Mereka berdua pindah ke apartemen eksklusif ini tanpa merekrut satupun pelayan. ruangan luas dengan design modern serta banyaknya furniture membuat Delia kewalahan. Belum lagi hari ini ia ada jadwal kuliah. Bahkan Delia tak sempat sarapan dan langsung bergegas menuju basemen mencari driver yang akan mengantarkannya.
Ia melihat jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 08.00. Dan driver belum juga muncul menampakkan diri. Kalau terus menunggu lagi, sudah bisa dipastikan ia akan telat ke kampus.
Pagi ini ia terlihat mengenakan kemeja navy dengan celana jeans berwarna ice blue. Rambut indahnya ia ikat tinggi serta memakai make up natural yang menambah kesan cozzy. Ia memesan taksi online lewat ponselnya karena tak ingin terlambat datang ke kampus.
Delia berjalan menuju lift khusus yang biasa digunakannya dengan Agra. Dan ketika lift mulai bergerak turun kebawah, bersamaan dengan itu ponselnya berbunyi yang tertera nomor tak dikenal.
" ya hallo…"
" Hallo… dengan mbak Delia?"
"iya benar. Ini dengan siapa ya?"
"Saya driver taksi online yang anda pesan tadi mbak. Sekarang saya sudah sampai di depan gerbang, ini tidak bisa masuk mbak jadi saya menunggu disini."
" Baik pak saya segera kesana!"
sambungan berakhir…
Setelah beberapa menit perjalanan tiba-tiba saja mobil mendadak tersendat-sendat yang akhirnya kemudian mati. Untung saja jalanan terlihat lengang karena mereka masih berada di jalur menuju apartemen, hanya terlihat beberapa mobil mewah yang sesekali berpapasan.
" Aduh... pak ini kenapa mobilnya?" ia terlihat menghela nafas seiring hatinya yang mulai gelisah.
" Maaf mbak ini mobilnya mogok. Saya lihat dulu mesinnya sebentar."
Ia menatap kaca pintu samping kemudi yang terlihat dari dalam begitu mengepulkan asap ketika kap mesin mobil dibuka oleh sopir. Pandangannya beralih pada jam dipergelangan tangan. Akhirnya ia memutuskan dengan cepat karena pasti dengan kondisi mesin yang entahlah mungkin terbakar atau apa jelas tak memungkinkan untuknya menunggu lagi.
Dengan tergesa-gesa ia membuka pintu mobil, ia menghampiri driver yang terlihat sibuk dengan memasukkan air di botol plastik kedalam aki mobil yang masih saja mengeluarkan asap.
" Maaf pak sepertinya saya tidak bisa menunggu karena sebentar lagi kelas saya akan dimulai. Ini uangnya pak." Setelah menyerahkan selembar uang kertas ia berniat memesan ojek online, karena biasanya kalau motor akan lebih leluasa menerobos kemacetan pikirnya.
" Eeh neng ini mah kebanyakan atuh bayarnya. Baru jalan ini. Tidak usah bayar juga tidak masalah neng. Ini kan kesalahan saya neng air akinya kosong jadi bisa mogok begini!" Ucapnya dengan nada bersalah.
" Tidak apa-apa pak… buat bapak saja kembaliannya" tersenyum dan mengangsurkan kembali selembar uang kertas yang sempat ditolak driver karena nominal yang terlalu banyak, ke tangan laki-laki paruh baya didepannya ini lagi. Dan tanpa menunggu jawaban driver, Delia berusaha langsung mencoba membuka hp untuk segera memesan kembali ojek online.
Tin… tin… tin… tin!!!
Dari arah belakang terlihat mobil mewah berwarna hitam berhenti. Pengemudi mobil keluar dan menghampiri Delia yang sedang sibuk memesan ojek online. Lelaki itu tampak terkejut ketika mengetahui gadis yang tempo hari menabraknya di lobby rumah sakit tempatnya bekerja sedang berdiri dengan gusar dan gelisah di pinggir jalanan khusus apartemen eksklusif ini.
" Hai nona, kita bertemu lagi"
" Hah?" Saat ia mendongak mengalihkan pandangan dari gawainya, ia mendapati sesosok lelaki berpenampilan necis dengan kemeja hitam yang terlihat bermerk. Kemudian buru-buru ia memasukkan gawainya ke mini slingbag nya.
Ia mencoba mengingat-ingat dimana pernah bertemu dengan lelaki yang kira-kira seumuran dengan suaminya itu.
" Emmh maaf apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanyanya ketika tak berhasil mengingat apapun tentang lelaki dengan wajah berseri yang tersenyum ceria berada didepannya kini.
" Saya yang tempo hari tidak sengaja bertabrakan di lobby rumah sakit dengan anda nona." Terangnya meyakinkan Delia yang terlihat menyipitkan mata.
