"Kamu lagi kamu lagi, sedang apa di rumah saya ?" tanya Bani yang kaget dengan beradaan Asyifa di rumahnya.
"Hey harusnya kamu itu minta maaf, bukan malah bertanya" protes Asyifa "hobi ko nyenggol orang mulu" sindir Asyifa.
"Siapa suruh kamu ngalangin jalan orang" bela Bani.
"Hey ustaz yang terhormat, jalannya kan bisa sebelah sana, gak harus sebelah sini juga kali" ujar Asyifa sambil menunjuk ke arah samping Fariz berdiri.
"Suka suka saya dong, ini kan rumah saya" ketus Bani.
"Siapa juga yang bilang ini rumah saya" timpal Asyifa.
Fariz tidak berani melerai keduanya, Bani dan Asyifa terus saling adu mulut saling menyalahkan, keluarga yang melihat mereka langsung menghampiri mereka.
"Sudah - sudah, Bani apa - apaan kamu ini !" bentak Kyai Hasan.
"Abah dia yang mulai" Bani membela diri.
"Aku ?" tanya Asyifa bingung sambil menunjuk dirinya. " hey yang nabrak duluan kamu, kenapa jadi aku yang salah" ujar Asuifa yang tak terima dirinya di salahkan.
"Syifa" ujar Abi tegas namun penuh penekanan membuat Asyifa langsung menutup mulutnya rapat - rapat.
"Bani cepat kamu minta maaf, atau " ucap Umi menggantung.
"Atau apa ?" tanya Bani penasaran berharap ada pilihan selain meminta maaf.
"Atau Umi nikahkan kalian berdua" ujar Umi tegas.
"Nikah ?" tanya Bani dan Asyifa bersamaan, mereka kaget dengan yang di katakan Umi.
"Iya nikah, habis kalian kalau bertemu berantem mulu, udah kaya Tom and Ceri saja " ujar Umi.
"Tom and Ceri itu apa Umi ?" tanya Fariz penasaran.
"Itu kartun yang pemerannya tikus dan kucing" jawab Umi.
"Itu Tom and Jerry Umi" ujar Bani.
Semua yang ada di rumah itu tertawa kecuali Umi yang tidak mengerti kenapa mereka bisa tertawa.
"Ya itulah maksud Umi" ujar Umi tanpa merasa bersalah.
"Umi aku tidak mau nikah dengan dia" ukar Bani sambil menunjuk ke arah Asyifa.
"Siapa juga yang mau nikah dengan manusia dingin yang hobinya nyenggol orang, kemaren nyenggol sampai tersungkur ke gundukan sampah lalu sekarang nyenggol lagi untuk tidak masuk ke kloset juga" Asyifa nyerocos mengeluarkan unek - uneknya dan lupa akan peringatan Abinya karena terpancing oleh Bani.
"Kamu tersungkur ke gundukan sampah ? berarti itu muka mu sebelas duabelas dengan sampah" ujar Abian sambil tertawa namun itu tidak berlangsung lama karena Abian mendapat serangan cubitan di lengannya dari istrinya. "Aw sakit sayang" rintih Abian.
"Makanya diam" bisik Shela pada suaminya.
"Bian cepat minta maaf" ujar Abah dengan tegas.
Karena tidak ingin ada perdebatan lagi dengan terpaksa Bani minta maaf terlebih dahulu pada Asyifa.
"Saya minta maaf " ujar Bani dengan sangat terpaksa.
"Saya tidak adak memaafkan kamu" ujar Asyifa dengan ketus dan langsung mendapat bisikan tidak enak dari Abinya.
"Iya saya maafkan" ujar Asyifa cepat karena tidak mau membuat keluarganya malu.
"Ayo kita lanjutkan makannya" ajak Umi pada semuanya.
Akhirnya semuanya menyantap dengan lahap makanan yang di hidangkan oleh Umi, setelah selesai makan Bani langsung izin pergi ke kamarnya dan di ikuti oleh Fariz adiknya.
"Maafkan anak kami ya" ujar Umi yang tak enak hati.
"Iya tidak papa, ya namanya juga anak - anak " ujar Ummah sambil tersenyum.
Abah,Abi dan Abian pergi keluarang tamu untuk melanjutkan ngobrol mereka, sedangkan Umi dan Ummah sibuk membereskan meja makan.
"De kenapa kamu terlihat kesal sekali pada lelaki yang tadi, apa kamu sering berdebat dengannya ?" tanya Shela sambil berbisik.
