Sayang?

Jadwal Agra yang padat membuat asisten Alex meradang, ia harus menghadiri pertemuan-pertemuan dengan kolega bisnis yang tidak bisa dibatalkan. Apalagi pekerjaannya sediri sebagai asisten pribadi juga tidak sedikit. Beberapa dokumen penting menunggu direvisi olehnya, untung saja dia memiliki staff yang sangat kompeten dalam menghandle masalah-masalah urgent seperti saat ini.

Sampai siang hari ini Agra dan Delia tak kunjung menampakkan diri.

Asisten Alex telah cukup lama berdiri didepan pintu apartemen tadi, sampai akhirnya ia memutuskan mengirimkan pesan pada presdir untuk segera undur diri karena rapat akan segera dimulai. Beberapa saat kemudian Agra membalas pesannya agar ia tak menunggunya lagi dan supaya menggantikannya untuk mengcover jadwalnya hari ini.

Lelaki tampan dengan bulu-bulu disisi wajahnya itu baru tertidur dini hari tadi sekitar pukul 05.00. Semalaman ia tak hentinya mengganggu isteri cantiknya. Mereguk manisnya madu murni hingga membuatnya tak sadar telah mengakibatkan Delia kelelahan menghadapi hasratnya yang tak kunjung reda.

Perempuan berkulit putih ini terlihat lelap. Mata lentiknya terpejam rapat, terdengar juga dengkuran halus yang menandakan begitu lelahnya dia. Beberapa kali Delia menolak Agra untuk melakukannya lagi dan lagi. Tetapi tenaganya kalah atas kekuatan Agra.

Agra yang terjaga lebih awal enggan untuk beranjak dari ranjang berukuran king size tersebut. Kenyataan manis yang telah diterimanya semalam begitu membuatnya merasakan bahagia tak terperi dilubuk hatinya terdalam. Telah menjadi yang pertama untuk isteri cantiknya, pun bercak merah tersebut begitu jelas terlihat. Senyum seringai tersungging di wajahnya, bangga dan begitu istimewa. Itu yang ia rasakan. Tentu berbeda dengan wanita yang pernah digaulinya selama ini.

" Hallo..."

" Atur izin Delia hari ini untuk tidak hadir terlebih dulu"

" Baik tuan..."

Terdengar Agra memberi perintah pada asisten Alex lagi setelah instruksinya pagi tadi .

"Oh ayolah kawan tenanglah!!" Perintahnya ketika sesuatu dibawah sana kembali terusik saat tanpa sadar selimut yang menutupi tubuh Delia turun hingga memperlihatkan sesuatu yang indah bagi Agra. Dengan gaun malam berwarna maroon, sedikit transparan dan juga begitu menggoda yang telah dipakaikan oleh Agra sehabis kegiatan panas dini hari tadi. Terlihat sangat kontras dengan kulit mulusnya.

Perempuan itu menggeliat merubah posisi tidurnya sehingga terlihat samar kedua area sensitifnya tanpa penutup lain selain lingerie seksi yang ia pakai. Begitu ranum dan menggairahkan.

Lelaki itu tak bisa menahannya lagi, menahan untuk memanjakan sesuatu yang mengayun ayun saat beberapa kali Delia merubah posisi tidurnya.

" Aku akan melakukannya dengan pelan" Lirihnya disertai sapuan nafas hangatnya diceruk leher Delia. Sehingga perempuan itu setengah sadar dan dengan perlahan membuka matanya yang terkatup rapat. Mengerjap ngerjapkan netra sayunya kemudian menatap Agra.

" Ada... ada apa tuan?" Delia tergeragap ketika melihat Agra yang berada diatasnya.

Dan lagi, pergumulan panas itu tak dapat dihindari. Agra kembali memaksakan keinginannya pada perempuan lugu nan polos yang kini telah sah menjadi isterinya.

Remuk redam ia rasakan, sakit dan juga nyeri menjadi satu." Aaakhh… sakiitt" Delia duduk terjatuh saat ia mencoba berdiri karena merasa tubuhnya begitu lengket dan perlu membersihkan diri. Namun niatnya untuk pergi ke toilet justru terhenti saat rasa sakit yang menggigit dibagian bawahnya tiba-tiba datang menghampiri.

" Mau kuantarkan?" Agra yang tahu dengan situasi yang dihadapi Delia mencoba menawarkan diri memberi bantuan pada isterinya.

