Di dalam pasar Umi dan Asyifa sedang memilih beberapa sayuran untuk kebutuhan dapur pesantren sedangkan Fariz dan Rizal mengikuti dari belakang sambil membawa barang belanjaan.
Setelah semua beres, Fariz yang di bantu Rizal menata semua barang belanjaan. sementara Umi dan Asyifa sudah terlebih dahulu naik ke dalam mobil.
"Gimana kalo kita mampir untuk sarapan dulu, kasian Asyifa dan Rizal nanti di asrama kalau sudah tidak kebagian sarapan" usul Umi saat Fariz dan Rizal menaiki mobil.
"Terserah Umi saja" jawab Fariz.
"Ya sudah kita mampir di tukang bubur ayam langganan Umi ya". perintah Umi pada Fariz.
"Kasian Rizal pasti dia cape karena sudah bawa belanjaan tadi". sambung Umi sambil menatap ke arah Rizal.
Fariz melajukan kendaraannya menuju tukang bubur. sampai di sana Fariz memarkirkan mobilnya di tempat yang aman. Umi pun memesan empat mangkuk bubur. sambil menunggu pesanan mereka datang, mereka pun berbincang - bincang.
"Fariz ini namanya Asyifa, anak dari temennya Abah". Akhirnya Umi memperkenalkan Asyifa pada Fariz. "Asyifa ini Fariz anak bungsu Umi, Adiknya Bani". Tak lupa Umi juga memperkenalkan Fariz pada Asyifa.
Asyifa hanya melemparkan senyuman pada Fariz yang duduk di hadapannya, hal ini sontak membuat Fariz menjadi salah tingkah. Aduh senyumannya manis sekali. gumam Fariz dalam hatinya.
Rizal yang melihat senyuman Asyifa ikut di buat melongo. Masya Allah senyumannya, Semoga aku mendapatkannya. gumam Rizal dalam hatinya.
"Baru ya di sini ?" Fariz memberanikan diri untuk membuat pertanyaan pada Asyifa.
"Iya baru". Jawab Asyifa sambil tersenyum.
Pesanan mereka sudah datang, mereka pun menyantapnya dengan lahap, setelah selesai mereka kembali ke pesantren karena hari semakin siang.
Sampai di pesantren Asyifa membantu membawakan belanjaan ke dapur pesantren.
"Bi ini mau di taro di mana ?" tanya Asyifa pada Bi Ijah.
"Taro di situ saja, nanti bibi yang rapihkan" jawab Bi Ijah saat melihat Ayifa datang dengan membawa dua kantong belanjaan.
"Bi Syifa pamit mau ke asrama dulu, Asalamualaikum" Asyifa memberi salam sebelum pergi meninggalkan dapur.
"Walaikumsalam".
Sementara Fariz langsung pamit untuk ke restonya.Sepanjang jalan menuju restonya selalu terbayang senyumannya Asyifa. Aihh kenapa aku jadi ke pikiran anak itu. gerutu Fariz.
Sampai di Resto Fariz langsung ke ruangan kerjanya.
"Asalamualaikum bos" ucapan salam dari seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan kerja Fariz.
"Walaikumsalam".
"Bos menurut orang dapur mereka membutuhkan satu Chef lagi, karena sekarang pengunjung semakin banyak" tutur Zidan menjelaskan maksud ke datangannya ke ruangan Fariz.
"Kalau gitu aku akan bicarakan terlebih dahulu dengan Kak Bani" jawab Fariz. "Kamu persiapkan saja pengumuman tentang lowongan kerja bagian chef, kriterianya sesuai yang biasa saja " perintah Fariz pada Zidan.
"Baik bos, kalau gitu saya permisi, Asalamualaikum " ujar Zidan.
"Walaikumsalam".
Zidan adalah orang kepercayaan Fariz di resto, Zidan akan menghendel semua kerjaan Fariz saat Fariz tidak bisa datang ke resto, selain orang ke percayaan, Zidan juga merupakan teman dari kecil Fariz.
Fariz menghubungi Kakaknya agar datang ke Resto, untuk membicarakan tentang penambahan chef baru.
Sementara Asyifa sedang berada di dalam kamarnya sendirian. Karena yang lain sedang mengikuti pelatihan tentang ke terampilan. pesantren selalu mengadakan kegiatan bagi santri yang sudah tidak sekolah, bertujuan agar setiap santri yang sudah keluar dari pesantren mempunyai berbagai keterampilan dan bisa langsung bekerja atau membuka usaha.
