Bani tersenyum membaca surat dari Ustazah Salwa tapi entah kenapa perasaannya biasa saja, tapi ketika Bani teringat tentang pembicaraannya dengan Abah dan Umi membuat Bani berpikir sejenak. Salwa memamg baik, dan untuk soal urusan agama pasti dia paham juga, aku akan mencoba meminta petunjuk pada sang maha kuasa akan ketentuan ku, meminta jodoh terbaik, dan akan memberikan ke sempatan pada Salwa. ujar Batin Bani.
Bani membalas surat dari Salwa, Bani meminta waktu selama dua minggu untuk Shalat Istikharah, untuk menemukan jawaban yang tepat.
Di dalam kamar Abah dan Umi sedang membicarakan tentang perjodohan Bani.
"Abah wanita mana lagi yang akan kita pilih ?" tanya Umi pada suaminya.
"Abah punya satu kadidat buat calon istri Bani " jawab Abah.
"Siapa ?" tanya Umi penasaran.
"Ustazah Salwa, umur mereka sudah cocok untuk menikah" jawab Abah penuh keyakinan.
"Iya juga sih, dan mereka juga sering mengajar bareng" timpal Umi " Tapi kalau Bani menolak gimana ?" tanya Umi yang ada keraguan di hatinya.
"Hmm gimana kalau anaknya Umar ?" Abah meminta pendapat pada istrinya.
"Anaknya Umar ?" Umi malah bertanya balik sambil ia berpikir siapa anaknya Umar.
"Iya anaknya Umar, Asyifa" jawab Abah.
"Oh Asyifa, tapi . . " ujar Umi tapi ia tak melanjutkan perkataannya.
"Tapi kenapa ?".
"Gimana kalau Umar tidak setuju apa lagi dia tau perlakuan anak kita pada Asyifa" ujar Umi yang mulai ragu.
"Kalau itu nanti Abah bicarakan ke keluarga Umar" ujar Abah.
Ketika akan shalat magrib Bani menemui ustazah Aisyah untuk menitipkan surat untuk Salwa. Usatzah merasa kaget karena setelah berkali - kali Salwa kirim surat untuk Bani, baru kali ini Bani mau membalasnya. Ini surat penolakan apa penerimaan ?. Gumam ustazah Aisyah dalam hatinya.
Hari ini Asyifa bener tidak mengikuti kegiatan pesantren dari pagi hingga malam hari karena Asyifa di tugaskan untuk menjaga Nayla. di dalam Kamar Asyifa menunaikan shalat Magrib sendiri, kemudian di lanjutakan tadarusan sampai waktu isya tiba, setelah Shalat isya, Asyifa mendekati Nayla.
"Nay kalau seharian di kamar terus bete juga yah" ujar Asyifa memulai pembicaraan.
"Jadi kamu bete nemenin aku di sini ?" tanya Nayla dengan nada tinggi.
"Bukan itu Nay" jawab Asyifa cepat.
"Hahaaa. . iya aku paham maksud kamu ko" ujar Nayla sambil tertawa melihat raut wajah Asyifa yang panik.
"Nay ?"
"kalau ada masalah cerita aja, aku orangnya pintar jaga rahasia" ujar Nayla.
Setelah berpikir sejenak, Asyifa memberanikan diri untuk bercerita tentang dirinya yang di larang untuk mendekati ustaz Bani.
"Kan sudah aku kasih tau, jangan deketin ustaz Bani dia udah ada yang punya" ujar Nayla.
"Tapi aku tidak mendekatinya, sama iya Ustaz Bani ngomelin aku, itu cewek cemburu, kenapa itu cewek gak minta di omelin juga sama ustaz Bani" tutur Asyifa.
"Bener juga si kata kamu" ujar Asyifa sambil tersenyum geli.
"Sudah jangan ngomongin dia ah, semakin di omongin semakin kekesalan ku meningkat " gerutu Asyifa.
"Yang mulai kamu , yang kesel kamu " goda Nayla.
"Sudahlah".
Di dalam Kamar ustazah Salwa senyum - senyum sendiri saat membaca isi surat dari Bani, harapan untuk memiliki Bani sebentar lagi akan menjadi kenyataan, Salwa yakin bahwa Bani akan memilihnya.
...*******...
Pagi hari mata matahari sudah menampakan kekuasaannya, Asyifa kini sudah mengikuti kegiatan pesantren seperti biasanya, karena kondisi Nayla yang sudah membaik. Asyifa membantu di dapur untuk mempersiapkan sarapan pagi. Bani sudah siap berangkat ke kantornya, sampai kantornya Bani di sambut dengan pegawainya. Bani menuju ruangan Tio.