" Maaf tuan saya sedang terburu-buru... Sebentar lagi jam kuliah saya akan segera dimulai jadi saya permisi ingin menelpon teman untuk segera menjemput." Ia berjalan sedikit menjauh dari laki-laki itu. Saat tangannya akan mengambil handphone yang tadi ia masukkan di dalam tas selempangnya, lelaki itu menahannya. Ia terhenyak karena tiba-tiba ada orang yang menarik tangannya sehingga refleks mengibaskannya.
" Apa-apaan ini tuan? Apa maksud anda?" Tanyanya dengan nafas memburu karena dipenuhi rasa kekesalan.
" Cepat naik ke mobil saya. Akan saya antarkan sampai ke kampusmu nona!"
Ia terlihat tak memperdulikan ajakan pria itu. Ketika melihat jam ditangannya Delia membulatkan mata. " Sepuluh menit lagi kelasku dimulai…" Ucapnya dengan setengah berteriak.
" Memangnya mau menelpon siapa supaya datang menjemput? Kalau motor jelas tidak akan sampai, ini kawasan elite." Terangnya dengan setengah menuntut.
"Cepat masuk, kalau tak ingin terlambat!" Laki-laki itu berjalan membukakan pintu dan memandang Delia mengisyaratkan untuk segera masuk.
...****************...
Benar saja driver yang seharusnya bertugas mengantarkan Delia ditemukan tergeletak di lorong menuju basemen, untung saja ia belum sempat menemui Delia waktu itu sehingga penjahat yang telah mengakibatkannya tak sadarkan diri tak berhasil menemukan Delia sebagai sasaran utama kejahatannya.
Dua orang kepercayaan Agra menemukan driver tersebut dan segera menghubungi asisten Alex guna menindaklanjuti insiden yang mengakibatkan salah satu driver sekaligus bodyguard Delia tewas dengan luka tembakan di dadanya.
Saat ini Agra sedang memimpin rapat dengan beberapa staff khusus pengamanan di basecamp dekat apartemen setelah kejadian tak mengenakkan yang hampir menimpa istrinya, ia memerintahkan tiga orang anak buahnya untuk memantau segala aktivitas yang mencurigakan disekitaran apartemen miliknya. Ia menggeram menahan kemarahan, bisa-bisanya anak buahnya yang selama ini ia beri fasilitas khusus untuk melatih diri supaya dapat melindungi segala yang terpenting baginya, justru harus berakhir tewas mengenaskan ditangan musuh yang bahkan belum berhasil ia ketahui siapa dalang dibalik semuanya.
Kenyataan manis semalam membuatnya semakin dipenuhi rasa posesif pada Delia. Ia tak ingin miliknya disentuh dan dirusak oleh orang lain. Keinginannya untuk memonopoli dan mengklaim diri Delia semakin memenuhi hati dan pikirannya disaat Agra mengingat bahwa Delia adalah perempuan paling polos diantara semua wanita yang pernah digaulinya.
" Perketat pengawasan kalian, terutama di area apartemen! Jangan sampai hal ini terjadi lagi!" Desisnya dengan nada sinis tak terbantahkan.
Asisten Alex dengan segera memerintahkan ahli IT mereka untuk memeriksa Cctv yang terpasang diseluruh tempat insiden penembakan bodyguard mereka. Ia sendiri merasa jika kejadian ini telah membuatnya untuk kembali menambah tingkat kewaspadaannya dalam hal apapun mengenai perusahaan, mengingat Wijaya Group sedang menangani mega proyek dengan resiko paling tinggi. Meski begitu ini bukan hal yang patut untuk dianggapnya angin lalu setelah insiden berdarah ini. Bahkan setelah tim forensik khusus memberikan hasil autopsi pada jasad bawahannya yang menunjukkan bahwa pelaku adalah seorang penembak jitu yang terlihat dari luka tembak tepat mengenai area yang paling vital.
" Urus semua ini. Aku akan menjemput Delia" Perintahnya pada asistent Alex setelah memberi beberapa instruksi pada team pengamanan kemudian berlalu meninggalkan ruang rapat tanpa menunggu jawaban.
Setelah tuan Agra berjalan meninggalkan ruang rapat.
"Bereskan semua ini segera tanpa sisa dan jangan sampai meninggalkan jejak" Ucap asisten Alex dengan tegas pada bawahannya.
" Baik tuan"
Tanpa mereka semua ketahui ada seseorang yang berada diantara dua pohon dibalik bangunan tua yang sedang mengawasi situasi sekitar, orang itu tak terlihat jelas karena tersamar dengan rerimbunan rumput liar dan juga alang2 yang tingginya hampir mencapai dua meter.
...***************...
HAPPY READING
#Cerita Receh 😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments