"Kak, aku mohon. Hari ini aku ada tugas bersama teman kuliahku." Rayu Dante pada kakaknya.
"Kau selalu mengatakan alasan itu tiap kali meminta uang saku lebih, dan selalu berakhir di club malam. Kau pikir aku bisa terus dibohongi,hah?" dengus kakaknya.
"Kali ini aku benar-benar tidak bohong, aku bersumpah." setengah memelas.
Akhirnya Rosaline luluh, "Aishhh..kau ini. Awas saja kalau kau pergi ke club malam lagi, aku akan mengusirmu dari rumah. Apa kau mengerti?" tegasnya.
"Nora, tolong ambil dompetku di laci meja itu." perintahnya pada Nora yang sedang bertugas di meja resepsionis malam itu.
Rosaline hendak memberi beberapa lembar uang saku pada adiknya saat Leon dan Bobby beserta beberapa preman penagih hutang mendatangi motel menarik perhatian orang-orang yang ada di sana. Rosaline kembali menutup dompetnya dan melemparkannya ke atas meja.
"Wah... Anda tidak datang sendirian tuan. Apa anda berniat membooking semua kamar untuk anda dan orang-orang anda?" sambut Rosaline.
"Tidak, bukan itu. Aku ke sini untuk mengambil kembali apa yang menjadi milikku, nona Rosaline." jawabnya dengan senyum penuh keyakinan.
"Aishhh...dari mana dia tahu nama asliku?" gerutunya dalam hati.
Memang tidak banyak orang yang tahu nama aslinya. Semenjak menjalankan motel dia lebih memilih memakai nama "Miss Rose" sebagai panggilannya. Hanya keluarga dan orang terdekatnya yang masih memanggil wanita itu dengan namanya.
"Maksud anda?" wanita itu mendelik.
"Suatu kejutan, ternyata sebagian motel ini di bangun di atas tanah milikku." seraya mengacungkan sebuah dokumen.
"Mungkin anda salah paham tuan, saya dan ayah anda sudah membuat perjanjian 9 tahun yang lalu." jelasnya.
Kembali ke 9 tahun lalu saat ayah Leon memberikan modal usaha untuk motelnya, lebih tepatnya Rosaline menjual sebagian lahan motelnya pada Om Sam. Tapi karena kebaikannya, Om Sam mengijinkan Rosaline dan keluarga untuk tetap menempatinya sampai dia bisa membeli lahan itu kembali.
.
.
.
"Ya, aku dengar ayahku teman baik orang tuamu. Mungkin itu alasan dia membuat perjanjian itu. Tapi itu menyalahi prinsip-prisip ku sebagai pebisnis. Dalam bisnis semua harus adil, nona Rosaline". Kedua belah pihak harus sama-sama untung, bukan begitu?" tegas Leon penuh percaya diri.
"Baiklah, aku akan membelinya kembali." Rosaline mencoba untuk tidak terlihat terintimidasi.
"Sayangnya bukan uang yang aku butuhkan." Pria itu mulai memperlihatkan wajah aslinya.
"Lalu apa, kencan?" Seperti sudah tahu ke arah mana perginya pembicaraan ini. Leon hanya membalasnya dengan senyuman tipis.
"Apa aku salah ? Aku tahu orang seperti anda tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang anda inginkan." matanya mendelik lengkap dengan senyuman sinisnya.
"Bagaimana, bukankah ini akan sama-sama menguntungkan kedua belah pihak? Kau tetap bisa menempati lahan ini, dan aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan." timpahnya.
"Baiklah, ayo berkencan!" akhirnya wanita itu meng-iyakan. "Tapi dengan beberapa syarat."
"Syarat? Posisimu sedang tidak berada di mana kau bisa mengajukan syarat, nona Rosaline." tegasnya.
"Asal anda tahu perjanjian yang saya buat dengan ayah anda itu sudah di sepakati kedua belah pihak dan ditanda tangani di atas materai, bukankah itu artinya perjanjian itu legal dan memiliki kekuatan hukum? Hanya karena saya berbaik hati, saya akan memberikan anda kesempatan untuk mewujudkan obsesi anda berkencan dengan saya." penjelasan wanita itu mulai memudarkan senyuman di wajah tampan pria itu.
"Oke baiklah, sekarang kita dengar apa persyaratan dari nona Rosaline." suara Bobby memecahkan ketegangan di antara keduanya, sementara Leon hanya diam menunggu apa syarat yang akan diajukan wanita itu.
Rosaline memikirkan beberapa syarat yang bisa menjamin masa depannya.
"Syarat yang pertama, kita hanya akan berkencan selama 1 bulan."
Leon mengangguk pelan dengan senyuman miring. "1 bulan lebih dari cukup untuk membuat wanita itu tergila-gila, bahkan setelah 1 bulan dia akan menangis darah karena tidak mau berpisah." bisik pria itu dalam hati.
"Kedua, hanya saya satu-satunya wanita yang anda kencani." tambah wanita itu.
"Baiklah." jawab Leon mantap.
"Ketiga, anda tidak boleh cemburu kepada para tamu yang datang ke motel ini." tambahnya lagi.
"Dan yang terakhir, kita akan berkencan tanpa melakukan S*ks." timpahnya membuat senyuman Leon kembali memudar.
"Itu tidak adil, bagaimana mungkin berkencan tanpa melakukan S*ks. Itu omong kosong." pria itu tidak setuju.
"Pikirkanlah sekali lagi atau tidak sama sekali." tegas Rosaline.
1 detik
2 detik
3 detik
"Baiklah, aku setuju." akhirnya mereka sepakat disusul reaksi antusias dari orang-orang yang menyaksikannya.
Senyuman kemenangan terulas dari pria itu saat melihat ekspresi Rosaline yang mulai khawatir. Wanita itu cemas, dia telah memutuskan untuk menguji seorang Leon. Entah keputusannya benar atau salah, keinginannya hanya mengakhiri semua kekonyolan ini dalam waktu 1 bulan dan setelah itu hidupnya akan kembali normal.
Disudut lain Dante asyik membuka dompet kakaknya dan mengambil lembaran-lembaran uang dari sana dan hanya menyisakannya beberapa lembar saja, Nora yang melihatnya bahkan tidak bisa memberitahu si pemilik dompet bahwa dia telah dirampok oleh adiknya sendiri.
.
.
.
Setelah Leon dan orang-orangnya pergi, Rosaline akhirnya bisa menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dan terus mengulanginya beberapa kali. Emosinya benar-benar sedang diuji, Nora bahkan memberinya segelas air hangat untuk menenangkannya.
Emosinya semakin naik saat melihat dompetnya terbuka dan hanya tersisa beberapa lembar uang saja di sana.
"Aishhh....bocah sia**n itu!" teriaknya geram.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Little Peony
Semangat selalu Thor 🌸🌸
2021-03-23
1
Yudith Salawane Hehanussa
😅😅😅
2021-03-22
1
S Anonymous
Semangat Kk dan salam kenal ❤
"Calon Istri vs Mantan Istri"
2021-03-15
1