Nesi membuka mata ketika sudah jam 2 dini hari. Nampak Kenzi tengah tertidur dengan posisi duduk sambil melipatkan tangan di sofa ruangan itu.
"Ken....." Panggil Nesi lemah.
Kenzi yang mendengar panggilan Nesi segera terbangun dan menghampiri Nesi.
"Kamu sudah sadar?? baguslah... aku sangat mengkhawatirkanmu" ucap Kenzi terbata-bata.
"Kenapa kamu menungguiku disini? kenapa kamu tidak menelfon mas Ferdi" Nesi mencoba bertanya.
Kenzi hanya tersenyum kecut mendengar pertanyaan Nesi.
"Sejak kapan Ferdi peduli denganmu? Aku tau kalo kamu sudah mengetahui semuanya" Kenzi mencoba menebak.
Nesi nampak sedih, kemudian Nesi memilih untuk diam.
"Apa yang ada di fikiranmu saat itu? aku mengikutimu Nes. Aku tau kalo kamu sengaja menyetir dengan ugal-ugalan....." Kenzi nampak marah dengan apa yang dilakukan Nesi.
Tapi yang di tanya hanya menangis, menutupi isakannya dengan kedua telapak tangannya.
Kenzi yang merasa iba segera duduk di ranjang, menghadap Nesi dan membuka kedua tangan Nesi.
Namun dengan segera Nesi menghambur ke pelukan Kenzi.
"Ceritakan semuanya!!! Bukankah kita berteman sejak lama, tapi kamu menjauh ketika aku kembali dari swiss.... apa yang salah denganku? apa kamu sudah menganggapku sebagai orang lain?" Kenzi berkata dengan penuh harap.
Nesi hanya menggelengkan kepalanya. Air matanya terus mengalir deras.
"Aku sudah menyimpan ini sejak lama,,,, dan dada ini kian sesak dengan cemburu dan amarah" Nesi mencoba menjelaskan rasa sakitnya selama ini.
Ada rasa ringan setelah ia menceritakan semuanya, setidaknya ada yang mengerti penderitaan Nesi saat ini.
"Kamu harus kuat Nes..... Aku akan bantu kamu semampuku" Kenzi mencoba memberi suport kepada Nesi.
TOK TOK TOK
Nesi dan Kenzi nampak terkejut dengan ketukan itu.
Nampak Ferdi berdiri di ambang pintu, Ferdi nampak sangat cemas. Ia segera menghambur kepelukan Nesi.
Nampak ada rindu di mata Ferdi. Namun Nesi mengabaikannya.
"Aku kangen kamu sayang....." Ferdi kian erat memeluk Nesi.
Kenzi yang berada di samping Nesi segera melangkah ke arah sofa. Ada bara amarah di hati Kenzi yang masih bisa ia tahan.
"Kamu.... kapan kamu pulang dari jepang? kenapa kamu bisa kecelakaan? siapa yang menolongmu? bagaimana....???" Ferdi nampak menghentikan pertanyaanya.
"Bagaimana keadaanmu??" Nada bicara Ferdi yang tadi nampak cemas berubah menjadi lembut.
"Aku baik-baik saja mas. Bagaimana mas bisa tau aku kecelakaan?" Nesi menjawab sambil menyeka air matanya yang masih sedikit mengalir.
"Tadi dari kepolisian menghubungiku. Aku bahkan sudah kesana. Ini ponselmu!" Ferdi menyodorkan ponsel Nesi.
"Terimakasih mas....."
"Kenapa kamu nangis.... Kamu seneng ya lihat aku?" Ferdi nampak bangga dengan dirinya. Nesi hanya mengangguk pelan, matanya sedikit curi pandang ke arah Kenzi yang sedang sibuk memperhatikan ponselnya.
"Nes.... aku akan pulang yah.... lagian suami kamu sudah menemanimu" ucap Kenzi memecah keheningan. Kemudian Kenzi beranjak dari duduknya.
"Iya.... terimakasih ya Ken...." Ucap Nesi sedikit tidak rela di tinggal oleh Kenzi.
"Fer..... Jaga istrimu baik-baik.... atau nanti ada nyamuk yang mencurinya darimu" Ucap Kenzi ketus sambil berlalu pergi.
Ferdi yang tau apa maksud perkataan Kenzi merasa geram dan kesal, namun ia mencoba menutupinya.
"Aku akan menemanimu..." ucap Ferdi pada Nesi.
Nesipun mengangguk dan mencoba untuk tetap tersenyum.
......................
"Pagi Nes....." Sapa Kenzi pagi itu.
Nesi membalas dengan senyuman manis.
"Ferdi sudah pergi kan?" Kenzi nampak menebak, dan ia merasa lega melihat anggukan dari Nesi.
"Sudah ku duga, hari ini dia akan ke kantor" ucapnya girang.
Ferdi memang meninggalkan Nesi pagi itu. Dia berfikir untuk pergi ke kantor.
"Terus..... kenapa anda kesini? tidak profesional sekali cara kerja anda CEO" Nesi mencoba meledek Kenzi.
