Bab 18

Ustazah Aisyah menerima amplop yang di berikan ustazah Salwa.

"Maaf aku tidak janji kalau Bani akan membalasnya atau tidak" ujar Ustazah Aisyah.

"Yang terpenting sampaikan dulu saja titpan saya untuknya" ujar Ustazah Salwa.

Ustazah Aisyah kembali ke ruangannya meninggalkan Ustazah Salwa yang sedang berbunga - bunga.

...*******...

Di kafe Bani dan Tio baru saja selesai membicarakan tentang rencana kunjungannya ke perushaan Malik.

Bani kembali memesan minuman ke pada pelayan.

"Bani kita kan sudah selesai, kenapa kamu memesan minuman lagi ?" tanya Tio terheran - heran.

"Kalau kamu mau pulang, sana pulang duluan, aku masih ingin di sini" jawab Bani tegas.

"Hmmm apa gara - gara santri itu ?" tanya Tio lagi.

"Iya, aku nunggu dia keluar sari rumah ku" jawab Bani lagi.

"Hah buat apa santri itu di rumah mu ? apa dia di jodohkan juga dengan kamu ?" Tio langsung menodongkan dua pertanyaan yang membutnya heran dan bingung tapi juga pemasaran.

"Husshh . . enak saya aku di jodohkan sama dia" jawan Bani cepat.

"Lalu ?".

"Dia merupakan anak dari temennya Abah, keluarga mereka sedang berkunjung jadi Umi sama Abah mengajak mereka untuk makan siang bersama di rumah" jelas Bani dengan perasaan yang kasih kesal.

"Hmm tapi gue heran sama kamu" sahut Tio sambil menatap tajam ke arah Bani.

"Heran kenapa ?" tanya Bani.

"Biasanya kamu paling dingin kalau nanggepin cewek tapi yang ini malah uring - uringan" jelas Tio.

"Kalau ini situasinya beda" jawan Bani.

"Apanya yang beda ?" tanya Tio bingung.

"Ahh kalau aku jelasin sama kamu juga kamu gak bakalan mengerti" jawab Bani.

"Ya sudah aku balik, istri sudah menunggu di rumah" ujar Tio pamit pulang.

"Mentang - mentang pengantin baru " gerutu Bani.

"Awas nanti kamu jatuh cinta loh sama santri itu" ujar Tio berbisik di telinga Bani.

"Tio !!" geram Bani.

Namun ketika itu Tio sudah lari keluar kafe tersebut sambil tertawa ia berhasil menggoda temennya sekaligus bosnya itu.

Bani masih duduk di kafe meminum minuman yang baru saja datang, emang benar dirinya tidak pernah merespon apalagi ambil pusing tentang orang yang berusaha mendekatinya, Bani selalu bersikap bijak dan tenang. namun saat bersama Asyifa kebijakan dan ketenangan itu seakan hilang begitu saja, walaupun sikap dinginnya masih ada.

"Ahhh kenapa aku harus memikirkan anak itu " gerutu Bani pelan sambil mengacak - ngacak rambutnya.

Bani melirik jam di tangannya. ini sudah hampir waktu ashar, sebaiknya aku pulang, kalau lama - lama di sini nanti Abah dan Umi curiga. ujar Bani dalam hatinya.

Tiba di rumahnya Adzan ashar sudah berkumandang, Bani segera membersihkan badanya dan pergi ke surau untuk memgikuti shalat berjamaah dengan yang lainnya.

Setelah selesai shalat ashar, Bani berniat akan kembali ke rumahnya, namun langkahnya terhenti saat ada yang memanggilnya.

"Ustaz Bani tunggu " teriak seseorang.

Bani berhenti dan menoleh ke arah asal suara. "Ada apa kamu memanggil saya ?" tanya Bani.

"Ini usatz, saya cuma mau memberikan titipan ini untuk ustaz" ujar ustaz Aisyah sambil memberikan sebuah amplop.

"Untuk saya ?" tanya Bani dan ustazah langsung mengangguknya. "Dari siapa ?" tanya Bani lagi.

"Untuk pengirimnya, nanti ustaz akan mengetahuinya setelah membaca surat ini" ujar ustazah Aisyah menjelaskan.

Kemudian Bani menerima amplop tersebut, dan langsung masuk ke perkarangan rumahnya. di pintu masuk rumah Umi sudah menunggunya.

"Sedang apa Umi di sini ?" tanya Bani.

"Umi sedang menunggu kamu nak, Ada hal yang harus Abah,Umi dan Kamu bicarakan" jelas Umi.

"Ya sudah, tapi Bani ke kamar dulu" ujar Bani.

di kamar Bani berpikir apa yang akan Umi dan Abahnya bicarakan. Ah jangan - jangan tentang ke jadian tadi lagi. Pikir Bani.

Bani segeran menemui Abi dan Uminya di ruangan keluarga di situ sudah ada Abah dan Umi yang menunggunya.

"Sini nak duduk" ujar Umi pada Bani.

Bani duduk di apit oleh kedua orang tuanya dan hal itu membuat Bani semakin bingung.

"Nak mau sampai kapan kamu sendiri terus, lihat adik kamu sekarang sudah dewasa, apa kamu mau di langkahi adik kamu ?" Abah memulai pembicaraan.

