Vote sebelum membaca 😘
.
.
Eros menghembuskan nafasanya berat, Ia lalu menoleh ke samping menatap Melody. Ingin rasanya Eros mengungkapkan ingin diberi waktu untuk menyelesaikan masalahnya bersama Adara, tapi Ia merasa tak tega pada Melody.
"Sayang apa boleh kamu pulang sendiri?" Tanya Eros hati-hati.
Melody sempat terdiam sebentar, tapi wanita itu langsung mengangguk. "Iya, aku tahu kok kamu butuh waktu dengan dia. Ya sudah aku pulang ya."
"Maaf ya, aku janji ini akan cepet selesai."
"Hm aku percaya kok sama kamu." Melody lalu memeluk Eros. "Aku tahu kamu gak akan ninggalin aku, kita akan bersama Eros, selamanya. Aku mencintaimu."
"Aku juga mencintaimu."
Melody pergi dengan turun lewat lift yang disebelah, wanita itu bahkan sempat melambaikan tangan dan tersenyum lebar, membuat Eros semakin merasa tak enak hati.
Lalu tiba-tiba suara lift terbuka di depannya membuat Eros langsung mengalihkan pandangan, terdiam melihat seorang wanita yang berdiri dengan menundukan kepalanya, bahkan rambutnya yang berantakan sampai menutupi wajah.
Dengan rasa sesak didada, Eros lalu menarik tangan Adara agar keluar dari lift. Wanita itu terkejut melihatnya dan berusaha melepaskan tangannya.
"Lepasin!"
"Gak! Ikut aku!!"
Eros menarik tangan Adara dan membawanya kembali masuk ke ruangan, Ia tak mempedulikan tatapan aneh dari para karyawannya. Tangannya mencengkram keras pergelangan tangan Adara agar tidak lepas.
Setelah masuk Eros melepas pergelangan tangan Adara, tak lupa mengunci pintu ruangannya. Pria itu menyender di pintu menatap kasihan Adara yang sedang mengusap pergelangan tangannya yang pasti sakit.
"Dasar kekanakan!"
Adara menatap Eros marah, tangannya masih mengusap pergelangan tangan kirinya yang sakit. Eros memang kasar, dan terkadang tidak suka sadar diri.
"Sikapmu itu sangat kekanakan dan tidak tahu malu, kau pikir melakukan itu akan membuat aku kasihan? Tidak! Kau malah membuat masalah dan ribut di kantor."
Setetes air mata jatuh di pipi Adara, dadanya naik turun merasa sakit dengan perasaannya. Apa pria itu sama sekali tidak mengerti bagaimana peraaaannya? Ia tersakiti, dan patah hati. Mungkin iya tahu kalau sikapnya tadi kekanakan, tapi itu juga karena Ia sangat sakit hati. Adara hanya tidak mau ada yang melihat Ia menangis, karena orang akan menatapnya aneh.
Sedang pria yang menyakitinya malah terlihat biasa saja, dan masih bisa tersenyum. Bolehkah Adara menampar Eros? Tapi itu tidak mungkin, yang ada Ia malah ditampar balik.
"Ya aku memang kekanakan, dan maaf telah membuat kekacauan di sini. Tapi kau tahu Eros? Aku begini karena kau, kau yang membuat aku lupa diri dan hancur."
"Jangan membalikan fakta! Semua bukan salahku, kau sendiri yang menghancurkan hubungan kita!"
"Kau memang selalu menganggap kalau dirimu benar, kau bahkan tidak pernah sadar dengan sikapmu itu yang lebih buruk dari pada aku. Selama ini aku selalu menjadi kekasih yang baik, menerima sikapmu yang terkadang kasar."
"Aku tidak tahu bagaimana sikapmu pada wanita itu, tapi kau terlihat sangat mencintainya dan pasti tidak akan pernah berani melakukan itu padanya. Seharusnya aku mundur karena aku tidak akan pernah bisa mendapatkan hatimu itu, benar bukan?"
Eros mengepalkan kedua tangannya, giginya bahkan sampai bergemeletuk. Mencoba menahan suatu perasaan yang bergejolak di dada. Sebenarnya Ia tak tega melihat Adara yang tampak sangat rapuh sekarang, tapi Ia juga tidak mungkin memeluk wanita itu. Yang ada pertahannya akan hancur lagi, dan Ia malah akan sulit melepaskan wanita itu.
