Semenjak mereka berdua resmi berkencan (tanpa paksaan) hampir setiap malam Leon datang ke motelnya.
Seperti malam ini pria itu tengah duduk di depan meja bar bersama kekasihnya. Ternyata Leon punya kebiasaan baru sekarang, yaitu memegang tangan wanita itu dan menatap tajam kepada para pelanggan pria yang melihat k arah kekasihnya dengan nakal. Ya, se-protective itu dia kepada Rosaline.
"Miss, pelanggan VIP di room karaoke paling ujung ingin bertemu dengan anda." ucap seorang karyawan motel yang tiba-tiba datang di tengah canda tawa mereka.
"Siapa? Apakah ada hal mendesak?" tanya Rosaline.
"Entahlah, seorang pria. Dia bilang teman lama anda." jawab karyawannya.
"Teman lama ku?" Rosaline berpikir sejenak.
"Baiklah, suruh dia menunggu beberapa menit lagi." timpah wanita itu sebelum karyawannya itu pergi.
"Kapan kau akan berhenti menemui tamu VIP, bukankah kau sudah janji?" dengus Leon kesal.
"Ini yang terakhir. Dia bilang kalau dia teman lamaku, akan tidak enak kalau aku menolaknya." ucap Rosaline dengan nada memohon.
"Karyawanmu bilang kalau dia seorang pria, bagaimana kalau dia mencoba berbuat macam-macam padamu?" ujar Leon masih dengan nada keberatan.
"Ah ya, aku jadi ingat kejadian beberapa saat lalu saat seorang pelanggan VIP merayu dan menciumku dengan paksa." jawaban Rosaline malah membuat kekasihnya menjadi sedikit kesal.
"Apa sekarang kau sedang menyindirku?" dengus leon.
"Tidak, aku hanya ingin memberitahumu saja. Untung saja pelanggan VIP itu sangat tampan kalau tidak aku pasti sudah melaporkannya ke polisi." ucap wanita itu.
"Oh aku mengerti sekarang, karena dia sangat tampan kau jadi tidak bisa melawannya? Tidak-tidak, maksudku kau memang tidak berniat melawannya, begitu?" timpah Leon dengan senyum menggodanya yang khas.
"Chhh.... tunggulah sebentar aku akan kembali." Rosaline menghindari pertanyaan Leon hendak berlalu, wanita itu benar-benar sudah terjebak dengan kata-katanya sendiri.
"Kau tidak menjawabku, hah? Cepatlah atau aku akan menyusulmu." Ancaman pria itu membuat Rosaline berbalik menatap ke arahnya lalu mereka berdua tergelak.
.
.
.
Wanita itu sudah sampai di depan room karaoke paling ujung di mana tamu VIP-nya menunggu, kemudian dia masuk tanpa ragu. Tapi setelah berada di dalam dia tidak mendapati siapapun.
Dia pun berbalik hendak keluar dari ruangan itu, belum sempat dia melangkah seseorang keluar dari balik pintu lalu menguncinya.
"Lama tidak bertemu. Aku sangat merindukanmu, rosaline." ucap pria itu dengan senyum menyeringai.
Rosaline tersentak, kedua tangannya mengepal, meremas rok panjangnya. Wajah wanita itu berubah pucat, genangan air di pelupuk matanya sudah siap meluncur.
"Ka-kau? Sejak kapan kau keluar dari penjara?" tanya wanita itu dengan suara dan bibirnya yang gemetar.
"Aku melarikan diri dari penjara hanya untuk menemuimu." jawab pria itu masih menyeringai.
Kini Rosaline sudah tidak dapat menahan lagi air matanya untuk berhambur saat langkah pria itu mencoba mendekatinya.
"Pergi dari sini atau aku akan teriak!" ancamnya.
"Teriaklah sesukamu, bukankah kau lebih tahu kalau ruangan ini kedap suara?" jawab pria itu terus berusaha mendekat.
.
.
.
Semua ini berawal dari 9 tahun yang lalu.
Orang tua Rosaline bisa dibilang seorang pengusaha motel yang sukses di kotanya dan mereka keluarga yang bahagia. Ayahnya sebenarnya seorang pria yang bertanggung jawab dan sangat menyayangi keluarganya.
Namun dia perlahan berubah saat dekat dengan sosok bernama Ferdinan teman semasa kuliahnya. Ferdinan bersama anaknya Jason hampir setiap hari datang ke motelnya bahkan sampai menginap beberapa hari. Mereka bertingkah aneh dan selalu terlihat sedang mendiskusikan sesuatu dengan serius.
