Gangster Boy
Gangster Boy
Yamazaki Kenzo yang akrab disapa Ken, 27 tahun. Seorang gangster berdarah dingin yang tinggal di Indonesia sejak beberapa bulan terakhir. Penanggung jawab sebuah perusahaan kosmetik asal Jepang bernama Miracle.
Khumaira Latif atau Aira, gadis 25 tahun yang hidup sebatang kara di ibukota. Dia bekerja di sebuah perusahaan kosmetik yaitu Miracle Indonesia. Gadis sederhana dengan masa lalu yang membuatnya tegar berdiri meski badai menerjang. Ayah dan ibunya berpisah sejak ia masih kecil.
...****************...
04.55 pagi hari...
Kabut menyelimuti kota Jakarta di pagi yang masih gelap ini. Mentari masih bersembunyi di ufuk timur, membiarkan bintang bersinar di langit dan bersanding dengan bulan sabit yang tampak memutih. Semburat merah lamat-lamat terlihat bagai serabut halus kuas yang melukis angkasa.
Ken keluar dari lobi apartemennya dengan tergesa-gesa. Ia berlari menuju mobil hitam yang terparkir di bahu jalan sambil memperhatikan layar ponsel di hadapannya. Atensinya tertuju pada satu titik membuat fokusnya pada keadaan sekitar menjadi terganggu, membuatnya menabrak seseorang yang datang dari arah yang berlawanan.
Brukk
Seorang gadis mungil 153 cm sekarang jatuh terduduk di depannya. Keduanya sama-sama terkejut. Mereka beradu pandang satu sama lain selama sepersekian detik.
Tak ingin mengulur waktu lagi, Ken mengambil ponsel yang tergeletak di dekat kakinya dan memilih pergi dari tempat itu secepatnya. Ia tidak ingin ketinggalan pesawat yang akan membawanya kembali ke tanah kelahirannya, Jepang. Ken pergi tanpa mengatakan apapun pada gadis bernama Aira yang masih terpaku di tempatnya.
Aira duduk di lantai dan menatap ruang hampa di depannya dengan sebal. Bukannya minta maaf atau menolongnya, pria itu justru langsung pergi meninggalkannya. Aira menebaknya dari deru mesin mobil yang terdengar menjauh. Ia terlalu malas untuk melihat ke belakang, tempat dimana tadi ia melihat sebuah mobil hitam terparkir menunggu tuannya.
'Orang kaya yang sombong,' batin Aira kesal. Ia yang terlahir dari keluarga dengan status sosial rendah seringkali dipandang sebelah mata. Berbeda dengan orang-orang yang terlahir dari keluarga kaya, dihormati dan disegani yang sering membuat mereka menjadi sombong dan lupa diri.
"Huhh, semoga aku tidak akan bertemu dengannya lagi." Aira bangkit dan menepuk celana training yang kotor
Dengan cekatan ia mengambil ponsel yang ada di dekat kakinya dan memasukkan benda pipih itu ke saku jaket. Ia melanjutkan aktivitas joggingnya yang sempat terhenti karena kejadian tak terduga barusan. ada telepon masuk.
"Halo assalamu'alaikum..." jawab Aira tanpa melihat nama yang terpampang di layar ponsel.
Hening
"Halo..." Aira menatap ponsel di hadapannya saat tak terdengar suara sahutan di seberang. Tertulis 'Mom' dan gambar seorang wanita berkacamata.
'Mom? Ibu bahkan tak memegang ponsel. Lalu...?' batin Aira mulai bertanya-tanya.
Detik berikutnya panggilan itu berakhir dan menunjukkan wallpaper kucing lucu di layar depan ponselnya.
'Hah? Kucing? Kapan aku merubahnya?' Aira mengerutkan kening karena heran. Itu bukan ponselnya.
Aira menengok ke belakang mencari orang yang menabraknya barusan. Mungkin ponsel mereka tertukar, tapi tak ada siapapun disana hanya beberapa mobil yang tampak lalu lalang di jalanan yang mulai ramai. Tanpa pikir panjang ia memasukkan ponsel berwarna silver itu kembali ke sakunya. Aira tak ingin memikirkan hal yang ia anggap tak penting dan melanjutkan joggingnya. Toh, bukan kesalahannya jika memang ponsel mereka tertukar, karena pria itu yang pergi lebih dulu.