"Tio gimana sudah siap ?" tanya Bani.
"Semua bukti sudah saya cetak, semuanya ada di dalam amplop ini, dan semua bukti ini sudah saya copy untuk cadangannya" tutur Tio menjelaskan.
Bani mengambil amplop tersebut kemudian melihat isinya untuk membuktikannya bahwa yang di katakan Tio itu benar.
"Apa bos mau berangkat sekarang ?" tanya Tio.
"Iya sekarang, kamu harus ikut tapi tak boleh keluar dari dalam mobil, dan kerahkan anak buah kamu untuk berjaga - jaga" titah Bani pada Tio.
Bani dan Tio segera meluncur ke tempat Malik, hanya membutuhkan waktu setengah jam untuk mereka sampai di tempat Malik.
Karena jalanan pagi itu sangat macet sekali Bani sampai setelah menempuh waktu selama empat puluh lima menit. Bani keluar dari Mobilnya, memerhatikan kantor Mailk secara teliti.
Bani mulai melangkahkan kakinya menuju ruang resepsionis.
"Pagi pak ada yang bisa kami bantu ?" tanya Resepsionis saat Bani datang menghampirinya.
"Saya ingin bertemu dengan pak Malik"Jawab Bani.
"Apa bapak sudah membuat Janji ?" tanya resepsionis lagi.
"Bilang saja pada Malik sahabatnya ingin bertemu". ujar Bani tegas.
Petugas resepsionis langsung menghubungi Malik untuk memberi tahu bahwa ada sahabatnya yang ini bertemu, karena pagi ini Malik tidak begitu sibuk ia mengizinkan sahabatnya itu masuk ke ruangannya, ada rasa penasaran di benak Malik siapa yang datang menemuinya dan mengaku sahabatnya.
petugas resepsionis mengantarkan Bani menuju ruangan Malik, namun di saat menuju ruangan Malik, Bani berpapasan dengan seseorang yang dia kenalnya.
"Pak Roger " Sapa Bani.
Pak Roger terkejut dengan ke hadiran Bani di kantor Manik, Pak Roger berusaha untuk menyembunyikan ke gugupannya.
"Pak Roger apa kabar ?" tanya Bani sambil menjulurkan tangannya.
"Sa sa saya baik " jawab Pak Roger gugup.
"Oh iya pak, pesenan bapak sudah selesai 60% persen loh" ujar Bani membuat Pak Roger semakin ke takutan.
"I i iya pak, saya permisi masih ada keperluan" ujar pak Roger langsung pergi meninggalkan Bani dengan cepat.
Bani melanjutkan langkahnya untuk menuju ruang Malik, karena penasaran dengan dengan sosok pak Roger , Bani bertanya pada resepsionis yang mengantarnya ke ruangan Malik.
"Apa posisi pak Roger di kantor ini ?" tanya Bani.
"Setau saya dia bukan Karyawan di sini, dia hanya rekan bisnis pak malik" jawab resepsionis tersebut.
Malik hanya menganggukan kepalanya, resepsionis menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu dengan nama pemilik perusahaan.
"Pak ini ruangan pak Malik, bapak bisa langsung masuk, pak Malik sudah menunggu di dalam" ujar resepsionis tersebut.
Bani mengetuk pintu ruangan Malik dan resepsionis kembali ke tempat dia bekerja.
Tok Tok Tok
"Masuk !" Seru Manik dari dalam ruangannya.
Bani membuka pintu ruangan Malik dan masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Rabbani !" Tegur Malik kaget dengan ke datangan Bani.
"Halo bro apak kabar ?" Sapa Bani mencoba mencarikan suasana.
Malik tak langsung menjawab sapaan Bani, Ia begitu terkejut dengan ke datangan Bani yang begitu mendadak.
"Hey bro jangan bengong !" seru Bani membuyarkan lamunan Malik.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃
***Hai hai hai para Readers
Gimana dengan ceritanya, mohon untuk kritik dan saran karena Author masih dalam proses belajar.
Jangan Lupa Like dan Vote di setiap babnya untuk menghargai cerita Author***.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Queen A.A.V.
thor asywah sama adek nya bani aja thor pilss
valid no debat kalok engga aku santen kau😂
2021-02-28
10
Dede Dewi
isi suratnya Bani apa kak?
2021-01-23
8