Vote sebelum membaca 😘
.
.
Tok Tok!
Ketukan pintu apartemennya membuat Adara langsung menghentikan kegiatannya mengetik di laptop, Ia menggelung rambutnya lalu berdiri untuk membuka pintu itu. Betapa terkejutnya saat melihat Eros, tanpa waktu lama wanita itu langsung berhambur memeluk tubuh pria yang sangat di rindukannya.
"Astaga Eros, aku kangen banget sama kamu."
Eros membalas pelukan itu, mengecup puncak kepala Adara. Ia juga sama sangat merindukan Adara, bahkan jujur selama berlibur di sana nama wanita itu terus menghantui pikirannya.
Keduanya masuk ke dalam, Adara terlebih dahulu membawa minuman untuk kekasihnya itu lalu kembali ke ruang tamu. Memperhatikan pria itu dalam, membuat Eros mengernyit bingung.
"Kenapa kamu gak pernah ngabarin aku? Aku khawatir."
"Maaf."
"Aku ngerti kok, mungkin kamu sibuk banget sampai gak ada waktu. Padahal kalau aku ikut, mungkin aku akan sedikit bantu pekerjaan kamu."
Wanita itu ternyata sangat percaya padanya, apa Eros keterlaluan? Selama ini Adara adalah wanita baik dan jujur. Ia memang kadang tak suka melihat kesalahan wanita itu, walau hanya sedikit. Tapi selama ini Adara selalu berusaha menjadi kekasih yang baik.
Mulai dari perhatian kecil, kasih sayang dan cinta, Adara berikan padanya. Bukan maksud percaya diri, tapi Eros sendiri yang merasakannya.
'Aku akan melepaskannya setelah pulang dari Bali.'
Kata kata sial itu kembali melintas di pikirannya, membuat Eros mengumpat sebal dalam hati. Ia menatap wajah kekasihnya dalam, mengusap pipi Adara lembut sampai membuat pemiliknya memejamkan mata.
Apa Eros bisa melepas Adara? Wanita yang sudah satu tahun ada di sampingnya. Menemaninya, menghiburnya di kala sedih, dan yang selalu membuatnya tersenyum. Eros akui kalau Ia bukan pacar yang baik untuk Adara, tapi Adara adalah wanita baik untuknya.
"Eros!"
Eros tersentak dari lamunannya mendengar itu, Ia menatap bingung Adara. "Apa?"
"Kau sakit? Kenapa terus melamun?"
Terdengar hembusan nafas kasar dari bibir Adara. "Aku sudah bilang jaga dirimu baik baik saat di sana, makan teratur, jangan kecapean juga tidur tepat waktu."
Melihat perhatian Adara membuat Eros tersenyum, Ia mengecup cepat pipi wanita itu. "Maaf Mama aku nakal karena tak mendengarkan perkataan mu!"
Adara menampakan wajah pura pura marahnya, lalu menepuk pelan pipi kanan Eros. "Sepertinya anak tampan ini harus di beri hukuman karena tidak patuh dengan ucapan Mama!"
"Aku tidak sabar mendapat hukuman itu Mama!"
Kini Adara yang kalang kabut, Ia meneguk ludah kasar melihat senyuman aneh di bibir Eros. "Eh tidak jadi-Ehh!"
Eros tiba tiba mengangkat tubuh Adara ala bridal membuat wanita itu terpekik kaget. Menatap mata kekasihnya dalam sambil membisikan sesuatu. "Karena Mama tidak mau memberikan hukuman padaku, maka aku yang akan memberikan hukuman untuk Mama!"
"Tidak!!"
***
Mendengar suara bising dari luar kamar membuat Eros harus terjaga dari tidur nyamannya. Pria itu menatap penjuru kamar, kini ruangan itu sudah diterangi lampu. Ia menyipitkan matanya untuk melihat jelas jam dinding.
18.05
Astaga apa selama itu Ia tertidur?
Eros bangkit lalu meregangkan badannya sejenak. Ia mendekat ke jendela kamar, membuka gordeng berwarna biru langit itu. Langit malam sudah berubah menjadi gelap, padahal Ia datang ke sini saat matahari masih terbit.
Sebelumnya Eros membasuh wajahnya terlebih dahulu di kamar mandi yang ada di kamar, lalu keluar dan berjalan ke dapur. Melihat siluet wanita yang sedang memasak dengan posisi membelakanginya.
Dengan berjalan pelan, Eros mendekat dan memeluk tubuh wanita itu.
"Astaga!!"
Adara langsung menoleh dan memberenggut sebal melihat Eros, pria itu memang sangat suka mengagetinya.