Sementara itu di saat yang sama, di belahan bumi yang lain tepatnya di Tokyo, seorang wanita 50 tahunan sedang menatap ponselnya dengan ekspresi kesal. Ia menghubungi putra sulungnya, Yamazaki Kenzo tapi yang terdengar justru suara perempuan.
"Halo assalamu'alaikum..." sapa suara yang terdengar asing. Wanita berkacamata itu bahkan tidak tahu apa yang didengarnya. Siapa yang sedang bersama anaknya sepagi ini?
Hening. Ibu Ken mengerutkan alisnya. Ia heran karena yang ia tahu, putranya tidak punya kekasih.
"Halo..." terdengar lagi suara wanita dari sebrang membuat berbagai prasangka bermunculan dengan sendirinya. Ibu Ken tidak tahu Aira juga tengah bingung saat ini. Kedua wanita berbeda tempat dan generasi itu sedang bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.
Sambungan ponsel ia putuskan sepihak. Ia menggelengkan kepalanya, menepis segala prasangka buruk yang menghantui kepalanya. Putranya bukan pria yang suka menghabiskan malam dengan wanita, tapi tadi itu siapa?
"Okaa-san.. Mondai wa arimasu ka?" tanya seorang gadis berkacamata.
(Ibu.. Apa ada masalah?)
"Segera atur pernikahan untuk kakakmu" jawabnya ketus tanpa menjawab pertanyaan putrinya.
"Nani? Okaa-san.." tanya gadis itu merasa tak yakin dengan permintaan ibunya.
(Apa? Ibu..)
"Selidiki semua hal tentang gadis yang mengangkat telepon tadi. Tidak peduli siapa wanita itu, dia harus menikah dengan putraku. Bisa-bisanya dia menggoda Ken dan membuatnya lupa pada ayahnya yang sedang kritis. Awas saja," ucapnya geram.
Gadis yang bernama Naru itu terhenyak di tempatnya. Bagaimanapun juga dia tidak bisa menolaknya, tapi kakaknya pasti akan marah besar jika ia menuruti perintah ibunya.
"Pernikahan dilaksanakan setelah ayahmu membaik. Tidak ada bantahan. Lakukan apa saja agar mereka mau." lanjutnya dengan memandang suaminya yang tergeletak di ruang ICU dengan segala peralatan medis yang terpasang.
Naru hanya menggeleng tak mengerti jalan pikiran ibunya. Tiba-tiba melakukan perjodohan dengan orang yang tak jelas asal usulnya? Yang benar saja..
"Kakak, kau dalam masalah besar, " gumamnya berlalu pergi sambil menghubungi orang kepercayaannya dari ponsel.
"Selidiki siapa wanita yang sedang bersama dengan kakakku," pintanya saat telepon tersambung.
"Tuan muda sudah check in di bandara" jawab orang kepercayaannya.
"Apa kamu yakin? Lalu siapa yang mengangkat telepon dari ibu barusan?" Naru menelengkan kepalanya, mencoba meraba apa yang sebenarnya terjadi dengan kakaknya.
"Akan saya cari tau."
Naru memasukkan ponselnya ke saku celana dan melajukan motor sportnya ke rumah. Bagaimanapun juga ia harus bertindak melaksanakan permintaan agung ibunya. Titah sang ibu tak bisa dibantah, atau akan ada perang dunia jika hal itu sampai terjadi.
...****************...
Penasaran kelanjutannya? Sampai jumpa bab selanjutnya.
Salam kenal,
Hanazawa Easzy
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 413 Episodes
Comments
Shaskia Devi
baca lagi donggg entah udah yg keberapa kali😍
2022-11-29
1
Dewi Kijang
masih menghayati dulu ya thoor tetap semanat.. oke
2022-01-13
0
Lintang Maharani
Krn udah biasa baca novelnya Yu Aotian yg kebanyakan setting lokasi nya Jepang & dgn segala macam adat budayanya jd bikin aq mudah paham,semangat buat penulis nya,tp klo blh usul visual cewekny kurang imut gmn klo pake fotoku aja wkwkwk 🤣🤣🤣
2021-10-28
0