Asyifa yang pulang dari pasar sudah pukul sembilan lewat sehingga ia tidak bisa mengikuti kegiatan tersebut, ketika Asyifa ingin menyusulnya namun ke beranian Asyifa menciut, yang Akhirnya Asyifa hanya menunggu di dalam asramanya.
...********...
Sudah satu minggu Asyifa tinggal di pesantren, ada kejenuhan di sela - sela kegiatan yang dirinya lakukan. sepintas bayangan keluarganya mulai menghantui.
ada rasa rindu terhadap orang tuanya, dan ada rasa ingin pulang ke rumahnya. namun sesuai peraturan pesantren, santri boleh izin pulang setelah satu bulan tinggal di pesantren. dan setelah itu, nantinya setiap santri akan mendapatkan libur sebulan sekali selama tiga hari. tapi khusus bagi santri yang masih sekolah mereka mendapatkan izin pulang setiap dua minggu sekali selama dua hari.
"Hey bengong aja" ujar Nayla sambil menepuk pundak Asyifa.
"Aku rindu orang tuaku, karena baru kali ini aku jauh dari mereka" lirih Asyifa.
"Sabar nanti setelah kamu satu bulan juga pasti dapat bagian pulang ko" Nayla mencoba menenangkan Asyifa.
"Kamu kapan giliran pulang ?" tanya Asyifa pada Nayla.
"Aku paling tiga atau dua bulan sekali" jawab Nayla dengan wajah yang sedikit sendu.
"Kamu nggak merindukan kedua orang tua kamu ?" tanya Asyifa dengan menatap Nayla dengan intens.
"Sebenarnya aku rindu, tapi percuma aku pulang karena aku tidak akan bertemu dengan mereka" jawab Nayla dengan wajah yang begitu sedih.
"Hah apa maksud kamu, aku gak ngerti teh ?" tanya Asyifa yang semakin tak paham dengan ke adaan Nayla yang kini mulai meneteskan Air matanya.
"Ayahku sudah tiada sejak aku masih duduk di kelas 1 smp, dan ibu kini menjadi TKI di negara H, selama ibu kerja jadi TKI, aku tinggal bersama nenek dan kakek dari ibu ku, dan ketika aku masuk sma, nenek ku menyuruh ku pesantren di sini, aku sekolah sambil pesantren" Nayla bercerita sambil berurai air mata. "Tadinya setalah lulus sma aku ingin langsung kerja, tapi ibu melarangnya malah menyuruhku untuk tetap tinggal di pesantren, ibuku pernah bilang, aku boleh bekerja tapi harus nunggu ibuku habis kontra, karena kontrak ibuku hanya tinggal satu tahun lagi" Nayla menjelaskan semuanya sambil terisak.
Asyifa tak tega melihat temennya berurai air mata langsung memeluknya, karena terbawa suasana akhirnya Asyifa pun ikut menangis.
"Maaf aku bener - bener gak tentang keluargamu, maaf telah membuat kamu menangis" ujar Asyifa yang menjadi tak enak hati pada temannya.
Nayla melepaskan pelukannya dari Asyifa. "Iya gak papa ko, maaf aku jadi curhat sama kamu" ucap Nayla sambil menghapus air matanya.
"Kalau mau curhat aku siap ko jadi pendengar setia mu !" Seru Asyifa sambil tersenyum.
"Kapan - kapan lagi aja curhatnya sekarang sudah malam kita tidur takut besok ke siangan" ujar Nayla.
Pagi harinya Asyifa sedang menyapu halaman di dekat gedung utama pesantren.
Dari kejauhan Ustaz Bani sedang berjalan bersama adiknya Fariz secara terburu - buru. tanpa sengaja Bani menyenggol Asyifa yang sedang menyapu, hingga Asyifa jatuh tersungkur.
"Aduh sakit" rintih Asyifa.
Santri lain yang melihat kejadian tersebut ingin tertawa menyaksikan Asyifa terseungkur namun karena mereka tau di situ ada ustaz Bani akhirnya mereka hanya tertawa dalam hati masing - masing.ada sebagian yang menutup mulut mereka dengan ke dua tangannya agar suara tawa mereka tidak terdengar.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Mohon maaf Atas keterlambatan Update.
semoga kalian tetepa setia selalu menunggunya.
Gimana ceritanya masih penasaran gak ??
Jangan lupa bantu like dan vote juga yah.
Tinggalkan juga jejak kalian di kolom komentar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Al Ibnu
lanjut yhor
2021-08-25
1
Lasmi Kasman
lanjut kak
2021-04-25
2
Vita
next....semangat💪
2020-12-22
4