"Boleh antar aku ke hotel la diva di jalan Y....."
Nesi mengutarakan keinginanya setelah mereka selesai berjalan-jalan dan menikmati kota paris.
"Tentu saja..... ayok...."
Mobil merekapun melaju ke alamat yang Nesi tunjukkan.
Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai di alamat itu.
Nesi segera menelfon bu Anna.
"Ma.... aku udah di lobi"
"Ok sayang.... mama turun"
Tak lama Nesi menunggu, nampaklah bu Anna yang datang dengan sedikit tergesa karna saking senangnya.
Merekapun berpelukkan saling cium dan menyapa satu sama lain.
Bu Anna memfokuskan pandangannya pada seorang lelaki yang berdiri di belakang Nesi.
"Siapa Nes....??"
"Oh.... ini CEO aku mah..... kenalin..." Lalu merekapun berkenalan.
Kemudian bu Anna mengajak keduanya ke kamar bu Anna.
Saat Nesi masuk, ia segera berlari ke arah papa Yongki, mertuanya. Nampak ia terbaring dengan tabung oksigen dan beberapa alat lain.
Nesi nampak pilu melihat keadaan papa Yongki kala itu. Ia melihat papanya menitikkan air mata melihat keadaan Nesi.
Tampak seoalah papanya ingin sedikit berucap kepada Nesi, tapi terhalang oleh cup oksigen.
"Kenapa keadaan papa begini mah...." Nesi nampak iba melihat papanya.
"Entahlah sayang.... mama sudah berusaha sejauh ini....."
"Papa tidak mau dirawat di rumah sakit jadi mama menyewa kamar disini, untung ada hotel di dekat sini" bu Anna bercerita dengan nada sedih.
Takeshi yang tak paham dengan obrolan kedua wanita itu hanya mampu terdiam.
"What happen??" Tanyanya.
Nesipun menjelaskan tentang penyakit jantung pa Yongki yang sudah kian parah.
Nampaknya Takeshi paham dan dia mencoba menelfon seseorang.
Nesi masih sedikit syok melihat keadaan papanya.
"Aku sudah telfon teman dady, Dokter Josep dia ahli di bidan penyakit dalam. Aku sudah suruh dia kesini. Kita tunggu dia saja" Jelas Takeshi kepada Nesi.
Nesipun yang sudah panik mengiyakan saja.
"Apa mama tidak memberi tau mas Ferdi?" Nesi mencoba bertanya kepada mertuanya.
"Sudah Nes.... tapi dia berkata kalau sekarang lagi banyak pekerjaan yang harus di selesaikan. Dia baru kena marah akhir-akhir ini jadi dia berusaha memperbaiki kesalahannya itu"
Nesi menganggukan kepala tanda mengerti.
Hampir 1 jam Nesi menemani bu Anna, sedangkan Takeshi memilih untuk sekedar berjalan-jalan di lobi sambil menunggu dokter Josep.
Tak lama dokter Josep pun datang, Takeshi segera mengajak dokter Josep untuk memeriksa pak Yongki.
Dokter Josep melihat keadaan pak Yongki dan langsung menarik kesimpulan.
"Ini penyakitnya sudah lumayan kronis, kalau tidak segera di atasi bisa mempengaruhi kerja organ yang lain" Jelas dokter Josep.
"Baiknya bagaimana dok?" Takeshi menanyakan tindakan yang harus di ambil.
"Kita harus ambil tindakan bla bla bla dan bla bla bla....." Jelasnya.
"Gimana Nes.....???" Takeshi mencoba bertanya kepada Nesi.
"Mah....." Nesi malah balik bertanya kepada mamanya.
"Tapi biayanya.....???" bu Anna nampak khawatir dengan biaya tindakan itu.
"It's ok..... Jangan mengkhawatirkan itu, akan saya tanggung" Takeshi langsung memupuskan ke khawatiran bu Anna.
"Lakukan dok!!!" Lanjut bu Anna.
Nesi hanya terdiam, masih bingung dengan apa yang akan di lakukannya.
Dia berfikir tentang kebaikan Takeshi kepada mertuannya.
"Baiklah..... besok saya tunggu di RS. Brother jam 8 pagi" Jelas dokter Josep.
Nesi dan bu Anna mengangguk. Kemudian Nesi dan Takeshi pun mengantar dokter Josep ke lobi hotel.
"Maafkan saya telah merepotkan mister Takeshi..... Saya akan mengganti biaya itu" Jelas Nesi pada Takeshi, ketika mereka berada di lift.
"Don't worry.... Kamu nggak harus menggantinya. Uang segitu tidak berarti apa-apa buat saya. Bukan karna saya sombong loh ya...." Kemudian keduanya terkekeh.
