Vote sebelum membaca 😘
.
.
Adara mengoleskan lipstik merah pada bibirnya, sambil menatap dalam bayangan dirinya dicermin. Tatapan itu terlihat kosong, Ia beralih menatap kartu undangan yang ada diatas meja make up. Membawanya dan ada suatu rasa sesak saat melihat nama pria itu tertulis di sana, sayangnya bukan bersamanya.
Anggaplah Ia sudah gila atau frustasi karena putus cinta, toh sepertinya memang begitu. Ini sudah hampir satu bulan Adara hanya berdiam diri di apartemen setelah keluar dari pekerjaannya. Ia membayangkan kehidupannya yang tak jelas. Melamun, makan, lalu tidur begitu terus.
Malam ini Ia akan melakukan hal ekstrim dimana Ia akan hadir diacara pertunangan Eros. Anggaplah Ia wanita bodoh karena untuk apa datang ke acara mantan kekasih yang dulu menyakitinya, tapi entah kenapa Adara rindu pada Eros. Adara janji tidak akan lama di sana, hanya untuk melihat Eros saja, tidak sampai melihat pemasangan cincin mereka.
"Aku harus bisa, ini akan menjadi yang terakhir, aku janji." Isaknya.
***
Adara menatap sendu bangunan di depannya yang sudah dihias dengan indah, rasanya Ia merasa tak sanggup untuk masuk ke dalam. Keringat dingin sudah bisa Ia rasakan, padahal masuk saja belum.
"Mbak Adara."
Seruan si belakangnya membuat Adara membalikan badan, tersenyum pada seorang wanita yang lumayan dekat dengannya di kantor. "Hai Lisa."
Lisa menatap sedih Adara, aneh walaupun Ia bukan siapa-siapa, tapi hatinya seolah ikut sakit melihat kisah percintaan bos dan sekertarisnya itu. Apa Adara di selingkuhi oleh pak Eros? Dan sekarang malah ditinggal bertunangan. Padahal hampir semua karyawan kantor ikut senang dan tak masalah dengan peecintaan mereka yang romantis.
"Selamat malam mbak."
"Malam, kamu di undang juga?"
"Em iya, saya perwakilan dari resepsionis dan hanya sendiri."
"Apa banyak karyawan yang diundang?"
"Saya kurang tahu mbak, tapi saya dengar hanya perwakilan beberapa saja."
Adara mengangguk pelan, wanita itu mencoba tersenyum. "Ya sudah ayo kita masuk, saya juga sendiri untung saja ada kamu jadi ada yang menemani."
Untuk ukuran pertunangan pesta ini bisa dikatakan cukup newah, gaya klasik dengan hampir dihiasi berbagai pernak-pernik berwarna putih. Gedung ini juga sangat besar, padahal yang datang tak terlalu banyak.
Dari kejauhan Adara bisa melihat kedua orang tua Eros yang sedang bercanda ria dengan dua pasangan paruh baya lainnya. Apa mereka kedua orang tua tunangan Eros? Terlihat sangat akrab. Padahal Adara saja belum pernah dikenalkan pada orang tua Eros, sedih rasanya.
"Mohon perhatian semuanya, pertukaran cincin antara kedua pasangan akan segera dimulai."
Suara mc menyadarkan Adara, tangannya ditarik Lisa mendekat ke tengah ruangan yang ada panggung kecil dihiasi banyak bunga indah. Ia berdiri tidak terlalu depan, hanya saja masih bisa melihat jelas. Tatapannya langsung sendu saat melihat Eros naik ke sana dengan menggenggam tangan Melody. Keduanya tersenyum lebar seolah mereka pasangan kekasih yang berbahagia.
"Silahkan untuk kedua mempelai untuk memasangkan cincin pada pasangannya."
Eros membawa cincin dan memasangkannya di jari manis Melody, mengecup punggung tangan wanita itu mesra. Dan selanjutnya Melody yang memasangkan cincin padanya sambil tersenyum manis.
Suara tepuk tangan meriah tersengar setelah keduanya bertukar cincin, Eros dan Melodypun menghadap ke depan melihat para tamu.
Tapi Eros langsung tersentak saat matanya tak sengaja melihat seseorang di depannya, senyuman lebarnya bahkan langsung pudar. Jantungnya berdetak cepat dengan sesuatu yang sakit di sana.
"Adara." Bisiknya sangat pelan tak terdengar siapapun.