"inilah enaknya jadi CEO, bisa bekerja semaunya. Hari ini jadwalku tidak padat kok" Kenzi menjawab seenaknya.
Padahal Kenzi sengaja meluangkan waktu untuk menemani Nesi hari itu. Beberapa tugas yang penting sudah Kenzi pasrahkan kepada asistennya.
"Kamu pengen makan apa Nes???"
"Makan apa ya....??? Aku pengen yang seger-seger"
"Salad buah???" Tebak Kenzi.
"Boleh deh...."
Kemudian Kenzi mencoba mengontek seseorang dan memesan beberapa cemilan dan minuman juga salad buah yang di pinta Nesi.
Setengah jam kemudian orderan pun datang. Mereka nampak gembira. Menikmati makanan sambil mengobrol santai.
DDDRRRTTT DDDRRRTTT
Terdengar ponsel Nesi berdering. Nampak nama mama Anna terpampang. Nesi segera mengangkatnya.
"Hallo mah....."
"Nesi.... bagaimana dengan kamu? Ferdi menelfon mama siang tadi. Kenapa kamu bisa sampai kecelakaan?" mama Anna nampak panik.
"Nggak papa ma... Nesi baik-baik saja. Besok Nesi juga sudah boleh pulang"
"Apa Ferdi menemanimu malam tadi??" bu Anna nampak menyelidik.
"Tentu saja mah....." Nesi menjawab dengan terkekeh.
"Baguslah..... mama akan kembali ke indo 2 hari lagi. Mama akan segera ke jakarta untuk menjengukmu" Jelas bu Anna.
"Baiklah.... aku akan menunggu mama"
Kemudian obrolanpun berakhir.
"Pilihan yang berat ya....." Kenzi yang duduk di samping Nesi nampak mengerti keadaan Nesi. Nesi hanya mengangguk.
"Lalu bagaimana selanjutnya?? apa kamu akan tetap bertahan?" Tanya Kenzi dengan serius.
Nesi menggelengkan kepala.
"Aku masih belum tau Ken....."
Nesi menghela nafas kasar.
"Lepaskan!!!! Aku akan menerimamu dengan senang hati" Kenzi berkata sambil menatap Nesi penuh arti.
Nesi menatap Kenzi ketika mendengar ucapanNya. Mereka nampak saling menatap, mencoba mengintrogasi dengan tatapan mereka masing-masing.
"Sudah sore Nes.... aku pulang dulu" Kenzi yang nampak canggung dengan tatapan Nesi segera menghindar.
"Baiklah..... terimakasih sudah menemani aku hari ini"
Kemudian Kenzi segera beranjak pergi.
Tak lama setelah kepergian Kenzi datanglah Vika yang entah tau dari mana tentang Nesi.
"Oowwhhhh jadi begini keadaan nyonya Ferdi....." Vika langsung menyelonong masuk dan mengejek Nesi.
"Selingkuh dengan lelaki lain saat Ferdi sedang bekerja" ucapnya sinis.
"Ngomong apa kamu..... aku tidak seperti itu...." Bentak Nesi membela diri.
"Tapi aku punya buktinya.... dan akan ku beritahukan kepada Ferdi"
Vika nampak mengancam.
"Lakukan saja!!!! Aku tak peduli. Malahan aku akan berterimakasih padamu jika Ferdi mengugat cerai" Nesi menjawab dengan cuek.
"Kenapa??? bukankah kamu akan miskin jika tidak menjadi istri Ferdi" ucap Vika ketus.
"Kamu kira segalanya yang aku punya itu pemberian dari Ferdi???" Nesi nampak sombong dengan ucapannya.
"Aku bukan orang bodoh dan tak punya malu seperti kamu, yang bisanya numpang hidup kepada lelaki yang sudah beristri"
Nesi berkata santai, namun kata-katanya cukup pedas untuk di dengar.
Mendengar ejekan Nesi, Vika segera bertindak, dengan kasar Vika menjambak rambut Nesi, dan dengan berani merobek perban yang menempel di dahi Nesi.
AAAUUU.....
Nesi berteriak kesakitan. Mendengar itu Vika segera melarikan diri.
Beberapa suster yang mendengar panggilan Nesi segera berlari dan menghampiri Nesi.
Nesi nampak kesakitan dengan tangan yang terus memegangi dahinya. Ada darah yang kembali mengalir dari luka yang belum kering itu.
Mau tidak mau dokter kembali menjahit luka itu, karna ada benang yang terlepas.
......................
******
Adiz.Ck
Thankyou reader....
rajin2lah untuk like n komen. jangan lupa vote juga yah.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Mektildis Dhirma
kmu nesi terlalu bodok sebagai wanita,,,sekalian vika bunuh itu nesi yg bodok melebihi bodok🤣🤣🤣🤣🤣🙏
2022-09-16
0
Kasmawati S. Smaroni
sebenarnya si nesi emang hatus di kasari ama calon madunya,biar si nesi ga terlalu lama tidur dalam kebodohannya
2021-11-25
0
bintang ilham
sebenarnya nesi mau dipasangin sama Takeshi atau kenzi sih Thor?
2021-11-18
0