Asyifa yang sedang melamun sontak kaget mendapat teguran tersebut, apa lagi saat semua santri menoleh ke arah dirinya.
"Maaf. . " ujar Asyifa dengan lirih karena takut dengan tatapan ustaz dan ustazah yang tajam padanya. Ganteng dan cantik galak - galak ! gerutu Asyifa dalam hatinya.
"Saya lanjutkan lagi, untuk yang tidak mau mengikuti kegiatan di sini. silahkan bisa keluar !" ujar Ustaz Bani membuat santri yang tadinya riuh menjadi terdiam.
Acara pun selesai Asyifa dan yang lainnya kembali ke asrama masing - masing, untuk persiapan shalat dzuhur.
...******...
Di tempat lain ustaz Bani sedang bersiap - siap harus pergi ke kantornya, karena jam satu siang akan di adakan meeting penting.
"Abah Bani mau langsung ke kantor" ujar Bani kepada Kyai Hasan.
Muhamad Rabbani Altafaraz adalah anak dari Kyai Hasan dan Umi Kulsum. Bani memiliki kakak yang bernama Zahwa yang kini sudah menikah dan memiliki dua orang anak, dan memiliki adik bernama Fariz. umur Bani dan adiknya hanya terpaut dua tahun. Bani kini berusia 25 tahun dan Adiknya 23 tahun sedangkan kakaknya Zahwa berumur 30 tahun.
"Apa tidak ada waktu untuk Abah ngobrol berdua ?" tanya Kyai Hasan.
"Maaf Bah, tapi Bani harus segera pergi " jawab Bani sedang wajah memelas agar abahnya mengerti.
"Ya sudah terserah kamu saja".
Bani pun menyalami tangan orang tuanya, dan langsung pergi menggunakan mobil ke sayangannya.
Maafin Bani Abah, padahal Bani masih punya waktu tapi Bani tau abah akan bertanya tentang calon Bani, Bani belum siap. gumam Bani ketika dalam mobilnya.
Sampai di Kantor Bani memasuki ruangannya. dan langsung memeriksa berkas - berkas yang sudah menumpuk di meja ruang kerjanya. Bani pun tak lupa menghubungi sekertarisnya untuk datang ke ruangannya.
Tak lama langsung terdengar suara ketukan pintu dari luar.
Tok . . Tok . . Tok. .
"Masuk " perintah Bani pada orang yang mengetuk pintunya.
"Ada apa pak, memanggil saya ?" tanya sekertarisnya Bani.
"Gimana persiapan buat meeting dengan klien ?" tanya Bani pada sekertarisnya.
"Semuanya sudah siap pak !" jawab Sekertarisnya.
Bani lebih memilih sekertaris seorang laki - laki yang bernama tio untuk menghindari fitnah jika dia harus berpergian berdua dengan sekertarisnya.
Bani memiliki usaha peribadi yang ia rintis sejak awal masuk kuliah, usaha Bani adalah sebuah percetakan yang kini sudah terkenal dimana - mana. Dan baru - baru ini Bani bekerjasama dengan adiknya yang baru lulus kuliah sedang merancang sebuah usaha dalam bidang kuliner.
Saat Adzan dzuhur berkumandang Bani langsung menghentikan kegiatannya dan langsung menunaikan ibadah shalat dzuhur.
dan setelah shalat Bani tak lupa berdoa, dalam doanya selalu terselip doa meminta jodoh yang terbaik.
Banyak teman - teman masa kuliahnya yang sudah menikah dan memiliki anak, tapi Bani masih sendiri sibuk dengan semua urusannya. Abah dan Uminya sudah mencoba menjodohkan Bani dengan beberapa wanita pilihan Abah dan Uminya namun setelah Bani berdoa di sepetiga malam belum ada yang mampu menggetarkan hatinya.
Bani kembali ke ruang kerjanya dan memeriksa beberapa file untuk meeting nanti.
"Apa bapak tidak makan siang dulu, waktunya masih cukup ko untuk makan siang " ujar Tio pada Bani.
"Nanti saja saya masih kenyang" jawab Bani.
...******...
Di pesantren semua santri telah melaksanakan shalat dzuhur berjamaah, dan di lanjutkan dengan acara makan siang.
Kyai Hasan dan Umi Kalsum memasuki rumahnya beriringan.
"Abah kapan Bani akan membawa calonnya ke hadapan kita ?, Umi sudah ingin melihat melihat Bani menikah" ujar Umi pada Kyai Hasan.
"Abah juga tidak tau, kita doakan saja semoga Bani cepat menemukan jodohnya" jawab Kyai Hasan pada istrinya.
