Pembahasan tentang perjodohan sudah membuahkan hasil, telah disepakati bahwa satu minggu lagi akan dilangsungkan pernikahan sederhana sesuai permintaan Agra dengan dalil kalau dia tidak mau melihat semua kerepotan, mama Ranipun menyetujui, bersedia dijodohkanpun dia sudah sangat bersyukur, apalagi wanita paruh baya itu melihat ketulusan di manik sayu Delia, tutur katanya yang sopan, serta senyum ketulusan tak henti tersungging dibibir gadis itu. Agra hanya terdiam membisu mendengar mama dan sahabatnya berbicara mencari hari baik untuknya dan juga Delia, sementara gadis itu menundukan wajah tak berani menatap Agra. Merasa terintimidasi oleh aura dingin yang menguar dalam diri laki-laki disampingnya. Kalau bukan karena aku berhutang budi pada bu Maya yang telah begitu baik padaku, dengan segala kerendahan hati beliau yang sudah menganggapku bagai puteri kandungnya. Aku tak akan sudi menikah dengannya, laki-laki arogan yang tak memiliki hati nurani. Delia
" Agra… mama kembali kerumah dengan tante Maya saja, kami akan ke pusat perbelanjaan dulu untuk membeli keperluan acara pertunangan kalian nanti. Jadi tolong kamu antarkan Delia ya nak"
"Kenapa tidak pulang sendiri saja, taksi diluar banyak ma!" Berbicara acuh tanpa menatap mama Rani.
Hei… aku juga tak sudi lama-lama berada satu ruangan dengan laki-laki pemarah sepertimu, bahkan ibumu saja begitu lembut dan juga menghormatiku.
" Agraa…"
" Kau tega membiarkan gadis secantik Delia pulang sendiri… dia itu calon istrimu Agra, bagaimana kalau sampai terjadi se…" Kalimatnya terjeda saat Agra mengintruksi.
" Baiklah ma… baiklah aku akan mengantarkannya"
Senyum tersungging dibibir mama Rani dan tante Maya. Usahanya untuk mendekatkan Agra dan Delia sedikit banyak membuahkan hasil.
...****************...
Mereka berdua tenggelam dalam pikiran masing-masing. Tidak ada sepatah katapun yang terlontar dari bibir keduanya, Agra mengemudi dengan kecepatan sedang, ujung matanya memantik sosok gadis yang duduk bersandar disebelahnya. Tidak percaya kalau gadis kampung yang pernah dimakinya ini bisa berubah begitu cantik dan anggun.
Saat otaknya berpikir dan memindai perempuan disampingnya saat itu juga tiba-tiba ada seseorang melintas didepan mobilnya tanpa memperhatikan jalanan. Agra kehilangan kendali, membanting setir ke kanan menabrak tiang pembatas yang terletak di sisi jalan, Delia menjerit saat kejadian berlangsung, kepalanya membentur bahu kekar Agra,membuatnya terasa berdenyut juga berkunang-kunang. Gadis itu menggoyangkan kepala mencoba menghilangkan rasa pening yang mendera." Sialan!! orang itu, jalan tidak pakai mata" Agra terdengar mengumpat. Mata elangnya memperhatikan laki-laki berpakaian serba hitam serta mengenakan topi hitam dikepala sedang berdiri di seberang jalan, orang itu sepertinya sengaja ingin mencelakai mereka." Bagaimana kondisimu?" Agra bertanya tanpa menoleh, tapi sudut matanya melirik Delia yang meringis mengusap pelipisnya. Terlihat sedikit memar. Beruntung tidak mengalami cedera serius.
"Aku… aku tidak apa-apa, emhhh bagaimana denganmu tuan?" Agra hanya diam tidak menjawab. " Ambillah kotak obat dalam dashboard dihadapanmu, disana ada salep khusus luka lebam, kau bisa memakainya." Setelah insiden kecelakaan tadi Agra segera keluar dari mobil, memeriksa keadaan di luar, berjalan kearah bagian depan mobil, tangan kanannya mencari sesuatu di dalam saku jasnya… pistol kecil yang selalu dibawanya untuk berjaga-jaga. Sebagai pebisnis sukses tentu dirinya sadar banyak pesaing yang begitu mengincar nyawanya. Dia membuka kap mobil, seketika asap mengepul mengudara, laki-laki tampan ini mengutak ngatik mesin mencoba memperbaiki dengan keahlian yang dimiliki kemudian masuk kedalam mobil lagi, setelah dicoba ternyata mesin menyala.
" Tu… tuan… ehmm terima kasih"
" hemmm"
Dasar… memangnya aku tahu maksud hemm mu itu apa…
" Hei… kau, kalau kau diam saja mana ku tahu dimana tempat tinggalmu haa… gadis bodoh!!"
