"Ini Syifa anaknya Umar dan Fatimah" ujar kyai Hasan pada Istrinya.
"Ya allah maaf Umi tidak tau" ujar Umi, lalu Umi memeluk Asyifa dengan penuh kasih sayang.
"Maaf kemaren Umi tidak ikut menyambut ke datangan Kalian, kemaren Umi sedang berkunjung ke rumah cucu" ujar Umi sambil melepaskan pelukannya.
"Tidak apa - apa Umi" ujar Asyifa sedikit ragu namun tetap sopan.
"Kamu yang betah di sini, kalau ada apa - apa jangan sungkan untuk minta tolong pada kami, karena kita sudah menjadi keluarga" ujar Umi dengan mengelus pundak Asyifa dengan lembutnya. "Silahkan kalau mau lanjut kelilingnya". sambung Umi.
"kami permisi dulu, Asalamulaikum" ujar Asyifa, Mila dan Nayla secara bersamaan tak lupa mereka juga menyalami Umi dan Kyai Hasan.
"Walaikumsalam. . " ujar Umi dan Kyai Hasan bersamaan.
Diam - diam dari kejauhan ada yang sedang memperhatikan Asyifa da temen - temennya berbincang - bincang dengan Kyai Hasan Dan Umi. mata tersebut terus menatap tajam ke arah Asyifa apa lagi ketika Asyifa yang merupakan santri baru langsung di peluk oleh Umi dan begitu Akrab dengan pemilik pesantren.
Asyifa dan kedua temannya melanjutkan perjalanan mereka hingga mereka sampai di dekat pintu utama masuk pesantren, Asyifa menatap ke arah pintu gerbang dengan intens. Ummah sedang apa di rumah, Ifa kangen, kapan Ummah dan Abi jenguk Ifa di sini. gumam Asyifa dalam hatinya.
"Kita balik ke asrama lagi aja yuk". Ajak Mila pada kedua temennya.
Mila dan Nayla melangkah kembali ke asrama namun Asyifa masih diam mematung menatap pintu gerbang.
"Hey Ayo malah bengong" ujar Mila sambil menarik tangan Asyifa.
"Ehh. . Iya ayo" ucap Asyifa yang kaget saat tangannya di tarik Mila.
...******...
Di kantor, Bani baru saja melaksanakan meeting, Ia keluar dari dalam ruangan meeting menuju ke ruang kerjanya, di ikuti oleh Tio sekertaris sekaligus asisten pribadinya.
"Kamu urus ini semua, Aku ada urusan sebentar !" Bani menyuruh Tio untuk mengurus semua pekerjaannya karena Bani berencana akan berkunjung ke tempat Adiknya untuk memantau usaha yang sedang mereka bangun.
"Baik pak bos".
"Ya sudah aku pergi dulu, Asalamualaikum ". ujar Bani lalu pergi meninggalkan Tio.
"Walaikumsalam " Tio menjawab salam dari bosnya itu.
Bani melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang di karenakan jalanan mulai macet karena susah memasuki jam pulang kantor.
Sampai di tempat adiknya, Bani langsung masuk ke ruang kerja adiknya.
"Gimana perkembangan restauran ini ?" tanya Bani saat memasuki ruang kerja adiknya.
"Abang kalau masuk bilang salam dulu " protes Fariz pada kakaknya.
"Maaf lupa".
"Bukan lupa tapi sudah kebiasaan, katanya ustaz tapi giliran masuk ke tempat orang gak salam dulu" keluh Fariz pada kakaknya.
Bani kembali keluar ruangan adiknya.dan kemudian masuk kembali ke ruang adiknya sambil memberi salam.
"Asalamualaikum adik abang yang paling ganteng" Bani mencoba menggoda adiknya.
"Walaikumsalam" Fariz menjawab salam dengan ketus.
"Ada apa abang datang ke sini, apa abang tidak percaya dengan cara kerja Fariz ?" tanya Fariz pada kakaknya.
"Aihks . . pede sekali kamu bicara, Aku ke sini karena ingin makan gratis " ujar Bani di barengi dengan gelak tawanya.
"Dasar manusia gratisan" umpat Fariz yang sedikit kesal.
Hari ini Bani pulang malam karena Bani juga membantu Fariz di restauran. Bani dan Fariz pulang bersamaan, saat memasuki halaman pesantren terdengar riuh santri dari surau mereka sedang melangsungkan kegiatan mengaji setelah Shalat isya.