"Terima kasih untuk semuanya, dan untuk.. Penghianatannya. Aku tidak pernah menyangka kau akan melakukan itu padaku, karena selama ini aku selalu percaya padamu. Aku akan pergi dan akan mencoba melupakanmu. Selamat tinggal."
Saat Adara akan membuka pintu, pergelangan tangannya ditahan, membuat Ia langsung menoleh menatap Eros. Dan Eros sempat terkejut melihat tatapan berbeda itu, tatapan marah juga kecewa membuat hatinya sakit. Tapi segera Ia mengenyahkan, dan mengeratkan genggaman tangan mereka.
"Baguslah kalau kau sadar, oh iya biar aku perjelas saja, sebenarnya selama ini kau hanya aku anggap pelampiasan. Pengisi waktu luang saja disaat Melody pergi, dan aku juga bohong dengan perasaan itu, aku sama sekali tidak mencintaimu."
Adara menyentak kasar tangannya sampai terlepas, kemudian terkekeh walau saat itu air matanya kembali menetes. "Benarkah? Kau benar-benar jahat Eros, kau brengsek!"
"Terserah kau mau bilang apa, tapi sekarang aku sudah jujur dengan semua itu!"
"Baiklah, kalau begitu mulai dari hari ini juga aku berhenti bekerja di sini. Besok aku akan kirimkan surat pengunduran diri dan membereskan semuanya!"
Brak!
Pintu tertutup keras mengiringi kepergian Adara, dan Eros langsung memukul-mukul kencang pintu itu bahkan tak peduli tangannya yang sampai berdenyut sakit. Tak cukup, Eros juga menendang meja kaca di sana sampai pecah dan menimbulkan suara kencang.
"Sialan!" Umpatnya.
Dada Eros naik turun, wajahnya bahkan memerah menahan amarah. Ia sangat tidak suka dengan sikap Adara tadi yang berani, selama ini wanita itu tidak pernah berani padanya apalagi menatapnya tajam.
Dan yang membuat Eros benci adalah dengan perasaannya sendiri, semua yang telah Ia ucapkan itu bohong. Terkutuklah Ia yang bahkan sampai berkata berlebihan yang pasti sangat menyakiti Adara. Pertahannya tadi bahkan hampir hancur saat melihat wanita itu menangis, entah kenapa, tapi Eros seperti bisa merasakan sakit hati itu.
Pintu ruangannya tiba-tiba terbuka, membuat Eros langsung menoleh. Ia kira itu adalah Adara, tapi ternyata Melody. Kenapa wanita itu masih di sini?
"Astaga Eros, apa yang terjadi?!" Tanya Melody panik melihat banyak kekacauan di ruangan ini. Apalagi pecahan kaca meja yang sampai berserakan.
"Tanganmu berdarah, kau ini sebenarnya kenapa?!"
Melody membawa tangan kanan Eros meringis melihat punggung tangan itu berdarah, pasti sangat sakit. Tapi tangannya langsung disentak kasar membuatnya bingung.
"Eros-"
"Kenapa kau masih di sini?" Tanya Eros dingin, bahkan tak ada senyuman sama sekali diwajah itu.
"Em aku.. Perasaanku tidak enak, makanya aku memutuskan untuk kembali ke sini karena takut terjadi sesuatu sama kamu."
"Kamu tahu Melody? Hal yang paling gak aku suka adalah saat ada orang yang ikut campur masalah aku dan yang berani mengganggu saat aku ingin sendiri!"
Melody menunduk merasa takut dengan Eros, suara pria itu saja berat seperti menahan amarah. "Maaf aku-"
"Sekarang keluar!"
"Apa? Eros aku akan-"
"KELUAR!!"
Mendengar bentakan itu membuat Melody tersentak kaget tak menyangka, bahkan tangannya langsung ditarik dan diseret untuk keluar ruangan. Pria itu menutup kencang pintu ruangannya bahkan sampai membuat suara kencang.
Astaga Melody tak menyangka Eros akan semarah itu, atau sifat pria itu memang begitu?
Melody membalikan badannya, dan langsung bisa melihat tatapan-tatapan bertanya para karyawan. Wanita itu berdehem keras lalu memilih untuk pergi. Ini mungkin memang bukan waktunya untuk menenangkan Eros, pria itu butuh sendiri. Melody harus mengerti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Milda Andriani
sesaknyaaaa 😭😭😭
2021-10-11
1
Allika231
Adegan yang mengharukan, aku smpai nangis😭😭🌹
2021-05-17
2
Kikoaiko
lo nyiksa diri sndiri eros, makanya jangan bodoh
2021-04-09
0