" Tidak…tidak perlu tuan. Saya…saya akan pergi sendiri" Ucapnya pelan. Tetapi ketika ia mencoba untuk melangkahkan kaki, rasa nyeri itu datang lagi hingga tanpa sadar Delia kembali terjatuh dan terduduk. " Aauuuhh…"

" Dasar perempuan keras kepala!" Lelaki itu tak menunggu lagi kalimat penolakan dari Delia. Ia mengangkat isterinya dalam gedongan. Langkahnya terlihat begitu ringan, itu menandakan beban yang tak terlalu berat.

" Sebenarnya apa yang kau makan hah? Tubuhmu ringan sekali. Aku seperti membawa kapas dalam gendonganku!"

Delia tidak menanggapi kalimat kritik dari Agra. "Kenyataannya porsi makanku banyak kog. Aku sendiri mana tahu kenapa berat badanku tetap segini-gini saja. Huh… bisa gak sih tidak bermulut pedas begitu" Ucapnya dalam hati, sorot matanya sinis melirik Agra, tetapi sedetik kemudian ia menundukkan wajah dengan sikap patuh. Delia pikir dengan bersikap menurut mungkin akan membuat semuanya baik-baik saja.

Disadari atau tidak ketika berada dalam gendongan Agra matanya tak henti memperhatikan suaminya. Lelaki ini begitu tampan dan memiliki karakter yang kuat. Rahang tegas juga sorot mata tajamnya menjadi nilai lebih yang melekat padanya. Mungkin saja setitik rasa itu mulai tumbuh. Hanya waktu yang mampu menjawab garis hidup mereka akan berakhir seperti apa.

" Berhenti menatapku seperti itu!" Delia tergeragap saat tertangkap basah sedang mengamati Agra.

Agra mendudukkan Delia diatas penutup closet, menyalakan kran air hangat kemudian menambahkan bubble soap beraroma lavender. Setelahnya ia menggendong kembali Delia masuk kedalam bathube untuk mandi bersama.

" Saya bisa mandi sendiri tuan" Ucapnya canggung.

" Diamlah dan nikmati saja manfaat air hangat ini." Agra merebahkan kepalanya pada sandaran bathtube, ia memejamkan mata dengan Delia yang memunggunginya. Bahkan saat ini pun lelaki ini tak mengerti dengan reaksi tubuhnya sendiri ketika menghadapi Delia. Perempuan ini seperti menjadi candu baginya yang mampu selalu membangkitkan gairahnya berkali-kali.

Delia sendiri hanya terdiam kaku, tidak tahu harus melakukan apa. Kalau bergerak nanti takutnya akan membangunkan singa tidur, kalau hanya diam dan tak menyelesaikan mandinya sesegera mungkin bisa-bisa kulitnya keriput juga kelamaan berendam.

" hufffttt…" terdengar pelan helaan nafasnya. Ia memutuskan untuk bergeser maju memberi ruang antara tubuhnya dengan Agra supaya tak mengganggu dan malah akan berbuntut panjang nanti pada kegiatan mandinya. Agra yang menyadari pergerakan Delia, sontak kedua tangannya menahan Delia untuk menyandarkan tubuh pada dada bidangnya. Ia semakin merapatkan jarak hingga benar-benar tak ada celah.

Kondisi Delia dengan rambut yang tergerai indah dan setengah basah terkena percikan-percikan air shower semakin membakar gairahnya. Sesuatu dibawah sana yang semakin menegang ia rasakan, membuatnya tak berkutik. Agra menundukkan wajahnya diceruk leher Delia, lalu ia menciumi aroma rambut Delia, yang begitu terasa manis dan menenangkan baginya. Beralih pada pundak mulus istrinya. Agra kembali meninggalkan beberapa tanda kepemilikkan disana hingga tanpa sadar membuat Delia menggigit bibir bawahnya menahan untuk mengeluarkan desahan yang akan semakin menambah gelenyar di sekujur tubuhnya seperti sebelumnya. Tak urung Agra semakin menuntut lebih, ia membalik tubuh Delia untuk menghadapnya hingga kedua area sensitif yang terlihat menggoda begitu membuatnya tak dapat menahan diri lagi.

" Tuaann… saya mau membersihkan diri" ujarnya setengah menuntut.

" Diamlah! Jangan banyak bergerak… aku akan membantumu mengurangi rasa sakit itu"

Kembali lagi terjadi kegiatan panas yang mungkin sedikit demi sedikit mengikis sikap egois Agra. Kamar mandi mewah ini menjadi saksi awal perjalanan cinta yang semakin menggelora meski saat ini keduanya belum sama-sama mengakui perasaan masing-masing. Ada rasa yang belum tersampaikan, ada cinta yang kini mulai melembutkan hatinya.