"Umi selalu berdoa semoga Bani segera bertemu dengan jodohnya". ujar Umi sambil menata piring di meja makan untuk persiapan makan siang. Abah dan Umi makan siang berdua, karena Fariz yang kini sibuk dengan kegiatannya dan selalu berangkat pagi dan pulang malam, begitupun dengan Bani. sedangkan Zahwa kini ikut dengan suaminya.
Asyifa begitu menikmati setiap kegiatan di pesantren, dirinya mulai beradaptasi dengan lingkungan barunya di pesantren. baru satu hari tinggal di pesantren namun Asyifa sudah mengenal banyak santri selain Mila dan Nayla.
Setelah makan siang Nayla dan Mila mengajak Asyifa berkeliling pesantren karena habis dzuhur ini tidak ada kegiatan, jadi di manfaatkan oleh Asyifa untuk mengetahui setiap sudut pesantren.
"Kalian mau ke mana ?" tanya ustazah Salwa saat mereka berpapasan.
"Ini ustazah Asyifa ingin keliling pesantren" jawab Mila sambil menundukan kepalanya.
"Itu betul usatzah, karena kemaren belum keliling semuanya" timpal Asyifa.
"Oh gitu, silahkan di lanjut " perintah ustazah Salwa.
"Terima kasih, Asalamualaikum". ujar Asyifa, Mila dam Nayla berbarengan.
"Walaikumsalam. . ".
Mereka bertiga melanjutkan perjalanan mereka untuk berkeliling dan berhenti di sebuah gerbang yang di dalamnya terdapat sebuah rumah yang tak begitu besar namun tetap indah di pandang mata dan bernuansa ke arab - araban.
"Eh kalau itu rumah siapa ?" tanya Asyifa penasaran.
"Ini rumah Kyai Hasan dan istrinya" jawab Mila.
Ini rumah Kyai Hasan tapi kenapa kemaren aku tidak di ajak ke sini ya oleh Abi kita malah ketemunya di gedung utama pesantren dan aku juga tidak bertemu istrinya. Gumam Asyifa dalam hatinya.
"Hey ko malah bengong Ayo kita jalan lagi" ujar Mila saat melihat Asyifa malah melamun.
"Ehh iya ayo" Asyifa yang merasa kaget saat tubuhnya di goyangkan oleh tangan Mila.
Dari dalam rumah tersebut, Kyai Hasan dan Umi Kalsum sedang berjalan menuju arah pesantren karena akan bertemu dengan beberapa donatur pesantren. mendemgar ada suara di luar gerbang rumah mereka, Kyai Hasan mempercepat langkahnya dan di ikuti oleh Umi Kalsum. saat membuka pagar rumahnya terlihat ada tiga santri sedang berdiri di dekat arah gerbang pintu rumahnya.
"Kalian sedang apa di sini ?" tegur Kyai Hasan.
Asyifa Mila dan Nayla langsung menoleh ke arah suara yang menegur mereka, suara yang tidak asing di telinga Mila dan Nayla.
"Maaf, kami di sini sedang mengantar Asyifa keliling pesantren". jawab Nayla dengan menundukan kepala, ia takut kalau Kyai Hasan akan marah.
"Iya itu bener Kyai" timpal Asyifa membenarkan ucapan Nayla.
"Oh gitu " ujar Kyai Hasan singkat. "Syifa gimana betah di sini ?" lanjut Kyai Hasan.
"Alhamdulilah betah ko" jawab Asyifa dengan sopan.
"itu santri baru ya Abah ?" tanya Umi sedikit berbisik.
"Asyifa perkenalkan ini Umi Kulsum, kamu panggil saja Umi" Abah memperkenalkan istrinya pada Asyifa.
dengan sopan Asyifa menjulurkan tangannya untuk memperkenalkan dirinya.
"Asyifa, panggil saja Syifa "
Umi Kulsum pun menyambut uluran tangan Asyifa dengan ramah.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Haii Para Readers 👋👋
Gimana dengan ceritanya , suka tidak ?
Maaf saya belum bisa Update tiap hari karena punya kesibukan di dunia nyata.
jangan lupa bom like nya bantu Vote juga yah biar tambah semangat nulisnya.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian juga di kolom komentar.
Terima Kasih. .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Jasir Jasir
calon mertua tu untuk syifa
2021-11-03
0
Al Ibnu
lanjut Thor aku suka bangat sama pesantren jadi ingat waktu masuk pesantren
2021-08-25
1
Dewi Nurlela
Syifa calon mantu kiayi🤭
2021-06-21
1