"Thankyou very much Mister....." Begitu tulus Nesi mengucapkan itu, sampai membuat Takeshi benar-benar tersentuh.
Ia mengingat penderitaan yang Nesi alami dalam hidupnya. Jalan hidupnya begitu terjal dan menyakitkan. Takeshi memandang Nesi sebagai wanita yang tangguh. Iapun kian terpesona dengan sosok yang berdiri di sampingnya.
"Mister..... bolehkah saya menemani mama disini malam ini" Pinta Nesi kepada Takeshi sesampainya mereka di kamar bu Anna.
"Oh tentu saja..... Aku akan menjemputmu besok untuk mengantar kalian ke RS.Brother...."
Nesipun mengangguk. Kemudian Takeshipun meninggalkan Nesi di hotel itu.
Nesi memandang punggung lelaki itu, Nampak sangat kokoh, tapi begitu lembut.
......................
"Nes.... katanya ada yang mau kamu bicarakan dengan mama....." Tanya bu Anna setelah mereka selesai makan malam bersama.
"Eee..... Tidak jadi mah, besok aja kalo sudah di indo" Nesi mengurungkan Niatnya.
"Kalian baik-baik saja kan???" Tanya bu Anna menyelidik.
"Siapa ma?"
"Kamu sama Ferdi.... Ibu merasa kalian tidak sedang baik-baik saja"
"Baik ko ma...." Jawab Nesi berbohong.
"Kamu nggak bisa membohongi mama sayang..... Kalian sudah lama menikah, tapi kalian belum bisa memberi mama cucu. Mau sampai kapan kalian menutupi itu dari mama. Entah sepintar apapun kalian mencari alasan mama akan tau juga" Kemudian bu Anna terdiam.
Nesi hanya menunduk dengan penuh kesedihan. Sangat tidak baik jika Nesi harus menceritakan semuanya sekarang. Bukan waktu yang tepat, pikir Nesi.
"Apa kamu merasa tertekan dengan pernikahan ini???" Pertanyaan bu Anna seoalah menyentak Nesi.
"Nggak mah.... mana mungkin, Nesi bahagia kok...." Nesi langsung menyangkal ucapan bu Anna.
"Kamu berhak bahagia sayang, banyak orang lain yang lebih baik dari Ferdi yang akan mencintaimu dengan tulus" Ada air mata yang menetes di sudut mata bu Anna.
Bu Anna tersadar ketika Nesi nampak lebih sumringah ketika bersama dengan Takeshi. Berbeda dengan ketika berkunjung ke rumah bersama Ferdi.
Naluri ibu sangatlah kuat. Bu Anna tidak melihat cinta di mata Ferdi untuk Nesi. Meski Nesi telah mencoba memberikan hatinya untuk Ferdi.
Bu Anna tersadar, ini semua karena kesalahannya, merampas kebahagiaan Nesi demi kebahagiaannya sendiri.
Ia ingin menebusnya.
"*Tidak mam..... Aku akan mencintai mas Ferdi. Aku tidak ingin berpaling darinya, selama dia masih sah sebagai suamiku"
"Do'akan aku mam*!!!" Nesi nampak memantapkan hatinya.
"Oh iya mam, Nesi sudah transfer keuntungan bulan ini ke rekening mama. Aku tak tau kenapa Ezza mengirim ke rekening Nesi" Nesi mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Mama yang suruh itu sayang..... kenapa kamu kembalikan?"
"Itu hak mama, Nesi bantu mengelola saja"
"Terus bagaimana dengan kamu? Apa kamu merasa kewalahan? Ezza berkata jika bisnis itu berkembang banyak ketika kamu kelola"
"Tidak mam..... aku malah merasa bisa banyak belajar dari itu mam. Tentang berkembang atau tidaknya, mungkin karna keberuntungan saja mam"
Nesi mencoba menyangkal sanjungan mamanya itu. Bu Annapun tersenyum bangga.
"Berarti mama tidak salah pilih orang untuk mengelola bisnis mama dan papa"
Nesi tersenyum, merasa senang telah bisa membahagiakan mertuanya itu.
......................
&&&&&
Adiz.Ck
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Idan Cedan
bye bye aja deh .....nesi nya bodoh....!!! sakit hati ko dirasakn bkn nya d buang.....!!!
2022-04-25
0
Lina Zascia Amandia
Aduh si Nesi udh dikasih ksmptn untuk bhgia dgn org lain, ini mlh mau berusaha mncintai si Ferdi. Nesi, Nesi.....
2021-11-05
0
yes ca
Duh jujur aja la sm mama mertua biar tau anaknya tu geblek
2021-08-29
0