Vote sebelum membaca 😘
.
.
Mobil hitam itu berhenti tepat di bangunan apartemennya, Adara lalu menoleh pada pria yang duduk di sampingnya.
"Terima kasih sudah mengantar saya pulang."
Alvaro mengangguk pelan. "Iya, em mau saya antar ke dalam?"
"Tidak apa-apa, saya bisa sendiri."
"Baiklah, sampai bertemu lagi."
Adara keluar dari mobil itu, tersenyum kecil pada Alvaro yang menurunkan kaca mobilnya. Perlahan mobil itupun melaju dengan Ia melambaikan tangannya.
Kini tak ada lagi senyuman di bibirnya, yang ada hanya tatapan kosong yang sedih. Karena angin malam semakin menusuk kulit, Adarapun memilih masuk ke apartemennya. Untung saja Ia hanya membawa tas selempang kecilnya saja, mungkin saat pingsan Ia langsung dibawa ke rumah sakit.
Hampir tiga hari Adara dirawat di rumah sakit, kata dokter Ia masih demam dan baru boleh pulang hari ini. Anehnya Alvaropun keluar dari rumah sakit berbarengan dengannya, padahal pria itu tampak sehat-sehat saja, ya mungkin hanya wajahnya saja yang babak belur.
Pria itu juga memaksanya untuk mengantarkannya pulang, yang pasti bukan Alvaro yang menyetir, melainkan ada supir yang menjemput. Karena sudah semakin malam dan jarang ada kendaraan, akhirnya Adarapun menerima ajakan itu.
Adara duduk disamping ranjangnya, Ia membawa pigura kecil berbentuk bulat. Tersenyum miris melihat fotonya dengan Eros saat merayakan tahun baru kemarin di Singapura. Perlahan air matanya turun, dan isakan mulai terdengar. Adara memeluk pigura itu di dadanya, betapa Ia sangat tidak rela kehilangan Eros.
Cintanya pada Eros sangat besar, melebihi apapun. Ini juga semua salahnya karena telah membuat pria itu kecewa. Walaupun kejadian itu tidak disengaja, tapi Ia telah menyakiti hati Eros. Jikapun Ia yang ada diposisi Eros, maka Adara akan sama sakit hatinya.
"Aku harus minta maaf padanya."
***
Besok paginya Adara memutuskan untuk kembali bekerja, walau badanya belum sepenuhnya pulih tapi Ia tetap memaksakan. Tak lain dan tak bukan karena ingin bertemu dengan Eros. Adara sudah memutuskan untuk kembali pada pria itu dengan cintanya. Meminta maaf dengan bersungguh-sungguh, semoga saja pria itu dapat memberinya maaf.
Dengan mengumpulkan keberanian, Adara mengetuk pintu ruangan Eros. Dan tak lama suara berat yang sangat Ia rindukan terdengar, membuatnya ingin menangis. Perlahan Adara membuka pintu itu, dan tatapannya langsung tertuju pada pria yang sedang mengetik di laptop dengan fokus.
Sebelumnya Adara kembali menutup pintu dan berjalan mendekati Eros, sekarang Ia sudah berdiri tepat didepan pria itu yang hanya tersekat meja kerja saja.
"Eros."
Seketika ketikan di laptopnya terhenti, perlahan Eros mengangkat kepalanya. Menatap wanita yang berdiri di depannya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Eros aku minta maaf, tolong.. aku gak bisa kalau kita harus berpisah." Ucap Adara lirih mencoba menahan tangisannya sekuat tenaga.
Keheningan terasa diruangan itu, Adara yang berdiri menunggu jawaban dan Eros dengan wajah datarnya. Tapi kening Adara langsung mengernyit saat melihat pria itu terkekeh, ada apa?
"Apa Anda sudah ingin berhenti bekerja di sini?"
"Eros ap-"
"Tolong bersikap profesional nona, ini kantor dan sekarang bukan waktunya membicarakan masalah pribadi anda. Bukankah anda seorang sekertaris? Seharusnya mendapat posisi itu tata krama dan sopan santun lebih tinggi dari karyawan biasa lain."
Adara menggigit bibir bawahnya sambil menunduk, sedih sekali mendengar itu. Memang Ia juga salah karena tidak melihat kondisi, apalagi sekarang jam kerja. Tapi Adara sudah tidak bisa menahan diri ingin bertemu Eros dan meminta maaf.
"Kalau anda sudah bosan bekerja menjadi sekertaris, saya bisa mencari lagi. Yang dapat bekerja dengan baik dan pastinya lebih baik dari anda."
Dengan menghembuskan nafas berat Adara kembali menatap Eros. "Maaf kalau saya tidak sopan, tapi saya ingin berbicara dengan anda pak, saya mohon, hanya sebentar."
"Tidak bisa, saya sibuk!"