***

Hari ini jadwal check up rutin mama Rani di rumah sakit milik keluarga Wijaya. Dokternya menyampaikan bahwa lab khusus penanganan pasien vvip tidak dapat digunakan dikarenakan alat canggih yang biasa digunakan sedang mendapat perawatan khusus untuk pemulihan. Seharusnya pihak rumah sakit menginformasikan terlebih dahulu akan kendala tersebut, tetapi karena ternyata dokter pribadinya sedang menangani pasien gawat darurat dan harus melakukan penanganan dimeja operasi mengingat luka yang cukup serius membuatnya melupakan tugas yang sangat penting itu. Ini keluarga Wijaya, itu akan menjadi masalah besar untukmu dokter!

" Hallo Del. Ini mama dirumah sakit , bisa tolong jemput mama sekarang nak?"

" Hallo ma… Mama kenapa? Sakit apa ma?" Terdengar nada kekhawatiran dari suara Delia.

"Mama gak sakit kog. Ini check up rutinan sayang tp ntah kenapa tiba-tiba alatnya tidak dapat digunakan dan belum ada pemberitahuan sama sekali sebelumnya."

" Iya ma… Delia kesana sekarang. Mama tunggu sebentar "

"Yaudah hati-hati dijalan ya… mama tunggu dell"

sambungan berakhir.

Jarak antara apartemen Agra dengan rumah sakit memakan waktu 30 menit perjalanan. Delia akan diantar driver pribadi sekaligus bodyguard ahli Agra.

Sebelum berangkat kerja kemarin lekaki itu menginstruksikan pada kepala bodyguard untuk selalu mengawasi Delia dan menjaga agar tak terjadi hal-hal yang tak di inginkan mengingat saat ini ia sedang menangani mega proyek pembangunan apartemen mewah dikawasan elite yang dipercayakan pada Wijaya group. Tender besar ini tentu membawa dampak yang besar juga pada kehidupan pribadinya. Banyak saingan yang harus gigit jari karena kalah bersaing dengannya. Performa yang selalu prima, kemampuan dalam menganalisa, tepat sasaran dan akurat, serta segala nilai lebih juga karakter yang kuat membuatnya selalu memenangkan proyek-proyek besar incaran para pengusaha lain. Untuk kelancaran segala usaha dan keamanan keluarganya ia merekrut bodyguard terlatih untuk mengamankan mansion dan juga apartement yang ia huni saat ini.

Agra mendapat kabar bahwa ia harus datang sekarang juga ke kantor. Ia sempat memaki asisten Alex sebelum mendengar alasan jelasnya. Dia pikir sudah memberi instruksi dengan jelas tadi pagi bahwa ia dengan Delia tak akan ke kantor hari ini.

"Mau mati ya kaau!! " Begitu umpatnya ketika asisten Alex mecoba menjelaskan lewat sambungan telepon.

" Maaf tuan. Tapi Mr. Daniel adalah salah satu investor terbaik kita saat ini. Jika saya yang menghadiri meeting kali ini, bukankah beliau akan berpikir kita tidak menghormatinya dengan ketidakhadiran anda sebagai pimpinan."

Terdengar tarikan nafasnya.

" Jam berapa dia sampai?"

" Kurang lebih 2 jam lagi tuan. Saat ini beliau sedang dalam perjalanan dari bandara menuju hotel kita."

" Siapakan berkas-berkasnya, 30 menit lagi jemput saya!" Perintahnya dengan tegas.

Agra mengedarkan pandangan mencari sosok isteri cantiknya. Ia memperhatikan Delia yang keluar dari ruang ganti mengenakan gaun santai dengan panjang dibawah lutut berwarna pastel. Memakai tas selempang dan juga flatshoes berwarna senada, serta lengan panjang berdesign lonceng membuat penampilannya semakin terlihat manis sesuai dengan karakternya yang periang tetapi juga lembut.

Rambut indahnya ia gerai begitu saja, juga make up minimalis yang menambah kesan feminime. Baju ini yang dibawakan asisten Alex pagi tadi ketika akan menjemput mereka sesuai perintah Agra dini hari tadi karena tak melihat satupun baju normal dilemari untuk Delia. Rupanya ia pintar memilih baju sesuai dengan karakter isterinya, benar-benar pria yang sempurna. Terlihat wajah segar dan bahagianya. Semalaman meladeni pria singa itu membuatnya ingin cepat-cepat keluar dari apartemen guna mencari udara segar. Terlihat ketika ia menerima telepon dari mama mertuanya tadi. Delia terdengar begitu bersemangat. Huh akhirnya keluar juga dari jeratnya.