"Nak kami juga ingin melihat kamu bahagia, umur kamu sudah cukup, untuk biaya hidup kamu juga sudah punya bekal, kamu mau nunggu apa lagi ?" ujar Umi.

Kini Bani telah paham yang akan di bicarakan oleh ke dua orang tuanya.

"Abah, Umi, mungkin untuk menikah Bani sudah siap secara lahir batin namun yang jadi masalah Bani belum menemukan calon yang cocok buat Bani, pernikahan bukan main - main , jadi Bani ingin cuma sekali seumur hidup" ujar Bani mencoba memberi pengertian untuk ke dua orang taunya agar tidak terus mendesak agar cepat menikah.

"Umi tau nak, Tapi mau sampai kapan ??" tanya Umi dengan wajah sendunya.

Ada rasa tidak tega melihat raut sedih di wajah Uminya namun Bani tidak bisa berbuat apa - apa lagi. Karena sampai sekarang belum ada wanita yang menggetarkan hatinya.

"Abah, Umi, beri Bani waktu untuk memikirkan hal ini" ujar Bani memelas pada kedua orang tuanya.

"Bani , Abah dan Umi sudah mempunyai ke sepakatan, kami akan memberi waktu kamu satu bulan untuk mencari calon istri dan kalau dalam satu bulan itu kamu tidak menemukannya, maka kamu harus setuju jika Abah dan Umi yang mencarikannya untuk kamu" ujar Abah tegas.

"Abah jangan satu bulan itu terlalu cepat" rengek Bani.

"Satu bulan atau tidak sama sekali ?" tanya Abah dengan tatapan tajam membuat Bani tidak sanggup untuk membantahnya.

Setelah menemukan kesepakatan Bani izin untuk ke kamarnya, dalam kamar Bani kini teringat tentang sebuah amplop yang di berikan ustazah Aisyah, Bani kemudian mengambilnya dan membukanya.

kini Bani mulai membaca isi surat itu.

Assalamualaikum

Teruntuk calon imam ku nanti

Duhai calon imamku... 

Namamu adalah bait dalam doaku, tasbih dalam asmaraku, dan syair dalam setiap hembusan nafasku. Setiap kali teringat wajahmu, semakin ingat aku akan keagungan Rabb Alam Semesta. Mencintaimu melatihku untuk mencintai Rabb Alam Semesta. Bila cinta denganmu sebegitu dalamnya, lalu bagaimanakah cintaku seharusnya pada Tuhanku?

Duhai calon imamku... 

Di sini aku memantaskan diri sebelum akhirnya engkau meminangku dan menghalalkanku. Semoga engkau di sana pun sama. Insya Allah kelak aku siap menaatimu selama perintahmu tidak bertentangan dengan syariat agama. Bagiku meraih ridhomu adalah jalan bagiku meraih ridho Tuhanku. Bagiku melayanimu lahir batin adalah caraku berbakti dalam upaya meraih ridho ilahi.

Duhai calon imamku... 

Jemputlah aku dalam tali bingkai kehalalan. Semoga kita menikah atas dasar saling mencintai sehingga kita dapat menunaikan hak dan kewajiban kita sebagai sepasang suami istri nanti. Semoga kita kelak bisa meneladani pasangan sejati Sayyidah Khodijah ra dan rosulullah saw yang penuh kasih sayang dan kelembutan serta meneladani pasangan Sayyidatuna Fatimah ra dan Sayyidina Ali ra.

Salam takdirku untukmu. Namamu akan selalu kusebut dalam setiap tengadah doaku. Kau adalah doa yang kupanjat dalam muhasabah cintaku. Salamku untukmu, semoga kelak kita bisa bersama dari dunia hingga dijanahNya. Aamiin

Salwa Azzahra Alfatunissa

Wassalamualaikum.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

***Hai para readers👋👋

Tak lelah aku selalu mengingatkan kalian untuk like vote dan rate, karena hanya itu yang membuat Author semangat untuk terus melanjutkan cerita ini, selain itu juga like dan vote juga merupakan cara kalian untuk menghargai setiap Karya Author***.

Terpopuler

Comments

Firda a

Firda a

Nggak papa ngejar laki² asal jgn mengancam orang lain jgn dkt² sama laki² yg kmu sukai kan perasaan tidak bisa dipaksakan kalau si laki² tsb tdk mau sama kmu ya coba ikhlaskan berarti itu bkn jodohmu dan kmu pasti akan mendapatkan jodoh yg lebih baik dri dia

2022-01-13

1

Rinjani

Rinjani

nih ustadzah murah meriah umbar cinta walah pasti kah hoho semoga hanya ceritA

2021-10-21

0

Al Ibnu

Al Ibnu

ustadzah kok pede bangat malah ngajakin nikah lagi,,aduh ga bangat deh sifatnya

2021-08-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60.
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
201 Bab 201
202 Bab 202
203 Bab 203
204 Bab 204
205 Bab 205
206 Bab 206
207 Bab 207
208 The End
209 Pengumuman
210 Pengumuman
211 Pengumuman
212 pengumuman
Episodes

Updated 212 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60.
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200
201
Bab 201
202
Bab 202
203
Bab 203
204
Bab 204
205
Bab 205
206
Bab 206
207
Bab 207
208
The End
209
Pengumuman
210
Pengumuman
211
Pengumuman
212
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!