"Sudah bangun pangeran tidur hm?" Ledek Adara.
Eros terkekeh geli. "Apa aku tidur selama itu?"
"Ya, bahkan aku mendengar suara dengkuranmu."
Mungkin Eros lelah karena memang saat tiba di Jakarta Ia langsung ke apartemen Adara. Kopernya Ia tinggalkan di mobil, hanya membawa dompet dan handphone saja. Eros terlalu merindukan Adara, sampai merelakan tidak dulu pulang.
"Duduklah, aku akan siapkan makan malam."
Eros menurut Ia duduk di kursi makan, memperhatikan Adara yang dengan telaten menyiapkan berbagai masakan di meja makan. Ada ayam goreng, perkedel dan sambal mampu membuatnya meneguk ludah kasar. Eros juga baru ingat jika dari siang belum makan, makanya perutnya sangat keroncongan.
Adara duduk disamping Eros, Ia menyiapkan makanan terlebih dahulu untuk kekasihnya itu sebelum untuknya. Mereka makan dengan tenang, hanya terdengar suara sendok yang beradu dengan piring saja.
"Mau tambah lagi?"
"Tidak, aku sudah kenyang."
Eros menepuk perutnya yang terasa penuh, Ia sudah menambah makanan dua kali. Masakan Adara memang juara, selalu membuatnya lupa diri.
Cantik, baik hati dan pintar memasak. Sempurna sekali Ia bisa mendapatkan wanita itu.
"Kau mau menginap di sini?"
"Memangnya boleh?"
Adara sempat berpikir sejenak. Di apartemennya hanya ada satu kamar, lalu jika Eros menginap bagaimana? Mereka memang terkadang tidur bersama, tapi tak lebih, ingat hanya tidur bersama saja.
Hubungan mereka masih sehat dan tidak di luar batas, paling mungkin hanya ciuman saja. Melakukan hubungan badan? Tidak. Lagi pula baik Eros maupun Adara seperti menghargai satu sama lain.
"Aku akan pulang saja."
"Ya sudah."
Setelah makan malam itu selesai, keduanya melanjutkan menonton film bersama di ruang tv. Duduk di sofa panjang berdua sambil berpelukan dengan selimut menutupi sampai perut mereka. Sedang di antara mereka ada wadah kecil berisi popcorn, sudah seperti menonton bioskop kelas VVIP saja.
"Kasihan sekali Jacob karena Bella lebih memilih Edward."
Eros menundukan kepalanya, melihat Adara. Kepala wanita itu tepat diatas dadanya, tangannya kembali mengusap puncak kepala kekasihnya. "Kenapa harus kasihan?"
"Karena Jacob yang selama ini menjaga Bella, mengajari Bella segala hal, dan menemaninya dikala kesepian. Bahkan Jacob memutuskan untuk mengubah dirinya menjadi serigala hanya untuk menjaga Bella. Bukankah itu pengorbanan yang sia sia?"
Aneh, padahal Adara sedang berbicara tentang film yang mereka tonton, tapi perkataan wanita itu mampu menembus jantungnya.
Adara memang tak menyindirnya bagai sosok Bella yang lebih memilih Edward-Melody, tapi wanita itu seolah menyadarkannya. Kembali Eros melihat film itu, dimana kini terlihat Jacob yang sangat frustasi karena wanita yang di cintainya lebih memilih pria lain.
Apa Eros mampu meninggalkan Adara? Apa jika Ia meninggalkan Adara, wanita itu akan se-frustasi Jacob?
"Jika kau menjadi Jacob, apa yang akan kau lakukan?"
Adara mengangkat kepalanya, menatap bingung Eros. Merasa aneh karena tak ada senyuman di sana, yang ada hanya wajah dingin Eros saja. Tapi segera Adara mengenyahkan pikiran aneh, lalu
mengeratkan pelukan mereka.
"Aku akan mencoba menerimanya, karena mungkin Dia memang bukan untukku. Awalnya mungkin aku juga akan sedih seperti Jacob, tapi perlahan pasti perasaan itu juga akan menghilang. Aku akan melupakannya, dan mencoba menjalani hidup untuk lebih baik lagi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Wiyanti SE
suka ceritanya 👍
2023-06-16
1
Rahma
kamu bodoh Adara,,,,,setauku yg namanya cinta tak semenyakitkan itu,,,,harus selalu faham disituasi apapun seibarat cenayang,,,,,, memang cinta kadang membuat sijenius jadi bodoh ya,,,,😀😀😂😂
2021-12-26
0
Mass R R
Thor jgn ada dia di antara kita
2021-12-22
1