Setelah puas jingkrak -jingkrakan, Fariz berjalan mendekati kakaknya yang duduk di atas kasur.
"Kak siapa ceweknya, ustazah Salwa kah ?" tanya Fafiz sambil mengoda kakaknya.
"Kamu jangan bikin kakak kamu tambah pusing, ini bukan soal perempuan, ini masalah kerjaan "ujar Bani yang geram dengan tingkah adiknya.
"Oh masalah kerjaan, bilang doang" ujar Fariz yang kini duduk di pinggir tempat tidur. "Tapi bentar masalahnya apa dulu ini ?" tanya Fariz yang mulai penasaran dengan masalah kakaknya.
"Kakak harap kamu tidak ikut campur dengan masalah ini karena aku khawatir akan berimbas ke resto kita" ujar Bani.
"Ya sudah kalau tidak mau cerita" ujar Fariz lalu pergi meninggalkan kakaknya.
...******...
Ummah dan Abi Kini sudah bersiap - siap untuk berangkat ke pesantren, terlebih dahulu Abi memberi kabar ke Kyai Hasan bahwa mereka akan berkunjung.
"Ummah, Abi Shela udah siap" teriak Shela dari ruang keluarga.
"Sayang jangan teriak - teriak, inget kamu sedang mengandung" ujar Abian pada istrinya.
Abian pun membawa semua oleh - oleh yang akan di bawa ke pesantren dan di rapihkan di bagasi mobil. Shela langsung langsung masuk ke dalam mobil, melihat tingkah laku istrinya Abian hanya menggeleng - gelengkan kepala.
Ummah keluar dari dalam rumah juga kabet melihat Shela yang sudah duduk di dalam mobil sambil senyum - senyum sendiri.
Apakah dia sedang mengidam, tapi apa ada orang yang mengidam senyum - senyum sendiri. ujar batin Ummah.
"Nak kamu begitu bersemangat sekali untuk bertemu dengan Syifa". tegur Ummah saat ingin masuk kedalam mobil.
"Tentu ummah" jawab Shela sambil tersenyum.
Setelah semua siap, Abian menjalankan mobilnya, sepanjang perjalanan Abian memperhatikan istrinya yang terus senyum - senyum sendiri. begitupun dengan Ummah yang merasa aneh dengan sikap menantunya ini. tapi beda dengan Abi yang berpikir bahwa Shela sedang berbahagia karena akan bertemu dengan adik iparnya.
"Nak, apa kamu sudah memberi tahu tentang kehamilan kamu ke pada orang tua kamu ?" tanya Abi.
"Sudah Abi, kata mereka nanti setelah pulang dari luar kota, mereka akan berkunjung ke rumah" tutur Shela menjelaskan.
Orang tua Shela merupakan seorang pengusha sukses di bidang perhotelan, mereka mempunyai banyak hotel - hotel di luar kota, jadi sudah tak asing lagi kalau mereka jarang ada di rumah.
Sementara di pesantren Asyifa sedang menyuapi Nayla.
"Maaf aku jadi merepokanmu". ujar Nayla.
"Aku senang bisa merawatmu, dan lebih senang lagi ketika kamu menolak untuk pulang" ujar Asyifa. "Kalau kamu pulang hari ini aku pasti kesepian, sedangkan Mila akan datang besok" sambung Asyifa.
Asyifa pun tak lupa memberi obat kepada pada Nayla, setelah itu Nayla kembali berbaring, Asyifa pun kembali mengompres Nayla agar cepat turun panasnya.
Asyifa keluar dari kamarnya untuk menaruh mangkok dan piring kotor bekas makan Nayla dan dirinya, pagi ini Asyifa makan di dalam kamarnya atas perintah ustazah Aisyah.
"Kamu mau ke mana ?" tanya ustazah Aisyah yang sudah berdiri di depan pintu kamar Asyifa.
"Aku mau menaruh piring dan mangkok ini ke dapur" jawab Asyifa.
"Kamu di kamar saja, biar saya saja yang menaruh ini" ujar Ustazah Aisyah.
"Terimakasih ustazah" ucap Asyifa.
Asyifa kembali ke kamarnya, di lihat kini Nayla sudah tertidur, dan ia pun memutuskan untuk membersihakn badannya di kamar mandi.
Mobil yang di kendarai oleh Abian sudah memasuki pekarangan pesantren. kedatangan mereka pun di sudah di sambut oleh Kyai Hasan dan Umi Kulsum.
"Asalamualaikum" keluarga Abi Umar mengucapkan salam bersamaan.
"Walaikumsalam" Kyai Hasan dan Umi menjawab salam dengan Kompak.
"Mari masuk " Ajak Umi.
Keluarga Abi Umar kini duduk di ruang tamu di gedung utama pesantren.Umi meminta tolong pada ustazah Salwa untuk mengambikan Air minum untuk tamunya.
