"Aku akan memberi salam pada ayah dan ibumu. Ada pesan?"
Aira menggeleng dua kali dan langsung masuk ke kamarnya tanpa menunggu ucapan Ken berikutnya.
"Berjuanglah istriku," ucapnya sendu. Ia tersenyum menertawakan dirinya sendiri.
*******
"Bersedia.... Siap..."
Dor
Seorang pria jangkung menembakkan peluru ke udara sebagai tanda perlombaan lari dimulai. Ada 10 peserta yang kini tengah berjuang di line-nya masing-masing. Seorang berbaju kuning memimpin paling depan diikuti 2 orang berbaju merah tak jauh di belakangnya.
"Boleh aku bergabung?" tanya Aira pada seorang wanita berambut pendek. Baju hitam yang ia kenakan sangat kontras dengan kulitnya yang putih.
"Hmm..." dia mengangguk sebelum kembali memandang ke arena pertandingan.
Aira mengikuti arah pandangan wanita itu sebelum netranya menyapu sekeliling.
"Murid baru?" tanya wanita itu tanpa memandang Aira. Tatapannya tetap fokus ke depan seperti sebelumnya.
"Iya," jawabnya lirih.
"Namae wa?" tanya wanita itu datar.
-Namamu?-
"Rara," jawabnya singkat.
"Panggil aku Yu," wanita itu menyodorkan tangannya tanda berkenalan.
"Ah, salam kenal Nona Yu," Aira tersenyum tapi tak ditanggapi oleh wanita itu.
"Tingkat berapa?"
"Eh, emm 2," jawab Aira gugup.
Wanita bernama Yu itu memicingkan matanya, menatap Aira dari atas ke bawah, kembali ke atas lagi. Seolah men-scanning manusia berjilbab di depannya. Ada perasaan tak percaya di batinnya. Tingkat 2 artinya dia bisa menggunakan senjata dengan baik, meski belum tepat sasaran. Tubuhnya terlalu kecil, dan ibu jari gadis itu sama besarnya dengan telunjuknya.
"Sulit dipercaya, " ucapnya sarkas. Ia tidak biasa berbasa-basi dengan siapapun. Jika tidak suka, akan ia ungkapkan di depan orangnya saat itu juga.
Aira hanya menunduk menyadari kemampuannya yang masih terlalu lemah. Sedangkan wanita di sampingnya itu terlihat sangat kuat, bahunya yang tegap berbeda sekali dengan bahu mungilnya yang tampak ringkih tak bertenaga.
"Malaysia?" tanya nya kemudian sambil mengibaskan helaian rambut yang sempat tertiup angin menghalangi pandangan matanya yang tajam.
"Indonesia," jawab Aira singkat.
Wanita itu menatapnya lekat-lekat. Ya, dia tidak tau perbedaan kedua manusia serumpun itu. Ia pernah berbisnis dengan orang Malaysia, jadi ia pikir gadis ini dari sana juga.
"Kamu membuatku penasaran. Ayo ikut denganku," ajaknya dan pergi lebih dulu meninggalkan area penonton yang mulai riuh karena sebentar lagi para peserta lomba lari itu sampai di garis finish.
"Pertandingannya..." ucapan Aira menggantung karena saat itu tangannya sudah ditarik membelakangi arena.
"Jerry tidak pernah kalah, atau aku akan memenggal kepalanya," ucapnya sadis.
"Eeh? " Aira tak mengerti maksudnya tapi tak ada kesempatan untuk bertanya.
Di arena lomba lari, pria berbaju kuning yang berhasil finish paling depan tengah menyapukan pandangannya ke tribun penonton. Mencari-cari pujaan hatinya yang tadi terlihat di bangku ke 5 dari bawah. Netranya menyapu sekeliling dan menangkap siluetnya yang tepat keluar dari arena olahraga melalui pintu belakang sambil menarik tangan seseorang dengan penutup kepala hitam.
"Ada mainan baru?" lirihnya dengan satu bibir terangkat.
"Waktumu lebih lambat 2.03 detik dari sebelumnya. Apa Yu mengganggumu lagi?" tanya pelatih bertopi sambil melemparkan sebotol air mineral pada atlit andalannya yang berjarak beberapa meter di depan.
"Aku akan membuat catatan baru setelah Yu mau jadi kekasihku," ucapnya pongah sembari meninggalkan arena dan menyusul pujaan hatinya.
"Ck.. Anak itu..." pria paruh baya itu hanya menggeleng tak mengerti tingkah anak muda zaman sekarang.
100 meter dari arena perlombaan lari.
Yu membawa Aira menuju lapangan tembak yang biasa mereka gunakan untuk latihan. Ya, ini kedua kalinya Aira kesana setelah melewati tes menembak kemarin.
"Buktikan kamu memang layak di tingkat 2," ucap Yu seraya memberikan Colt 1911 berisi 7 buah peluru yang setiap satu butirnya bisa dimuntahkan dengan kecepatan 1.225 kaki per detik itu.
Aira menerimanya dengan berat hati. Ia tidak atau belum terbiasa menggunakan senjata berbahaya seperti ini. Yu menyeringai menyadari kebimbangan gadis berkulit kuning langsat di depannya. Meyakinkan pendapatnya jika gadis lemah di depannya tidak mungkin berada di tingkat 2, setara dengannya.
