Ketika Tio sedang menjelaskan Bani kaget karena Tio menyebut teman masa kuliahnya yaitu Malik.
"Apa maksud semua ini ?" tanya Bani bingung.
"Pak Roger itu membuat pesanan palsu, dia sengaja membayar dpnya di bawah standar yang hanya 20%" tutur Tio. "Apa bapak telah mengecek kebagian administrasi dan keuangan tentang pembayaran dia ?" tanya Tio.
Bani hanya menggeleng karena ia belum sempat mengecek pembayaran dari pak Roger.
"Setelah di cek ternyata pak Roger hanya membayar 5% dari 20% yang di janji kan !".ujar Tio
Bani benar - benar kaget dengan semua ini, dirinya begitu cerobah dalam hal ini.
"Terus hubungannya dengan Malik apa ?" tanya Bani.
"Roger itu nama palsu nama aslinya Muhidin, Malik menyewa Roger alias Muhidin untuk membuat kamu gulung tikar dengan pesanan sebanyak itu. karena perusahaan Malik kalah saing dengan perusahaan ini". ujar Tio.
Bani mulai mengitung semua pesenan Roger dan hanya membayar 5% saja, Bani terbelalak karena kalau pesenan Roger sudah selesai kerugian yang akan dia tanggung sungguh fantastis.
"Tio maafkan saya telah menuduh kamu yang bukan - bukan " ucap Bani yang bener - bener tak enak hati pada Tio.
"Sudah saya maafkan tenang saja " ujar Tio sambil tersenyum. "Dan ini semua bukti tentang kejahatan mereka, jika bapak ingin melaporkan ke pihak yang berwenang" sambung Tio sambil memperlihatkan semua bukti yang tersimpan di laptopnya.
Kini Bani berpikir apakah ini harus di bawa ke rana hukum atau di biarkan saja. kalau di biarkan ia takut kalau Malik akan berbuat lebih dari ini. tapi di sisi lain Malik adalah temennya.
...*******...
Di pesantren Asyifa sedang berada di kamarnya karena baru saja mengikuti pengajian, waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam namun matanya belum mau tidur, di atas kasur Asyifa membolak - balikan tubuhnya mencari posisi yang nyaman agar bisa cepat tidur. hingga akhirnya ia terlelap tidur.
Pagi harinya Asyifa bangun untuk mengikuti kegiatan tausiah sebelum shalat subuh, dengan perlahan Asyifa berjalan ke dalam toilet dan kini keluar dengan keadaan lebih fresh. Asyifa mengahampiri tempat tidur Nayla bermaksud untuk membangunkan Nayla, namun Asyifa kaget ketika menyentuh badan Nayla yang panas.
"Nay badan kamu panas, kamu sakit ?" ujar Asyifa sambil menggoyang - goyangkan tubuh Nayla agar terbangun.
Asyifa menempelkan tangannya di kening Nayla dan terasa panas banget. Asyifa bingung harus bagaimana sedangkan Nayla masih belum terbangun. Ia pun mencari sesuatu yang bisa di gunakan untuk mengompres Nayla.
Asyifa berjalan ke arah lemarinya, membuka lemari dan mencari sesuatu yang bisa buat mengompres Nayla, ia akhirnya punya ide, Asyifa menggunakan dalaman kerudung atau ciput untuk mengompres Nayla.
Setelah mengompres Nayla, Asyifa keluar dari dalam kamarnya berjalan menyusuri lorong asrama.
"Asyifa sedang apa kamu di sini, kenapa kamu tidak ikut tausiah ?" tanya ustazah Aisyah.
"Maaf ustazah ". ucap Asyifa takut akan kena hukuman karena tidak ikut tausiah tanpa izin terlebih dahulu.
"Cepat kamu ke surau " perintah ustazah Aisyah.
"Ustazah Nayla sakit, badannya demam" ujar Asyifa dengan gemeteran.
"Terus sedang apa kamu di sini ?" tanya ustazah bingung.
"Saya mau ke uks untuk mencari obat demam" tutur Asyifa menjelaskan.
"Sekarang kamu balik ke asrama, biar nanti saya yang akan mencarikan obat untuk Nayla" ujar ustazah Aisyah.
Asyifa kembali ke kamarnya, dan menghampiri Nayla.
"Nay bangun" ucap Asyifa pelan.
Nayla membuka matanya secara perlahan, badannya menggigil ke dinginan.