Nancy ibu dari Rosaline mulanya tidak curiga dengan kegiatan suaminya tapi semakin lama dia semakin merasa ada sesuatu yang janggal. Pada akhirnya setelah dia mencari tahu ternyata Ferdinan adalah seorang pemimpin sekte aliran sesat.
Hari demi hari Ferdinan mulai leluasa membawa para pengikutnya ke motel, bahkan bisnis motelnya sudah benar-benar ditutup. Semua karyawan diberhentikan.
Kini tempat itu hanya digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan di luar nalar seperti exorcisme (pengusiran setan), dan tak jarang mereka berdua kedapatan melakukan pelecehan seksual pada para pengikut wanitanya.
Merasa situasi sudah di luar kendali, Nancy mencoba memperingatkan Billy suaminya. Dan entah apa yang meracuni pikiran Billy, seakan ia sudah dicuci otaknya untuk selalu menuruti keinginan si pemimpin sekte tersebut.
Akhirnya hari naas itu tiba, hari di mana puncak tragedi yang dialami keluarga Rosaline, 1 hari yang merubah masa depan mereka selamanya.
Rosaline yang sedang belajar di kamarnya tersentak karena secara tiba-tiba ayahnya menarik tubuhnya dan menyeretnya.
"Ayah, apa yang ayah lakukan? Sakit." gadis itu meringis.
Nancy yang mendengar anaknya mengaduh pun menghampirinya.
"Apa yang kau lakukan pada anak kita? Lepaskan, dia kesakitan!" pinta Nancy.
"Tidak, jiwanya harus segera dibersihkan sebelum usianya genap 20 tahun." ucap suaminya.
Nancy yang sudah mengerti maksud dari ucapan Billy dengan segera menghadang suaminya itu. Dia sudah paham betul apa arti dari pembersihan jiwa.
"Apa kau sadar dengan apa yang kau lakukan? Kau tega menjadikan anakmu sebagai budak seks mereka, hah?" ucap Nancy yang mulai menangis.
"Ayah, aku tidak mau! Ibu tolong selamatkan aku!" gadis itupun ikut meraung.
"Jaga ucapanmu! Mereka hanya melakukan apa yang seharusnya. Lagipula dari sekian banyak wanita mereka sudah memilih Rosaline anak kita untuk menjadi pendamping Jason. Bukankah penyatuan mereka itu suatu berkat dari Tuhan?" jelasnya.
Ternyata selama ini Jason diam-diam selalu memperhatikan Rosaline dan pria itu mulai terobsesi dengannya. Akhirnya dia dan ayahnya mencari cara untuk mendapatkan gadis itu, pembersihan dan penyatuan jiwa dijadikan modus untuk mendapatkan keinginannya.
"Kau benar-benar sudah tidak waras! Mereka itu orang-orang sesat, kau mau mengorbankan anak gadis kita untuk penyatuan konyolmu itu?" Nancy mulai geram.
"Aku pemimpin di rumah ini jadi aku yang akan memutuskan." timpah Billy.
"Sebelum semua itu terjadi langkahi dulu mayatku!" ancam wanita itu bersimpuh di kaki suaminya.
Tapi Billy suaminya tetap tidak menggubris dan terus menyeret gadis itu. Sementara gadis itu memohon dan menangis tanpa henti.
Dante kecil yang sedari tadi mengintip dari balik pintu kamarnya memberanikan diri lari keluar berinisiatif mencari pertolongan.
Tapi sebelum pertolongan itu datang Nancy yang sudah benar-benar putus asa meraih botol minuman di dekatnya dan memukul Billy tepat di kepalanya, membuat pria itu sempoyongan sebelum benar-benar ambruk di lantai.
Ibunya Billy yang baru kembali dari berbelanja jatuh tak sadarkan diri melihat anak laki-lakinya terbujur kaku bersimbah darah di lantai.
Hari itu benar-benar hari tergelap bagi keluarga Rosaline. Hari di mana ayahnya meninggal dengan mengenaskan dan ibunya harus mendekam di balik jeruji besi.
Ferdinan dan Jason yang lebih dulu melarikan diri akhirnya berhasil dijaring polisi atas tuduhan penipuan, kekerasaan fisik dan mental hingga menyebabkan kematian, juga tindak pelecehan seksual setelah beberapa hari menjadi buronan.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Yudith Salawane Hehanussa
👍👍👍
2021-03-22
1