Leon menyusuri lorong demi lorong motel Dandelion. Kakinya melangkah sesuai instruksi salah satu karyawan motel yang memberitahu di mana Miss Rose tinggal.
Dia baru saja keluar dari lorong terakhir saat kakinya menginjak halaman belakang motel dan secara tiba-tiba matanya tertarik dengan pemandangan yang dilihatnya.
Seorang wanita tengah berbaring di gajebo dengan mata tertutup, dan headset terpasang ditelinga. Entah wanita itu benar-benar tertidur atau hanya mencoba lebih menikmati alunan musik yang keluar melalui headset tersebut.
Mata pria itu masih terus memastikan apa itu wanita yang sedang dia cari karena dari penampilannya sungguh sangat berbeda.
Miss Rose yang dia kenal selalu berpenampilan glamour, elegan dan seksi kini hanya memakai kaos oblong berwarna putih dan celana jeans panjang dengan wajah polos tanpa make up. Tapi kecantikannya tetap tidak berkurang sedikitpun.
"Ekhemmmm" Pria yang kini sudah berdiri di hadapannya itu berdehem karena wanita yang berbaring itu masih tidak menyadari kehadirannya.
Karena belum mendapat respon Leon kini ikut tertidur disampingnya. Wajahnya menghadap ke Rosaline dengan tangan kiri yang menumpu kepala agar dia bisa leluasa menatap bidadari itu.
Menyadari ada orang di sampingnya, Rosaline mulai membuka mata. Matanya membelalak kaget, spontan dia langsung bangun dan terduduk.
"Tu tuan, sedang apa anda di sini?" dengan ekspresi malu sambil membenahi rambutnya yang sedikit berantakan.
"Kenapa kau tidak kembali? Aku menunggumu lebih dari 1 jam." masih dengan posisinya yang terbaring.
"Maaf, tadi ada sesuatu yang harus saya urus." wanita itu sedikit gugup karena usahanya menghindari pria itu gagal.
Leon mulai memperbaiki posisinya, kini dia duduk di samping Rosaline.
"Kau belum menjawab ajakanku." pria itu menuntut jawaban.
"Ajakan yang mana, tuan? maaf saya lupa." wanita itu berdiri dengan spontan memberi jarak di antara mereka.
"Ayo kita berkencan!" Leon kini berdiri membuat posisi mereka sekarang saling berhadapan.
"Berkencanlah dengan ku, Miss Rose." Ulang pria itu lagi.
"Kenapa harus saya?" Rosaline masih berusaha ramah.
"Karena kau cantik." tegas pria itu.
"Kenapa anda terus mengikuti saya? Apa yang sebenarnya tuan cari dari diri saya?" tanya Rosaline.
"Apa harus ada alasan lain ketika kita menginginkan sesuatu? Seperti Mobil, rumah dan pakaian yang bagus ketika aku menginginkannya aku harus mendapatkannya dengan cara membelinya, merebutnya atau bahkan mencurinya." jelas pria itu lagi.
"Masih banyak wanita yang lebih cantik di luaran sana. Saya hanya seorang pimilik motel kecil, saya merasa kita tidak sepadan." wanita itu masih mencoba memberi alasan yang logis untuk menolaknya.
"Itu bukan masalah besar. Kita bisa sama-sama membesarkan motelmu suatu hari nanti." Leon tak kalah meyakinkannya.
"Tolong tuan, saya tidak punya waktu untuk beromong kosong." Seraya berlalu meninggalkan pria itu. Tapi pria itu dengan cepat menghadang langkahnya. Dia menarik tangan wanita itu sehingga tubuh mereka bertabrakan.
Rosaline mencoba menghindar tapi tangan Leon menarik pinggang rampingnya membuat tubuh mereka lebih menempel. Kini mata mereka bertemu satu sama lain.
"Apa yang kau lakukan? Apa kau sudah gila? Lepaskan!" Rosaline geram dan mulai hilang kesabaran.