Adara mengepalkan kedua tangannya, kesabarannya sudah habis. Iapun berjalan mendekat dan berdiri disamping Eros. "Mungkin aku tidak punya sopan santun, tapi aku mohon Eros, aku benar-benar minta maaf atas semuanya. Aku wanita bodoh dan ceroboh, tolong beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya."
Eros menutup kasar laptopnya lalu berdiri menghadap wanita itu, astaga dari pertama wanita masuk Ia sudah mati-matian bersabar. Matanya menatap wajah cantik yang sangat Ia rindukan, ya jujur Ia sangat merindukan Adara. Bahkan Ia dengar Adara dirawat di rumah sakit membuatnya ingin sekali pergi ke sana, menemani wanitanya.
Adara membawa tangan Eros tapi langsung ditepis kasar oleh pria itu, seolah tak sudi Ia sentuh. Bahkan Eros mengalihkan pandangan ke arah lain, membuat Adara sedih.
"Aku sangat mencintaimu, lebih dari apapun. Maaf dengan kesalahanku, sampai membuat kamu sakit hati. Tapi sungguh, itu semua salah paham. Kamu mau dengar cerita sesungguhnya?"
Eros tak menjawab.
"Setelah kamu pergi saat itu, aku setia menunggu di sini sampai malam hari sampai ketiduran, dan untung saja ada yang membangunkan. Aku kira kamu bakal ke sini lagi, tapi ternyata nggak. Maka aku memutuskan pulang, tapi ternyata gak ada kendaraan. Badan aku lemas dan kepalaku semakin pusing, lalu tiba-tiba ada Alvaro. Aku sudah menolak ajakannya untuk mengantar pulang, tapi dia memaksa."
Adara membawa kedua tangan Eros dan syukurlah pria itu tak lagi menolak.
"Dia bilang yang enggak-enggak tentang kamu, dan meminta kita untuk berpisah. Tentu aja aku marah dan tak terima, apalagi saat dia bilang kalau kamu selingkuh."
Deg!
Seketika Eros menatap Adara, tapi wanita itu malah tersenyum lembut dengan tatapan menenangkannya. Seolah Adara sangat mempercayainya, dan Ia adalah kekasih terbaik.
"Tapi saat aku akan keluar mobilnya, tiba-tiba dia.. Dia menciumku. Lalu kamu datang dan ya semua terjadi dengan salah paham."
"Kamu cinta sama dia?"
Adara menggeleng kencang. "Aku cuma cinta sama kamu."
Ada sebuah perasaan bahagia di dadanya, apa Adara benar-benar sangat mencintainya?
"Anggaplah aku tidak punya harga diri, tapi aku mau kita kembali bersama. Aku janji akan menjadi kekasih yang baik dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama."
Eros meneguk ludah kasar, antara senang dan gugup Ia rasakan. Tapi saat mengingat wanita itu berciuman dengan pria lain membuat amarahnya kembali muncul, sial! Perlahan Ia lepaskan tangannya yang ada dalam genggaman Adara. Memundurkan langkah dan menatap datar wanita itu.
"Lo pikir gue bodoh hah?! Gue gak pernah bisa maafin kesalahan orang sekecil apapun!"
Astaga, ada apa dengan Eros? Pria itu sangat keras kepala membuat Adara putus asa. Ia kira penjelasannya dapat diterima, tapi pria itu sangat kukuh dengan kepercayaannya sendiri.
"Apa kamu gak cinta lagi sama aku?"
Pertanyaan Adara membuat Eros langsung terdiam, dadanya berdetak kencang. Mendengar detak jantungnya yang menggila saja saja sudah dapat membuktikan kalau Eros masih mecintai Adara.
Memangnya Ia rela melepas wanita itu? Sepertinya tidak.
Kesalah Adara membuatnya patah hati dan frustasi, Eros tak menerima saat ada pria lain menyentuh miliknya. Saat itu karena emosi akhirnya Ia memutuskan untuk berpisah, padahal sangat berbanding terbalik dengan hatinya yang tak terima.
"Aku-"
Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka membuat perhatian kedua orang itu teralih, terlihat seorang wanita berambut sebahu yang baru masuk dengan senyumannya. Tapi wanita itu langsung berhenti melangkah dan senyumannyapun pudar saat melihat mereka.
Eros menatap Adara dalam lalu beralih pada Melody, diposisi saat ini membuatnya bingung entah apa yang harus Ia lakukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Amrih Ledjaringtyas
aku bacanya sampai dek dekkan woy
2022-02-11
1
Kurniaty Haruna
Nah lo ....😠
2021-11-01
1
🌼 Pisces Boy's 🦋
semua jelas dengan datang nya melody.. kalau Eros selama ini telah selingkuh dari Andara dan apa yang Alvaro katakan benar
2021-08-12
2