"Syifa . . " ucap Nayla lirih.
"Nay kamu sakit sejak kapan, kenapa kamu tidak memberi tahu aku" ujar Asyifa yang khawatir.
Ustazah Aisyah datang membawakan obat, sebungkus roti dan air minum.
"Nay kamu bisa duduk dulu tidak, ini makan roti dulu sebelum minum obatnya". ujar ustazah Aisyah.
"Aduh berat sekali kepala ku" rintih Nayla saat mencoba bangun dari tempat tidurnya.
Akhirnya Asyifa menyuapi Nayla dan habis itu Asyifa juga membantu Nayla meminum obat.
"Kamu tungguin dulu Nayla, saya mau lapor dulu ke bagian kesehatan". perintah Ustazah Aisyah kepada Asyifa.
Karena masih pagi jadi tidak ada dokter yang jaga, karena dokter akan datang setelah jam 8 pagi dan pulang jam 5 sore, biasanya ada suster yang jaga namun karena ini hari minggu dini hari jadi tidak ada suster yang jaga.
Ustazah Aisyah menghubungi dokter untuk memeriksa ke adaan Nayla, kemudian ia juga memberitahu Umi dan Kyai Hasan kalau ada santri yang sakit.
Jam 06:00 dokter datang ke kamar Asyifa di ikuti oleh Ustazah Aisyah dan Umi. setelah memeriksa keadaan Nayla dokter memberikan beberapa obat untuk di minum Nayla.
"Syifa kamu temenin Nayla di sini ya" pinta Ustazah Aisyah lalu ia pergi meninggalkan kamar.
"Baik ustazah" jawan Asyifa.
Umi mendekati Nayla dan mengecek sendiri suhu Nayla.
"Nak apa kamu mau pulang, biar nanti Umi hubungi keluarga kamu ?" tanya Umi dengan penuh kasih sayang.
"Umi kalau aku masih di sini apa tidak merepotkan, aku tidak mau pulang, aku tidak ingin membuat keluarga ku khawatir" ucap Nayla lirih.
"Ya sudah kalau itu mau mu, biar nanti kamu di pindahkan ke ruang uks saja" ujar Umi.
"Umi biarkan aku di sini saja, dan Izinkan Syifa untuk merawat saya di sini" ujar Nayla.
"Baiklah, dan kebetulan juga ini hari minggu jadi tidak terlalu banyak kegiatan" ujar Umi. "Umi keluar dulu, kamu istirahat ya, nanti Ustazah Aisyah akan membawakan kamu bubur untuk sarapan" sambung Umi.
"Nak Umi titip Nayla ya, nanti kalau ada apa - apa kabari Umi" ujar Umi sambil meninggalkan kamar Asyifa.
"Baik Umi". Ujar Asyifa.
...******...
Di dalam kamar Bani sedang memikirkan rencana untuk menghadapi Malik.
Tok Tok Tok
pintu kamar Bani di ketuk.
"Siapa ?" teriak Bani dalam kamarnya.
"Fariz .!".
"Masuk " perintah Bani pada Adiknya. " Ada apa kamu datang ke sini ?" tanya Bani.
"Datang ke kamar kakak sendiri pun harus punya alasan" gerutu Fariz.
"Hey aku bisa denger apa yang kamu omongin !" Seru Bani.
"Yang bilang kakak tidak bisa mendengar juga siapa ?" tanya Fariz.
"Kalau tidak ada kepentingan silahkan keluar, aku sedang tidak ingin di ganggu !" perintah Bani sambil menunjuk pintu keluar.
"Aku ke sini di suruh Umi karena tadi kakak tidak ikut shalat subuh berjamaah dan tidak mengisi tausiah" ujar Fariz "Udah kaya orang yang sedang patah hati saja" sambung Fariz.
"Ini bukan soal patah hati tapi soal masa depan" ujar Bani kesal.
"Masa depan ? jangan - jangan kak Bani di Tolak cewek ya ?" tanya Fariz sambil tertawa.
Sebuah bantal melayang ke arah Fariz namun dengan sigap Fariz langsung menghindar.
"Gak kena gak kena" ujar Fariz sambil jingkrak - jingkrak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Iin Zahril
mana Mila kok cuma Syifa dan Nayla
2021-05-19
4
Asriani Ani
Gr
2021-04-26
6
Eka Hendiyawati
syifa
2021-04-24
4