Asyifa membuka matanya saat mendengar lantunan sholawat dari surau, Suara yang begitu merdu membuat siapa saja yang mendengarnya akan terkagum - kagum.
Asyifa melihat ke arah jam dinding, jam menunjukan pukul tiga dini hari.
"Mil kamu kemana ini masih pagi sekali" ujar Asyifa saat melihat Mila sudah rapih.
" Ayo bangun kita harus segera ke surau karena ada kajian setelah shalat tahajud, waktunya tinggal 10 menit, kalau telat paati kita bakal kena hukuman" Mila menjelaskan pada Asyifa.
Asyifa kembali mendengar suara sholawatan yang begitu merdua membuat Asyifa terdiam saat mendengarnya. Suaranya merdu sekali pasti orangnya ganteng juga". ujar Asyifa dalam hatinya.
"Siapa si yang sholawatan ?" tanya Asyifa pada Mila.
" Emang kenapa, pasti mau bilang kalau suaranya merdu" Tebak Mila.
Asyifa tak menggubris tebakan Mila, dirinya langsung pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan mengambil air wudhu karena Nayla sudah keluar dari kamar mandi. Setelah beres mereka berjalan menuju surau, Asyifa berjalan dengan terburu - buru karena ia begitu penasaran dengan suara merdu tersebut.
Ketika mereka melangkah memasuki surau ternyata sudah banyak santri yang lainnya yang sudah berkumpul di sana.mereka mencari tempat duduk yang masih kosong untuk mengikuti tausiah yang akan di mulai.
tausiah kali ini pimpin oleh seorang ustaz yang masih begitu muda.
Sepanjang tausiah berlangsung, Asyifa terus mengamati ustaz muda tersebut. ternyata bener kata kak Shela kalau pria sarungan itu mempunyai ke gantengan sendiri. ujar Batin Asyifa. Kajian selesai dan di lanjutkan dengan shalat subuh karena sudah memasuki waktu subuh.
Setelah semua selesai, Asyifa, Mila dan Nayla kembali ke kamar mereka. Rasa ngatuk kembali melanda pada Asyifa, karena di rasa masih pagi Asyifa berencana akan kembali tidur sebelum memulai aktivitasnya.
"Heiii kenapa kamu malah tidur lagi" tegur Nayla saat melihat Asyifa sudah berbaring di tempat tidurnya.
"Aku masih ngantuk, dan lagian ini masih setengah enam " ujar Asyifa sambil matanya yang sudah merem siap untuk ke alam mimpi.
"Biasa nya setelah shalat subuh semua santri akan mulai dengan kegiatan masing - masing, seperti membantu menyiapkan untuk sarapan dan membersihkan halaman dan ruangan yang sudah di tentukan". ujar Mila menjelaskan.
"Emang di sini gak ada tim khusus gitu ?" tanya Asyifa yang kembali bangun dari tempat tidurnya.
"Di bagian masak ada tapi semua santri di wajibkan membantu, kami semua sudah mendapatkan jadwal masing - masing". jawab Mila.
"Dan kebetulan hari ini jadwal kami membantu di dapur " timpal Nayla.
Dengan sangat terpaksa Asyifa mengikuti Nayla da Mila. saat menuju dapur umum pesantren Asyifa melihat semua santri sudah di sibukan dengan kegiatan masing - masing ada yang menyapu halaman, menyapu teras dan mengepel, mereka melakukannya dengan gotong royong dan sesekali mereka terlihat bercanda dan tertawa bahagia tanpa beban.
Di dapur pun sudah banyak santri yang sedang menyiapkan bahan makanan untuk di olah menjadi sarapan pagi.
"Kalian bertiga kupas bawang aja " perintah Bi Ijah sekalu penanggung jawab bagian dapur.
Nalya mengambil dua kantong plastik yang berisi bawang putih dan bawang merah sedangkan Mila mengambil pisau dan tempat buat bawang yang sudah di kupas.
Asyifa begitu gesit dalam mengupas bawang membuat Nayla dan Mila sedikit heran.
"Wah wah jago juga ternyata ngupas bawangnya" ujar Nayla.
"Udah Kaya chef " timpal Mila yang tak mau kalah.
"Biasa aja kali, ngupas bawang mah kecil, setiap hari juga di rumah suka bantuin Ummah masak" jawab Asyifa pada ke dua temennya.
"Oh pantesan, kirain aku gak pernah masuk dapur" ujar Mila.