Saat memasuki rumahnya Bani dan Fariz di sambut oleh Uminya, mereka pun tak lupa menyalami dan mencium tangan orang tuanya lalu pergi ke kamar masing - masing untuk membersihakn diri mereka masing - masing.
Setelah membersihakn diri Bani maupun Fariz keluar dari kamarnya untuk melakukan makan malam bersama kedua orang tuanya.
"Umi abah masih di pesantren ?" tanya Bani pada Uminya.
"Iya abah masih mengajar di pesantren" jawab Umi. "Bani kamu gak mau gabung di pesantren ?" tanya Uminya.
"Bukan gak mau Umi tapi di sini tenaga pengajar juga sudah melebihi cukup" jawab Bani dengan lembutnya.
"Tapi. . . " ucap Umi terpotong oleh Bani.
"Gak ada tapi Umi, Bani siap kapan saja jika tenaga Bani di butuhkan di pesantren ini, tapi kalau untuk fokus di sini kasian tenaga yang lainnya jika jadwal mereka harus Bani ambil" ujar Bani dengan lembut agar Uminya mengerti.
"Lagi ngomongin apa si serius banget, tentang calon abang Bani ya Umi ?" tanya Fariz saat mendekati Umi dan kakaknya.
"So tau kamu !" ujar Bani dengan ketus karena dirinya paling malas kalau bicara tentang soal jodoh.
"Bercanda juga, sensi banget abangku ini" goda Fariz pada kakaknya.
"Sudah jangan ribut kalian" ujar Umi melerai keributan antara adik dan kakak. "Bani apa kamu sudah ada calon yang akan di perkenalkan pada Umi dan Abah ?" tanya Umi penasaran.
"Umi" rengek Bani yang tidak suka dengan pertanyaan Uminya.
"Umi boleh gak kalau Fariz yang duluan nikah ?" celetuk Fariz tanpa berpikir panjang.
"Kamu sudah punya calon ?" tanya Umi dengan sumringah.
"Belum sih " jawab Fariz bingung sendiri.
"Ya terus kamu mau nikah sama siapa ?" tanya Umi kembali.
"Sama wanita yang akan menjadi jodoh Fariz " jawab Fariz yang ngasal namun tetap percaya diri.
"Belum punya calon udah ribut nikah aja !" timpal Bani ketus pada adiknya.
Kyai Hasan memasuki rumahnya, mendengar ada suara ribut di dalamnya Kyai Hasan mempercepat langkahnya menuju ruang keluarga.kedatangan Kyai Hasan pun tidak di sadari oleh anggota keluarga yang di rumah.
"Sedang membicarakan apa kalian sampai ribut - ribut ?" tanya Kyai Hasan pada anak dan istrinya.
"Ini Abi Fariz mau nikah tapi gak punya calonnya" jawab Bani sambil menunjuk ke arah adiknya.
"Bagus dong" ujar Kyai Hasan dengan antusias.
"Bagus apanya calonnya saja tidak ada gimana mau nikah" gerutu Bani.
"Sudah - sudah, Ayo kita makan malam dulu nanti ke buru dingin makannya" ujar umi sambil berjalan ke ruang makan di ikuti oleh Kyai Hasan dan kedua anaknya.
...*******...
Di dalam asrama Asyifa membaringkan tubuhnya di ranjang tempat tidurnya. ini adalah malam ke dua ia berada di pesantren.
"Eh besok pagi ada tausiah lagi ya sebelum shalat subuh ?" tanya Asyifa pada kedua temennya Mila dan Nayla.
"Kegiatan itu di adakan setiap hari" jawab Mila.
Asyifa mulai memejamkan matanya, namun rasa ngatuk itu tak kunjung datang, malam ini Asyifa tidak bisa tertidur bayangan ke dua orang tuanya selalu menghiasi pikirannya. berbeda dengan malam kemaren Asyifa bisa tidur dengan nyenyak karena efek rasa lelah.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
***Haii para Reader 👋👋
Tulis di kolom komentar tentang ceritanya ini, biar author bisa memperbaikinya.
jangan lupa bantu like dan Vote juga.
Terima kasih***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Risma Farna
siapakah jodoh syifa??? Fariz atau Bani yah???🤭🤭🤭🤭
2023-05-31
0
Al Ibnu
semangat thor
2021-08-25
1
lilis
makin seru
2021-08-24
1