Benarkah itu Adara? Wanita yang menatapnya terluka dengan mata yang berkaca-kaca. Setelah sekian lama akhirnya Eros bisa melihat lagi wajah cantik itu. Ia sangat merindukan Adara, bahkan wanita itu selalu hadir di mimpinya setiap malam.
"Wah kita semua ikut bahagia dengan pasangan yang baru bertunangan ini, kalian terlihat sangat cocok. Kami semua mendoakan semoga kalian bisa menjadi pasangan yang berbahagia dan dapat secepatnya menuju komitmen yang lebih serius yaitu pernikahan. Amin." Ucap mc pria itu dan langsung mendapat senyuman dari para tamu.
"Sekarang mari kita dengar kata-kata dan harapan dari pasangan baru ini, kalian pasti penasaran bukan?"
Mc itu menyerahkan micnya pada Melody dan langsung disambut senyuman banyak orang. Malam ini wanita itu terlihat sangat cantik, berdandan bak putri kerajaan. Tak kalah, Eros juga puluhan kali lipat lebih tempan dan keduanya seperti ratu dan raja malam ini.
"Yang pertama saya pasti sangat bersyukur sekali kepada Tuhan karena telah memberikan saya pasangan yang sempurna. Walaupun kami belum sepenuhnya menjadi pasangan suami istri, tapi dengan bertunangan saja sudah membuktikan kalau Eros sudah menjadi milik saya. Saya sangat mencintainya, dan semoga kami bisa hidul bahagia sampai maut memisahkan.."
Para tamu bertepuk tangan meriah mendengar doa Melody, selanjutnya mic itupun diberikan pada Eros.
Eros belum mengatakan apapun, kembali Ia menatap Adara. Astaga, kenapa sekarang hatinya terasa tidak mampu. Ada suatu perasaan sedih dan menyesal Ia rasakan. Melihat Adara, malah membuatnya lemah. Apa Eros masih mencintai wanita itu?
"Doa dan harapan saya sendiri sama dengan Melody, semoga kami bisa selalu diberikan kebahagian." Eros menghembuskan nafasnya berat, matanya menatap ke dalam balik mata Adara.
"Saya mungkin bukan pria baik ataupun sempurna, tapi saya akan mencoba yang terbaik untuk bersama dengannya. Dia wanita luar biasa yang saya temui, baik, ceria dan sangat sempurna. Bahkan rasa cinta saya padanya melebihi apapun, tanpa berucap pun semua dunia dan seisinya saja sudah tahu betapa saya sangat mencintai dia."
Suara tepuk tangan meriah juga pelukan erat di sampingnya membuat Eros tersadar, astaga apa Ia tadi melamun? Pria itu menoleh melihat Melody yang sedang memeluknya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kau pria yang romantis Eros, aku tidak menyangka ternyata kau sangat romatis. Terima kasih."
Eros mengernyitkan keningnya, Ia beralih menatap para tamu yang masih bertepuk tangan dengan senyuman lebarnya. Eros tak sadar sama sekali, sebenarnya apa yang Ia ucapkan?
Tapi matanya tak sengaja melihat Adara yang melenggang pergi dengan berlari kecil, membuat Eros langsung teringat. Sepertinya kata-kata itu lebih tepatnya untuk Adara, ya Ia tenggelam dalam balik mata hitam itu sehingga mengeluarkan semua perasaan di hatinya. Semua orang pasti akan menganggapnya untuk Melody, tapi itu salah.
Melihat Adara yang pergi sambil menutup mulut dengan air mata mengalir, membuat Eros yakin kalau wanita itu salah paham. Eros menyentuh dadanya yang sakit, astaga Ia sudah sangat menyakiti perasaan Adara. Hukuman apa yang tepat untuknya?
"Maafkan aku." Lirihnya.
"Baiklah, acara inti sudah selesai dan mari kita semua untuk melanjutkannya, silahkan untuk para tamu menikmati acara pada malam ini dengan berbahagia."
Melody mengecup tangan Eros sambil tersenyum lebar. "Kata-katamu tadi membuat aku menangis karena terharu, percayalah Eros, aku juga sangat mencintaimu. Terima kasih sudah memilih aku."
Eros hanya tersenyum kecil. "Hm."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
mey
JD cewek kok bodoh ya,,cwok kyk GT UD tinggal dan lupa kn ngpn d tangis i
2023-01-26
1
Inisial L
kog aku nangis ya😢maaaaakk boleh ga sih nampol otak eros sekali ajaaaa
2022-12-19
1
Amrih Ledjaringtyas
biasalah nanamana...eross 👊
2022-02-11
1