Rosaline ikut masuk ke kamar Leon memberikan penjelasan tentang fasilitas apa saja yang bisa Leon dapatkan di motelnya.
Tapi Leon nampak tidak begitu peduli dengan penjelasannya dia hanya duduk di tepi ranjang dengan kedua tangan yang tertumpu dibelakang membuat posisi tubuhnya setengah berbaring dengan tatapan nakal yang terus mengarah ke arah bidadari cantik di depannya.
Matanya terus meneliti mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki bahkan dia tak segan-segan menggigit bibir bawahnya untuk menggoda Rosaline. Tapi wanita itu sepertinya tidak peka atau mungkin berpura-pura polos di hadapannya.
Ya, memang bukan pertama kali Leon bertemu dengan wanita cantik bahkan di antara mereka ada yang lebih cantik dari Rosaline. Tapi Leon merasa ada yang istimewa dari wanita ini dan dia menginginkannya.
"Apa nona mau menemaniku malam ini ?" tanpa basa-basi Leon mengungkapkan keinginannya membuat wanita di hadapannya sedikit terperanjat.
"Dasar baji***n sialan," gerutu wanita itu dalam hati
Rosaline mengatur kembali ekspresinya "Tentu saja, kita bisa turun ke mini bar dan mengobrol di sana, tuan."
"Tidak maksudku di kamar ini, dengan ditemani minuman boleh juga." Masih mencoba menjelaskan maksud ajakannya.
"Baiklah. Minuman apa yang anda suka, tuan ?" masih dengan senyumnya ramahnya.
"Apa saja yang penting memabukan seperti senyuman anda, nona." Leon sekarang duduk di tepi ranjang tepatnya di samping Rosaline yang sedang memanggil layanan kamar dari saluran telephone.
Wanita itu sebenarnya sudah muak dan ingin cepat-cepat pergi dari kamar itu tapi profesionalisme sebagai pemilik motel membuatnya harus tetap berada di situ untuk menghindari keluhan dari pelanggannya. Dia berniat pergi setelah membuat pelanggannya mabuk.
Setelah menyelesaikan panggilannya tiba-tiba Leon menarik tangan wanita itu hingga terduduk disampingnya. "Kau sangat cantik Miss rose." mulai mendekatkan wajahnya ke arah wajah Rosaline yang masih terperanjat. Kini Wanita itu bisa memandangi wajah tampan milik Leon dari dekat, "Pria ini benar-benar tampan tapi kurang ajar." batinnya.
Kesadaran Rosaline kembali saat tangan Leon mengusap pahanya yang terbalut dress panjangnya.
Leon lebih mendekatkan wajahnya ke arah Rosaline hingga jarak bibir mereka tersisa beberapa senti saja.
.
.
.
Beruntung suara bell berbunyi tanda minuman pesanan Leon sudah tiba. Rosaline segera melepaskan tangan Leon dari tangannya lalu bangun hendak membuka pintu. Leon mendengus kesal karena kesenangannya terganggu.
"Pria ini benar-benar sesuatu, aku harus membuatnya mabuk dengan cepat." bisiknya dalam hati saat kembali masuk membawa sebotol wisky pesanan Leon.
Namun belum sempat dia menuangkan minumannya ke dalam gelas pria itu kembali menarik tubuhnya hingga jatuh terduduk dipangkuannya.
"Apa yang dia lakukan? Apa dia sudah gila? belum minum tapi dia sudah mabuk."
Mata mereka kembali saling bertemu, tapi kali ini tatapan wanita itu memperlihatkan ketakutannya berbeda dengan tatapan Leon yang buas seperti serigala yang siap memangsa. Rosaline mencoba sedikit berontak tapi tangan pria itu kini melingkar di pinggang rampingnya dan menariknya untuk lebih menempel ke tubuhnya.
Tanpa aba-aba Leon ******* bibir wanita di pangkuannya. Seketika mata Rosaline membelalak, kedua tangannya mengepal di depan dadanya membuat jarak antara tubuh mereka dan terus memberontak.Tapi Leon tidak mempedulikannya, dia asyik dengan bibir wanita itu walau tanpa respon dari pemiliknya.
Akhirnya Rosaline bisa mendorong tubuh Leon menjauh dan melepaskan ciumannya.
" Bersabarlah, tuan. Anda terlihat begitu berambisi." wanita itu berusaha tersenyum walau dalam hatinya mengutuk perilaku Leon kepadanya.
Leon kembali mendengus kesal karena kesenangannya lagi-lagi terganggu, wanita ini terlalu banyak berbasa-basi pikirnya. Tapi Leon tak bisa menolak minuman yang Rosaline sodorkan. Wanita itu mencoba mengalihkan perhatiannya dengan terus menuangkan minuman untuknya. Bukan tanpa usaha, beberapa kali Leon mencoba mencium wanita itu lagi tapi selalu gagal. Sekarang kesadarannya sudah hilang, dia akhirnya tertidur di pangkuan Rosaline.
"Tuan, tuan..." wanita itu mencoba memeriksa kesadarannya dengan mengguncang-guncangkan bahunya bahkan dia sampai menampar pipi pria itu beberapa kali untuk melampiaskan kekesalannya sebelum dia meninggalkan Leon yang tengah meringkuk seperti bayi di ranjangnya.
.
.
.
Kelakuan Leon emang bikin tepok-tepok jidat 😆😆😆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
mantap ❤️
2021-03-23
1
Yudith Salawane Hehanussa
👍👍
2021-03-22
1
🌻Ruby Kejora
Like disini❤️❤️
2021-03-11
1