Ferdi pulang cukup terlambat petang itu. Karna beberapa dokumen yang harus ia revisi ulang karena kecerobohannya.
Ferdi sampai di apartemen Vika hampir jam 10 malam. Tapi Vika tidak mencoba menghubungi Ferdi karena hal itu.
Sesampainya di apartemen, Ferdi menyelonong masuk begitu saja. Karna memang Ferdilah pemilik apartemen yang Vika tempati.
"Sayang..... aku pulang...." Ferdi segera mencopot sepatu dan semua atribut kerjanya.
Ia melangkah ruangan demi ruangan, mencari sosok kekasihnya itu. Tapi Ferdi tidak menemukannya.
Kemana Vika pergi??
Ferdi mencoba menerka nerka. Tapi pikirannya buntu.
2 tahun Ferdi mengenal Vika, tapi ia tidak terlalu tau banyak tentang kebiasaannya.
Ferdi selalu menemui Vika di apartemen, dan ia tidak pernah curiga jika Vika keluar dari apartemennya.
Semua kebutuhan Vika, Ferdi selalu mencukupinya. Bahkan Ferdi akan mengajak Vika seminggu sekali untuk berbelanja kebutuhan pribadinya.
Mungkin dia sedang ada keperluan.
Ferdi selalu berfikir positif tentang Vika. Itulah kenapa hubungan mereka baik-baik saja sampai sekarang.
Karna bosan menunggu Ferdi berbaring di tepi ranjang.
Nesi..... sedang apa dia sekarang?
Ferdi mulai berangan angan dengan Nesi. Semenjak Nesi pergi ke Jepang, Ferdi mulai sedikit sadar tentang kehadiran Nesi di sampingnya.
DDDRRRTTTT
"Sedang apa??? Apa sudah makan? Jangan lupa nyalakan alarm untuk bangun tepat waktu esok pagi "
"Kenapa dia masih peduli padaku" Gumam Ferdi. Tapi iapun membalas pesan dari Nesi tersebut.
"Kamu bagaimana disitu? kenapa kamu tidak mengatakan apapun padaku saat kamu pergi?"
Sedangkan Nesi hanya tersenyum getir menatap pesan dari Ferdi.
Nesi memilih mengabaikannya dan melanjutkan aktifitasnya.
"Manusia macam apa dia sebenarnya. Sudah menyakiti aku, menghianatiku dan sekarang malah memberikan harapan padaku.
Aku tidak sebodoh itu Ferdi!!!"
Nesi mengumpat dalam hati.
"Zaa..... apa kamu sudah menyiapkan berkas yang aku minta?"
Nesi mengirim pesan kepada Eza. Asisten bu Anna.
"Sudah...."
Ezza membalas dengan singkat.
"Bagus.... bantu aku mengurusnya!!"
Nesi tersenyum sinis merasa telah menang satu langkah.
......................
GLEK....
Pintu apartemen terbuka, nampak seorang perempuan yang tengah mabuk masuk dengan sedikit sempoyongan.
"Sayang.... kamu dari mana? ini sudah jam 3 pagi" Ferdi berusaha bertanya dengan nada santai.
"Maaf sayang..... aku telah di rampok. Semua perhiasanku hilang, bahkan aku dicekoki minuman beralkohol oleh mereka" Vika berkata sambil sedikit sempoyongan.
Ferdi segera menangkap tubuh Vika yang hampir terjerembab ke lantai.
"Kita lapor polisi saja ya....."
"Nggak..... nggak usah,,,,, ngapain repot-repot. Kerjaan kamu banyak kan. Akan menyita banyak waktu jika harus mengurus hal seperti itu"
Gila.... padahal lagi mabuk, tapi masih bisa befikir logis.
Ferdi membatin. Ia segera membopong Vika ke ranjangnya dan membiarkannya tidur.
Sedangkan Ferdi memilih menyilidiki tentang Vika. Ia membuka tas Vika tapi tidak ada yang mencurigakan disana.
Ponsel Vikapun tak ada, menambah kuat keyakinan Ferdi tentang apa yang barusan di alami oleh Vika.
Ferdi memilih untuk tidak tidur malam itu. Pikirannya benar-benar penuh kegundahan malam itu.
"Aku akan berangkat lebih pagi esok hari. Aku harus mempersiapkan untuk rapat esok"
Ferdi bergumam sendiri. Tapi ia terlelap.....
......................
DDRRRTTT DDDRRRTTT
Ferdi tersentak mendengar panggilan telfon di ponselnya.
Nesi.
"Hallo....."
"Kamu sudah bangun mas?" Tanya Nesi dengan suara yang begitu santai.
"Aakuu..... aku baru saja bangun. Aku lupa untuk memasang alarm tadi malam" Ferdi merasa sedikit bahagia tentang perhatian Nesi.
"Hhhmmmbbb.... baiklah, lanjutkan aktifitasmu!!!"
