis ini? Pria bodoh dan miskin.
"Akan aku pastikan kau membusuk di penjara! Aku akan membuat hidupmu menderita dan penuh dengan ketakutan. Walaupun sekarang kau sudah memiliki semua itu walau dengan cara kotor, tapi aku pastikan hidupmu tidak akan tenang."
Ilham meneguk ludahnya kasar, tidak bisa berbohong kalau Ia sedikit takut. Setahunya Eros tidak pernah main-main dengan ucapannya. Pria serius, kejam dan pemarah. Walau takut, tapi Ilham jangan terlihat lemah. Yang ada Eros akan senang, dan bisa saja pria itu kembali mengambil semua yang telah menjadi miliknya.
"Silahkan saja, dan aku juga akan pastikan kau semakin menderita. Kau tahu Eros? Surat tanah dan rumahmu ada padaku." Bisik Ilham sambil tersenyum sinis.
Eros mengetatkan rahangnya. "Kalau kau berani melakukannya, aku akan membunuhmu!" Desisnya.
Sebelum Eros memukul wajah Ilham kedua tangannya tiba-tiba ditahan dari belakang. Eros langsung melihat dua satpam menahannya dan menyeretnya keluar ruangan.
"Apa yang kalian lakukan?!" Teriak Eros sambil berusaha melepaskan diri.
Tapi anehnya kedua satpam itu tidak menjawab, mereka terus menyeretnya keluar kantor. Apa mungkin mereka enggan karena dulu Ia adalah pemilik perusahaan? Baguslah kalau begitu.
"Maaf pak, kami minta maaf." Ucap salah satu satpam itu setelah Ia dikeluarkan dari kantor, setelahnya mereka lalu melenggang pergi.
Eros mendengus sebal, Ia menendang tong sampah yang ada di dekatnya sampai jatuh dan isinya berserakan. Karena semakin muak, pria itu memilih untuk pergi. Sambil menaiki mobil mewahnya dengan kecepatan tinggi, sekarang Ia akan pergi ke rumah sakit saja.
Tak lupa di jalan Ia membeli sebuket bunga mawar putih untuk Ibunya. Ya Ibunya sedang sakit, dan sudah hampir satu minggu di rawat. Apa mungkin sakit karena masalah yang Ia perbuat? Jika begitu, maka terkutuklah Eros.
Eros masuk ke salah satu kamar VVIP tempat di rawat Ibunya. Tersenyum lebar melihat wanita itu yang sedang menyender di punggung ranjang sambil melihat pandangan ke luar.
"Selamat siang Mama."
Wanita cantik itu tersenyum saat menerima kecupan di keningnya, Ia mengusap rambut putranya. "Selamat siang sayang."
Terlebih dahulu Eros menyimpan bunga pembeliannya tadi di meja dekat ranjang, lalu duduk di kursi. "Mama sudah makan?"
"Sudah, kamu sendiri?"
"Sudah."
Jeje menggeleng pelan sambil tersenyum kecil. Tangannya yang terpasang infus mengusap kepala Eros pelan. "Jangan bohong, Mama tahu kamu belum makankan?"
"Mama tahu dari mana aku bohong?"
"Mata kamu berbohong sayang, Mama bisa melihatnya."
Eros membawa tangan Ibunya yang sedang mengusap kepalanya dan mengecupnya. "Mama bisa saja."
Jika di bandingkan dengan Haikal, Eros terlihat lebih dekat dan nyaman bersama Ibunya. Sifat kedua orang tuanya berbanding terbalik, Jeje wanita ramah dan baik, sedang Haikal? Kalian bisa melihatnya sendiri minggu kemarin.
"Apa Papa sudah mengunjungi Mama hari ini?"
"Belum, dia bilang ada urusan penting dan katanya nanti malam baru bisa ke sini."
Eros tersenyum miris, dadanya langsung sesak melihat Ibunya yang tampak baik-baik saja malah membuatnya sakit hati, apalagi Ibunya itu terlihat sangat menyayangi Papanya.
Tidak tahu saja kalau sebenarnya pria tua bangka itu memiliki hubungan gelap dengan wanita lain. Ya, Eros tahu kalau Haikal selingkuh dibelakang Mamanya. Yang lebih menjijikannya lagi adalah wanita itu bisa dikatakan masih muda, mungkin seumuran dengannya. Mengingat itu membuat kembali marah, padahal tadi saat akan menjenguk Ibunya emosinya sudah mulai mereda.
"Eros akan selalu bersama Mama, aku tidak akan pernah membiarkan ada orang yang menyakiti Mama."
"Terima kasih, Mama sayang sama Eros."
"Eros juga sayang Mama."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
🌼 Pisces Boy's 🦋
itulah akibatnya jika tidak pernah bersyukur dengan apa yang kita miliki... uda punya Andara tapi masih terbelenggu dengan Cinta masa lalu yang menghancurkan hidup sendiri
2021-08-12
2
Nona Cherry Jo
rasain lo eros
.biar ku tabak ya... selingkuhannya papa eros itu.. adalah melodi.. melodi... 😀😀😀kau akan di buat gila eros.. setelah kau tau yg sebenarnya.... hmmm.. aku makin penasaran... lnjut thoor
2021-03-15
0
Yohana Agriany
selingkuhan ppanya adalah melody n akan jdi pukulan telak...hahaah
2021-02-05
0