"Maafkan saya, waktu kemaren saya tidak ikut menyambut ke datangan kalian" ujar Umi meminta maaf.
"Iya tidak papa" ujar Ummah dengan senyuman.
"Ini ada oleh - oleh sedikit buat pesantren, dan ini buat keluarga Kyai dan Umi" ujar Ummah sambil menyodorkan beberapa bingkisan.
"Aduh, makasih banyak yah ". ucap Umi.
"Ayo kita beri kejutan pada Asyifa dengan cara datang ke kamarnya" usul Umi yang langsung di setujui oleh Ummah dan Shela.
Mereka bertiga berjalan menyusuri lorong asrama untuk menuju kamar Asyifa, sebelum menuju asrama Umi telah memberi tahu kalau Asyifa sedang menemani temen satu kamarnya yang sakit.
"Asalamualaikum" ujar Umi ketika memasuki kamar Asyifa, sementara Ummah dan Shela masih menunggu di luar kamar.
"Waalaikumsalam" ujar Asyifa dan Nayla kompak.
"Gimana ke adaan mu ?" tanya Umi pada Nayla.
"Panasnya sudah turun dan pusingnya juga sudah hilang tinggal lemesnya aja Umi" tutur Nayla menjelaskan kondisinya.
"Alhamdulilah" ujar Umi, "Asyifa Umi punya kejutan buat kamu" ujar Umi sambil menatap Asyifa.
"Apa itu ?" tanya Asyifa ke bingungan.
"Coba kamu keluar, nanti kamu tau sendiri" ujar Umi.
Asyifa berjalan menuju pintu kamar, ada rasa cemas, takut dan juga penasaran, saat melihat kembali ke arah Umi, Umi hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum.
Betapa terkejutnya Asyifa saat melihat Ummah dan Kakak iparnya sedang berdiri di depan pintu kamarnya.
"Ummah. " ucap Asyifa yang terasa mimpi bakal bertemu dengan Ummahnya.
"Sayang" ujar Ummah lalu memeluk anaknya dengan erat, mereka pun melepas rasa rindu.
"Jadi Ummah saja nih yang di peluk" sindir Shela.
"Kak Shela" Syifa melepaskan pelukannya dan langsung memeluk kakak iparnya.
"Sayang pelan - pelan peluk kak Shela kasian dedenya" ujar Ummah.
"Kak Shela tidak sedang menggendong dedek ko" ujar Asyifa polos.
"Bukan itu, Kak Shela sedang mengandung sayang" jelas Ummah pada anaknya.
"Wahh selamat kak Shela" ujar Asyifa dengan senang karena sebentar lagi akan memiliki keponakan.
Asyifa pun mengajak Ummah dan Kak Shela untuk masuk ke dalam kamarnya.tak lupa Asyifa pun memperkenalkan kelurganya kepada Nayla yang sedang barbaring.
"Nak kamu betah di sini ?" tanya Ummah pada anaknya.
"Insya Allah betah Ummah, di sini orangnya baik-baik, termasuk Umi" ujar Asyifa sambil melirik pada Umi yang duduk di dekat ranjang Nayla.
"Ah kamu bisa aja" ujar Umi yang merasa bahagia karena Asyifa telah memujinya.
Shela membisikan sesuatu pada Adiknya, membuat Asyifa menjadi malu dan salah tingkah.
"Iya bener kata kak Shela, si sini ustaz dan santri prianya ganteng - ganteng, tapi sayang ustaznya susah pada nikah semuanya" ucap Asyifa sambil berbisik - bisik takut ketahuan Ummah dan Umi.
"Ummah, Abi mana ?" tanya Asyifa yang tidak melihat Abi ataupun kakaknya.
"Oh iya Ummah sampai lupa" ujar Ummah sambil menepuk jidatnya. " Abi dan Kak Abian ada di gedung utama pesantren" Sambung Ummah.
"Umi Syifa boleh izin menemui Abi dan Kak Abian ?" tanya Asyifa pada Umi.
"Boleh dong, tenang saja Umi sudah minta tolong Ustazah Sari untuk menjaga Nayla" ujar Umi yang mengerti tentang khawatiran Asyifa pada Nayla
Setelah ustazah Sari datang Umi, kak Shela , Ummah keluar dari dalam kamarnya untuk menemui Keluarga Asyifa.
"Nay aku tinggal bentar yah" ujar Asyifa dan di angguki oleh Nayla.
"Cepet sembuh yah" ucap Ummah dan Shela berbarengan. Nayla tersenyum bahagia mendapat perhatian dari keluarganya Asyifa.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Ghendis
yang gk suka ma syifa tu sapa sih😂kok penasaran aku.apa ustadzah Salwa??
2021-04-23
4
Indah Agustini 383
semangat thorr up nya 😍 ditunggu kelanjutan ceritanya yaaa thorquuu ❣️
2020-12-28
7
Yanti ImonErna
Semangat kak
2020-12-28
7