TUT TUT TUT
Ferdi sedikit tertegun dengan Nesi yang langsung mematikan telfonnya.
Ada apa dengannya? kenapa dia tiba-tiba menjauh dan sekarang memberiku perhatian.
Ferdi menghentikan lamunannya, ia kemudian fokus pada dokumen yang tepat berada di depannya.
Aku harus bisa mencapai target kerjaku pagi ini!!!
......................
Baru beberapa hari Nesi menikmati musim gugur di jepang, tapi rupanya musim telah berganti.
Saat Nesi sedang duduk di bangku taman. Tiba-tiba Nesi melihat ada titik-titik putih turun dari langit.
Salju......
Nesi merasa tidak percaya dengan apa yang di lihat. Ini pertama kalinya Nesi melihat salju.
Matanya nampak berbinar-binar, senyumnya merekah lebar.
"Sepertinya kamu baru melihat salju yaa???" Tanya seseorang dari arah belakang Nesi.
Nesi membalikan badannya. Nampak seorang lelaki tampan dengan badan kekar berdiri di belakang Nesi.
Nesi tersenyum dan membungkukan badannya, pria itupun membalas salam dari Nesi.
"Kamu bukan orang japan kan?" Lelaki itu tertanya dengan bahasa inggris.
"Aku Nesi dari Indonesia" Nesi menjawab dengan singkat.
"Owh.... aku juga mau menemui seseorang dari indonesia hari ini"
Nesi mengangguk.
"Ku harap kita akan lebih sering bertemu, pulanglah!!! hari akan semakin dingin" Lelaki itupun meninggalkan Nesi.
Nesi melamun, apakah dia sedang tidak bermimpi, masih ada orang yang mau menyapanya. Di jepang,,,,??
Diapun tak mau ambil pusing tentang masalah itu. Dengan sedikit tergesa, Nesi kembali ke villa.
Ada sebuah mobil terparkir di depan villa, Nesi langsung berfikir mungkin ada seseorang yang mau menemuinya.
Dan benar saja, saat Nesi membuka pintu nampaklah lelaki tadi bertemu dengannya di taman, sedang duduk bersimpuh ditemani oleh Ryu disana.
Lelaki itu sedikit kaget, begitu juga dengan Nesi. Lalu mereka nampak tertawa bersama.
Ryu yang tidak paham hanya diam dengan muka penuh tanya.
"Ternyata kamu orang yang akan aku temui, kenapa aku sampai tidak sadar ya...." Lelaki itu terkekeh.
Nesi ikut duduk bersama mereka.
"Nes.... ini direktur kita Mr.Takashi" Ryu menjelaskan.
"Salam kenal Mr.Takashi....." Nesi menyapa ramah.
"Nggak usah terlalu formal begitu. Inikan bukan di kantor" Ryu terkekeh kecil.
Tiba-tiba Ryu bertepuk tangan 2 kali. Dan tanpa komando datanglah beberapa pramusaji membawa beberapa irisan daging yang masih mentah, sayuran dan juga ada pelengkap lain seperti tofu dan telur.
Mereka juga menata sebuah kompor mini di tengah meja, juga pot besar berisi miso.
"Yosenabe....." Ryu berkata dengan semangat.
Nesi hanya memandang takjub. Dia merasa senang bisa mencicipi kuliner jepang yang sebenarnya.
Sebelumnya memang Nesi pernah mencicipi kuliner jepang di indonesia, entah sekali atau dua kali. Rasanya yang begitu nikmat dengan bumbu khas benar-benar memanjakan lidah.
Namun karena kuliner jepang di indonesia cukup menguras kantong. Jadi Nesi hanya menikmatinya di momen-momen yang khusus.
Ryu segera memasukan berbagai hidangan itu ke dalam pot (panci).
Nesi hanya memperhatikan. Memandang dengan senang. Sesekali Ryu berkata dengan bahasa inggris yang masih bercampur bahasa jepang. Sontak itu membuat Nesi dan Takashi tertawa.
Mereka makan dan sambil membicarakan hal-hal konyol lainnya.
Takashi diam-diam mencuri pandang ke arah Nesi, meski Nesi tidak menyadarinya.
Nesi merasakan bahagia, yang entah sudah berapa tahun ia lupakan. Sejak menikah dengan Ferdi.
Kehangatan keluarga dan hubungan yang baru beberapa hari di bangun, tapi Nesi merasakan kenyamanan di tempat itu.
......................
😋😋😋
Adiz.Ck
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Wiwin Winangsih
cari bahagia mu nesi....
2023-06-19
0
Kasmawati S. Smaroni
5 thn di abaikan sm suami sendiri,kok bisa tahan ya,heran ama si nezi terbuat dari baja kali dia,
2021-11-25
0
Ati Awal
smgat kk smgat
2021-08-04
0