Tapi pria itu tetap tak menghiraukannya. Kini tangannya mencoba menyibak helaian rambut yang menutupi wajah wanita yang ada di dekapannya. Saat Leon sedikit lengah Rosaline menginjak kaki pria itu hingga meringis kesakitan dan reflek melepaskan pelukannya sambil mengaduh.
Akhirnya Rosaline bisa terbebas dari Leon, dengan cepat dia masuk dan mengunci pintu rumahnya.
"Wah....benar-benar seperti menonton drama romatis secara langsung." suara Dante yang tengah berada di dekat jendela mengalihkan perhatian wanita itu.
"Ya, dan akan berakhir menjadi drama thiller kalau aku masih di sana 1 menit lagi." masih syok dengan apa yang dilakukakan pria menjengkelkan itu kepadanya tadi.
Kini tatapan matanya tajam ke arah adiknya, "Dari tadi kau di sana dan hanya menyaksikan bukannya menolong kakakmu ini,hah?" dengus Rosaline. Seperti biasa dia melampiaskan kekesalannya pada Dante adik semata wayangnya.
"Ayolah kak, kenapa kakak tidak berkencan saja dengannya? Sampai kapan kakak mau tetap menjomblo?" Lagi-lagi perkataan Dante semakin menyulut emosi Rosaline, wajah wanita itu sudah terlihat sangat marah dan berapi-api seolah siap menelan adiknya hidup-hidup. Dan seperti biasa Dante kabur sebelum itu terjadi.
"Yakkk...Mau pergi ke mana kau, bocah tengik?" teriaknya. Dante terus terbirit tanpa menjawab pertanyaan kakaknya.
"Awas saja kalau kau kembali, tamat riwayatmu." gerutunya lagi.
.
.
.
Keesokan harinya Leon datang ke kantor dengan ekspresi wajah kesal. Dari hari pertama ke kota itu moodnya tidak pernah baik-baik saja, dan tidak akan baik-baik saja sebelum apa yang menjadi keinginannya terpenuhi.
"Yakkk, kau. Cari informasi tentang wanita itu." perintahnya kepada Bobby.
"Wanita? wanita yang mana maksudmu?" mencoba mencerna perintah dari bosnya.
"Si Miss Rose itu atau siapalah nama aslinya aku tidak peduli. Cari kelemahannya secepatnya." dengan wajah kesalnya.
"Kenapa dengan wanita itu? Apa ada masalah?" selidik Bobby.
"Baru kali ini ada wanita yang berani menolakku, dia tidak tahu dengan siapa dia bermain-main." senyum sinis terpancar di bibir pria itu.
"Wah...Leon, baru pertama kali aku melihatmu kesal karena seorang wanita." ejek sahabatnya.
"Lihat saja aku akan mendapatkannya dengan cara apapun, pada akhirnya dia akan bertekuk lutut di hadapanku." dengan wajah angkuh.
"Sudahlah jangan kau rusak moodmu hanya karena seorang wanita. Kita cari wanita yang lebih cantik. Ayo pergi ke club malam ini, kita bersenang-senang di sana." Bobby berusaha menghibur Leon.
"Tidak! Aku bilang aku menginginkan wanita itu." tegasnya.
"Baiklah,baiklah tuan Leon sepertinya kau tidak bisa dibujuk." timpah sahabatnya. Dia tahu benar seperti apa sahabatnya itu, seorang pria yang sangat berambisi dan tak kenal ampun.
"Lalu kenapa kau masih di sini, bodoh?.! Cepat pergi dan bawakan yang aku mau!"
"Siap laksanakan perintah!" lengkap dengan gerakan hormat ala-ala anggota paskibraka.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Yudith Salawane Hehanussa
🤗🤗🤗
2021-03-22
1
🌻Ruby Kejora
3 like 💓💓
Sukses sluu
Salam dari
THE THUNDER'S LOVE
2021-03-18
1
meylane
Si Leon ini udah kurang ajar, maksa pula! Untung ganteng hehehe
2021-01-04
0