Perlahan Aira menatap target yang berjarak 20 meter di depannya. Ia menarik nafas berat dan memejamkan matanya. Dalam batinnya menghitung 1 sampai 10 untuk menenangkan hatinya. Ia masih gugup dan tertekan saat melepaskan peluru dari sarangnya.
"Takut?" Yu bertanya sinis melihat Aira yang masih memejamkan matanya padahal beberapa detik sudah berlalu.
Perlahan mata bulat itu terbuka, menatap tajam ke depan tanpa berkedip. Yu memicingkan mata melihat ekspresi gadis berjilbab yang terlihat misterius. Sangat berbeda dengan gadis yang tampak gusar sesaat lalu.
Dor
Dor
Dor
3 butir peluru Aira lesatkan kurang dari satu detik. 2 diantaranya berhasil mengenai target tepat sasaran. Membuat botol kaca berisi air yang berjarak beberapa meter di depannya benar-benar hancur dan berserakan di tanah. Sementara tembakan terakhir mengenai leher botolnya saja, menyisakan badan botolnya yang masih bertengger di atas besi penyangga dengan air yang berhasil tumpah sepertiganya.
Prok prok prok....
Aira menoleh dan mendapati pria berbaju kuning yang sempat ia lihat di arena berlari kini mendekat ke arah mereka berdua sambil tersenyum.
"Hey gadis manis, siapa kamu?"
Aira gelagapan mendapat pertanyaan tiba-tiba seperti itu dan seketika ingat pesan Ken, suaminya. Dia mengatakannya saat memasuki akademi ini, "Jangan percaya pada orang yang tersenyum padamu. Mereka lebih berbahaya daripada orang yang jelas-jelas menghunuskan belati padamu. Jauhi mereka selagi kamu bisa"
"Sudah puas?" Aira melemparkan pistol buatan German itu kembali ke pemiliknya. Bersiap pergi dengan aura devil yang masih tercetak jelas di wajahnya.
"Hey hey... Gadis kecil yang lucu. Kekasihku hanya ingin melihat seberapa jauh kemampuanmu, kenapa marah?" Pria bernama Jerry itu menghadang Aira dan mengangkat dagunya perlahan.
"Aku bukan kekasihmu," sungutnya kesal. Langkah tegapnya melewati Aira yang masih tertahan pria asing di depannya.
Aira mengibaskan tangan Jerry dan menyusul Yu duduk di pinggir lapangan.
"Berapa lama kamu berlatih?" Yu membuka pembicaraan setelah menyerahkan sebotol soft drink yang ia ambil dari showcase di pojok ruangan. Minuman ini free khusus untuk murid di akademi ini.
"Terimakasih," ucap Aira segera membuka kaleng minuman itu dan meneguknya sekali.
"2 minggu" lanjutnya.
Uhukk uhukk...
Yu tersedak mendapati jawaban dari lawan bicaranya. 'Yang benar saja. 2 minggu? Dia jelmaan iblis atau apa?' batinnya bergejolak tak percaya. Ia butuh setidaknya 6 bulan sampai bisa fokus mengenai sasaran, dan gadis ini hanya butuh waktu 2 minggu katanya. Tidak masuk akal. Bahkan beberapa orang harus mengasah kemampuannya bertahun-tahun baru bisa menaklukkan salah satu senjata paling berbahaya di muka bumi ini.
Klang
Aira melempar kaleng minumannya yang telah tandas ke tempat sampah dan tepat sasaran. Yu kembali menatap gadis berjilbab hitam di depannya penuh selidik.
"Siapa kamu?" Yu mencekal lengan Aira yang beranjak pergi.
"Bukan siapa-siapa," ucapnya seraya tersenyum hangat. Menampilkan wajah polos bak malaikat yang membuat Yu bergidik ngeri. Wajah tanpa dosa itu seolah menyadarkannya bahwa gadis di depannya bukan orang sembarangan. Mungkin prinsip yang ia yakini hampir sama dengan Ken, menjauhi orang yang tersenyum padanya. Buktinya, Yu melepaskan cengkeraman tangannya begitu melihat Aira tersenyum tadi.
'Dunia yang berbahaya ini, lebih baik berhadapan langsung dengan senjata daripada dengan senyuman iblis yang penuh siasat'
"Apa kamu takut padaku?" Aira menahan tangan Yu yang bergerak menjauh, "Aku bukan ancaman untukmu, mungkin kita bisa berteman," ucap Aira ramah.
*******
Hi minna-san..
Arigatou buat kalian yang udah mau nyempetin baca postingan ini. Setiap orang punya sisi positif masing-masing. Jadi jangan mudah menilai seseorang hanya dari penampilannya yaa gengs...
Oh iya gomen ne kalo makin kesini makin beda dari judul yaa. Judulnya Gangster Boy tapi malah ngulik tentang Aira mulu.
Sabar gaess, sabaarr..
Nanti bakal ada kejutan dari Ken. Lagipula emang author pengen buat versi lain tentang kehidupan gangster. Tentu menurut imajinasi author yaa.. Hehe
Jaa... sampai jumpa di next chapter
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 413 Episodes
Comments
Dewi Kijang
lanjut
2022-01-13
0
ɴᴀᴜғᴀʟ
semangat trusss
2021-05-30
1
Shalova DA
senyuman iblis.....di balik polosnya aira..
2021-01-16
4