"Dia ustaz yang paling ngeselin kak " jawab Asyifa pelan takut terdengar yang lain.
"Kata kamu ustaznya udah nikah semua, berarti yang tadi juga udah nikah ?" tanya Shela penasaran " tapi kemana istrinya ko gak kelihatan dan juga tadi Umi mengatakan kalian akan di nikahkan, jangan - jangan kamu mau di jadikan istri ke duanya" sambung Shela dengan ke bingungannya.
"Kakak dia satu - satunya ustaz yang belum nikah" ujar Asyifa.
"Tapi tadi kamu bilang sudah nikah semua" saut Shela mengingat kata Asyifa tadi.
"Aku ralat kecuali dia, bagaimana dia mau nikah sikapnya saja dingin dan egois kaya gitu, mana ada cewek yang tertarik dengan cowok macam dia" tutur Asyifa.
"Tapi dia ganteng de".
"Ganteng sih tapi kaya beruang kutub berbulu singa" ketus Asyifa.
"Kamu suka dia ?" tanya Shela penasaran.
"Awalnya suka, suaranya bagus tapi sekarang aku benci sama dia ternyata selain dingin ternyata garang juga" jawab Asyifa.
"Jangan terlalu benci nanti suka" goda Shela.
"Kakak !".
Umi dan Ummah membawa minuman dan cemilan untuk di suguhkan ke pada para suami mereka,
"Syifa bantu Ummah bawakan ini ke depan " perintah Ummah pada anaknya.
"Baik Ummah".
Syifa membawakan minuman untuk Kyai Hasan,Abi dan Kak Abian yang sedang berada di ruang tamu, namun lagi - lagi Bian menyenggol tangan Asyifa sehingga minuman yang di bawa Asyifa terjatuh di lantai.
Prank. . .
Suara gelas pecah, pecahan gelas berserakan dan lantai pun jadi kotor, begitu pun dengan baju Asyifa yang basah terkena tumpahan minuman. Asyifa menoleh ke arah yang menyenggolnya.
"Kamu lagi kamu lagi" ketus Asyifa yang kesal.
Semua yang ada di rumah itu langsung menghampiri Asyifa.
"Syifa ini apa - apaan ?" tanya Ummahnya marah.
"Dia yang menyenggol Syifa" Asyifa menunjuk ke arah Bani.
"Saya tidak sengaja, karena saya buru - buru" Bani membela dirinya.
"Tapi kamu kalau jalan itu matanya di pake atau jangan - jangan mata kamu sudah tidak berfungsi" ketus Asyifa.
"Asyifa !!" betak Abi yang sudah malu dengan tingkah anaknya.
"Semuanya maaf ya, Bani harus pergi karena Bani sudah ada Janji " ujar Bani pamit.
"Nak maafkan anak Abi ya" ujar Abi Umar yang tak enak hati pada Bani.
"Oh tidak papa ko, mungkin saya yang salah" ujar Bani tak lupa menyalami kedua orang tuanya, Abi Umar dan juga Ummah. lalu ia pergi dengan mengendarai mobilnya.
Bani sudah tidak ada, Abi dan Ummah langsung menarik tangan anaknya menjauh dari Kyai Hasan dan Umi.
"Kamu ini apa - apaan, Abi tidak pernah mengajarkan kamu seperti ini, inget ini di rumah orang bukan di rumah kamu" ujar Abi tegas namun dengan suara pelan takut terdengar oleh Kyai dan Umi.
Umi memunguti pecahan gelas yang berserakan di bantu oleh bi Tuti. Kyai Hasan mendekati Abi dan Ummah.
"Sudah Umar jangan marahi anak kamu, karena itu semua salah anak saya" ujar Kyai Hasan.
"Maaf Kyai tapi . . ".
"Sudahlah, kasian Syifa dia tidak salah apa - apa". Kyai Hasan memotong pembicaraan Abi Umar.
Asyifa izin pergi ke asramanya untuk mengganti bajunya yang basah karena terkena tumpahan minuman yang ia bawa.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Irma Bini Nya Ahmadyani
tulisan nya ko banyak yg salah ya,yg semangat ya,tolong di bca ulang kalau abdet cerita nya
2021-11-03
0
Al Ibnu
tapi Bani memang hobinya nyenggol terus deh
2021-08-25
0
Iemah Mamah Aliya
senggol senggol teris
2021-05-10
0