Delia menatap jengah laki-laki disampingnya. Kau bisa menanyaiku baik-baik kan, kenapa harus berteriak segala si… seperti tarsan saja suka triak-triak di dalam hutan. Tapi mana berani dia mengatakan itu.
" Sa…saya tinggal di asrama belakang gedung Wijaya Group tuan…"
Agra terdiam mendengarnya. Kenapa Sintya tidak melaporkan padaku kalau penggantinya sudah mulai magang di kantor.
" Kau karyawan diperusahaanku ? Kau ingat baik-baik, tentang perjodohan kita ini!! Jangan sampai publik tahu !!" Agra berucap dengan tatapan sinisnya.
Delia menggerakkan kepala menoleh menatap Agra, dengan sorot mata jengahnya. Kau pikir… aku tak ada kerjaan mengumbar berita bodoh seperti yang kau maksudkan hah…, mana percaya mereka gadis kampung sepertiku menjadi pasangan orang sehebat anda tuan Agra Wijaya. Begitu yang coba disampaikan.
" Tentu tuan" Menjawab malas. "Dan Terimakasih atas tumpangannya". Sudut bibir Agra terangkat, senyumnya tersungging, ujung matanya menatap punggung gadis kampung yang berubah menjadi cinderella malam ini, Delia berjalan menuju halaman luas area parkir asrama, bergegas masuk kedalam berniat berendam air hangat untuk menghilangkan tegang pada tubuhnya. hemmm Agra nih ya… malu-malu tapi mau (ciyeeee)
Tadinya gadis bersurai panjang ini berniat menempati asrama jika masa sewa kontrakannya sudah selesai, tetapi sekertaris Sintya menelpon memintanya untuk segera pindah dan tidur satu ruangan dengannya karena teman yang biasa tidur dikamar sebelahnya telah pindah dan resign dari divisi keuangan, katanya sekertaris sekaligus mentornya itu penakut. Jadi dengan terpaksa Delia yang tidak berada ditempat menelepon Yura sahabatnya untuk datang ke kontrakan mengemas semua barang-barang yang tersisa untuk dikirim ke asrama oleh kurir. Dia juga meminta Yura sekalian menginap dikamarnya, Delia sungguh merindukan sahabat baiknya, banyak hal yang ingin diceritakannya. Bercerita dengan teman sesama perempuan tentang segala keluh kesah yang kita miliki itu amatlah menyenangkan apalagi teman yang bisa menjaga rahasia ( upsss 🤭 ). Meskipun sekertaris berbadan seksi itu kurang dari seminggu dijadwalkan akan segera pindah ke Singapura, tetap saja jiwa penakutnya meradang ketika membayangkan tidur sendirian di asrama yang lebih tepatnya apartemen khusus bagi karyawan Wijaya Group ini.
...****************...
Di dalam mobil.
Laki-laki tampan berbadan tegap ini terlihat waspada, mata elangnya memindai sekeliling jalan yang ia lalui. Agra yakin kalaulah tadi itu seorang bayaran, ntah itu pesaing Wijaya Group ataupun musuh pabrik senjata miliknya yang tak banyak diketahui. Dia mendirikan pabrik tersebut tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya, berbekal kecerdasannya Agra mampu mendesign berbagai produk senjata canggih yang dipesan khusus untuk pemerintahan.
Ketika sampai di gerbang, dengan sensor khusus yang terpasang disetiap kendaraan penghuni mansion, otomatis pintu itu terbuka meskipun security setia berjaga ditempatnya. Beberapa bodyguard berseragam serba hitam menunduk menyambut kedatangan tuannya, Agra memberi isyarat kepada salah satu penjaga untuk maju mendekat. Dengan sorot matanya dia mengisyaratkan untuk segera memarkir mobil dibasemen bawah tanah. "Tutupi ini, dan jangan sampai papa mama melihatnya" Mengedikkan bahu, menunjukkan kap mobil yang terlihat penyok dan terdapat beberapa goresan memanjang akibat kecelakaan tadi.
Seperti titah dari tirani yang tak dapat dibantah. " Baik, siap laksanakan tuan". Penjaga itu dengan tergopoh meminta kontak dan bergegas melesat menuju parkiran bawah tanah.
Bersambung…
...****************...
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA DEAR,
(MAAFKAN JIKA ADA TYPO YA GAAESSS)
SEMOGA HARIMU MENYENANGKAN JUGA
NANTIKAN EPISODE-EPISODE SERU YANG AKAN DATANG
JANGAN LUPA LIKE,KOMEN,VOTE, SERTA RATE BINTANG 5 NYA.
SAVE AND STAY HEALTHY
I LOVE YOU ALL
♥️♥️🤗**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
fran
cerita yg menarij ..tapi kalimat/ kata” nya yg kurang menarik
2024-05-02
4
anikook ar25
lanjut thor
2021-01-10
1