Asyifa juga membantu temen yang lainnya setelah tugas mengupas bawang selesai.
Masakan sudah hampir matang semua, sebagian santri sudah mulai keluar dari dapur untuk melanjutkan persiapan selanjutnya.
Asyifa dan ke dua temennya kembali ke kamar untuk mandi pagi. mereka mandi bergiliran, di awali oleh Mila selanjutnya Nayla dan yang terakhir Asyifa. sambil menunggu Mila mandi Nayla dan Asyifa berbicang - bincang hal yang ringan - ringan.
"Eh Nay yang tadi ngisi tausiah itu siapa ?" tanya Asyifa yang pemasaran.
"Itu namanya ustaz Muhamad Rabbani Altafaraz tapi sering di panggil ustaz Bani " tutur Nayla.
"Namanya bagus seperti orangnya" ucap batin Asyifa.
"Awas jangan suka, udah ada yang memiliki !" Seru Nayla.
"Dia udah nikah ?" tanya Asyifa kaget saat mendengar sudah ada yang memiliki.
"Belum siih" jawab Nayla santai. "Tapi kata orang - orang kalau ustaz Bani sudah di jodohkan dengan ustazah Salwa". ujar Nayla menjelaskan.
"Oh. . " ujar Asyifa singkat.
Nayla yang melihat Mila sudah keluar dari kamar mandi langsung bangkit dan berlari menuju kamar mandi.
"Mil Habis sarapan apa kegiatan kita ?" tanya Asyifa.
"Nanti kita ada pembelajaran tentang bisnis syariah". Jawab Mila.
"Semua santri wajib ikut ?" tanya Asyifa lagi.
"Wajiblah kecuali mereka yang akan berangkat ke sekolah". jawab Mila.
Di pesantren Al-Barokah juga terdapat sekolah dari tingkat PAUD hingga Madrasah Aliah, Sekolah itu milik Kyai Hasan.
"santri di sini tidak ada yang kuliah ?" tanya Asyifa penasaran.
"Kalau untuk santri kayanya tidak ada deh, tapi kalau ustaz dan ustazah ada beberapa dari mereka yang sedang kuliah juga ". tutur Mila.
Pembicaraan mereka berakhir karena Nayla sudah selesai mandi dan kini giliran Asyifa yang mandi. di dalam kamar mandi Asyifa sempat berpikir bagaimana kalau aku pesantren sambil kuliah. pasti orangtuanya juga bakal menyetujuinya.
Setelah sarapan santri yang lain berhamburan melanjutkan Aktivitas mereka, Asyifa dan ke dua temennya langsung berjalan ke aula pesantren untuk mengikuti pembelajaran tentang bisnis syariah.
Setalah santri berkumpul semua, acara pun di mulai oleh ustazah Salwa. dalam kegiatan ini santri laki - laki dan perempuan di gabung namun tetap ada batas yang menghadang di antara mereka. Ternyata bener kata Kak Shela kalau pria pake sarung dan koko punya kegantengan tersendiri. ucap batin Asyifa saat melihat ke arah santri laki - laki.
"Pembelanjaran selanjutnya akan di sampaikan oleh ustaz Bani" ujar ustazah Salwa membuat riuh para santri. "pada usatz Bani saya persilahkan". lanjut ustazah Salwa yang mempersilahkan ustaz Bani untuk maju.
ustaz Bani mulai memberikan materi tentang seputar bisnis syariah, semua santri fokus memperhatikan ustaz Bani terutama santri wanita, tapi tidak dengan Asyifa yang malah asik melamun memikirkan tentang pria sarungan.
Ustaz Bani menyadari ada salah satu santri yang tidak memperhatikannya dan ia kemudian menegurnya.
"Hei kamu yang duduk di pojokan, yang pake kerudung warna abu - abu, kenapa kamu malah melamun, kalau kamu tidak suka dengan pembelajaran ini, silahkan keluar !" ujar ustaz Bani dengan sedikit membentak.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
***Hai Hai para reader setia ku, maaf aku belum bisa update tiap hari, karena aku punya kegiatan juga di dunia nyata.
Buat kalian yang selalu setia menunggu update terimakasih banyak yah***. .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Anna Susiana
aduh... Syifa masih kepikiran apa yang dikatakan ka shela
2021-12-10
0
Al Ibnu
kok ustadz galak amat sampai bentak santri
2021-08-25
0
Seila Na
🤭🤭
2021-07-22
0