" Tuan... saya akan menjemput mama sekarang. Kasian beliau kalau harus menunggu terlalu lama." Delia meminta izin pada Agra yang tak bergeming dihadapannya.

" Pergilah dengan driver!" Perintahnya dengan tegas.

" Baik tuan." Tapi tak kunjung beranjak juga, malahan Delia mengulurkan tangan menarik tangan Agra kemudian menciumnya untuk bersaliman.

Agra yang tidak menduga dengan tingkah lucu isterinya tampak menahan senyuman. Ia tergelak ketika Delia pergi dengan wajah polosnya seperti tak ada yang terjadi.

***

Sesampainya diparkiran, Delia segera keluar mobil berjalan memasuki lobby rumah sakit. Ketika tangannya sibuk mencari ponsel didalam tas selempangnya , tak sadar ia menabrak seorang laki-laki tinggi tegap berseragam putih dengan alat pendeteksi detak jatung disakunya. Sontak karena kehilangan keseimbangan Delia terjatuh. Laki-laki ini memiliki tubuh yang kekar, sehingga bukannya dia yang terjatuh malah Delia yang telah menabraknya yang ambruk sampai tersungkur dihadapannya.

Dengan sikap perhatian dan penuh kehati-hatian laki-laki yang sepertinya berprofesi sebagai dokter ini membantu Delia untuk berdiri.

" Maafkan saya tuan… saya…saya tak sengaja menabrak anda karena sedang mencari ponsel saya di dalam tas."tuturnya dengan raut penyesalan.

" Jangan khawatir nona, saya tidak apa-apa. Bagaimana denganmu sendiri. Bukankah yang terjatuh tadi anda sendiri?"

" Emh… saya… saya tidak apa-apa tuan. Dan sekali lagi mohon maaf atas kecerobohan saya tadi" Kedua tangannya terkatup meminta maaf dengan tulus pada laki-laki dihadapannya ini.

Seseorang menyapa dokter berwajah tampan ini dengan setengah membungkuk dihadapan Delia yang dibalas anggukkan olehnya. Seketika Delia tersadar tujuan sebenarnya datang ke rumah sakit.

" Maaf tuan... saya permisi. Kedatangan saya kesini untuk menjemput mama saya. Jadi saya harus segera pergi" Ketika langkahnya semakin menjauh dokter itu baru menyadari.Ia berniat mengejarnya, tetapi ada urusan lain yang tak bisa ditinggalkan saat ini.

"Gadis yang cantik. Lain kali pasti kita bertemu lagi" Gumamnya dengan tersenyum penuh arti.

***

Sore ini mama dan Delia mampir disebuah mall. Setelah dari rumah sakit tadi mereka makan siang di restoran mama. Maunya berlama-lama jalan dengan sesama perempuan, tetapi Agra tadi memberi pesan lewat ponsel jika Delia sudah harus dirumah sebelum ia pulang, jadi mau tidak mau mereka harus segera mengakhiri sesi spa mereka sekarang sebelum jalur menuju apartemen di pusat kota macet karena sebentar lagi jam pulang kantor.

" Lain kali kita harus kesini lagi dell kalau jadwalmu sedang kosong. Supaya tubuh segar dan tidak gampang loyo, kita sebagai perempuan harus pintar merawatnya. Contohnya dengan spa seperti ini."

" Iya ma… Delia sering juga perawatan dikamar mandi sendiri kalau tidak buru-buru."

" Yasudah ayo kita pulang sayang. Nanti suamimu protes lagi sama mama gara-gara nyulik kamu kayak gini."

" Tidak apa-apa ma… tadi sudah izin kog."

Matanya menerawang jauh menatap kearah jendela. Senja mulai menampakkan diri ditemani rintik gerimis yang menambah kekalutan dalam dirinya. Semalam ia telah menyerahkan seluruh hidupnya untuk Agra suaminya. Bahagia karena telah menunaikan tugasnya sebagi seorang isteri. Juga merasa takut dan gelisah ketika memikirkan apakah Agra akan menerimanya sebagai isteri seutuhnya. Isteri yang benar-benar dicintai dan bukan mainan semata.

Besok adalah akhir pekan. Itu artinya ia akan mulai aktif kuliah lagi. hmm Semoga semua berakhir dengan baik dan bahagia.

Sesampainya di apartemen Delia berniat untuk berendam, melepas penat setelah sesiangan ini berada diluar rumah. Meski tadi ia sempat spa dan perawatan salon lainnya. Baginya kalau belum berendam air hangat belum hilang penatnya.

Selesai dengan ritual mandinya Delia bergegas menuju dapur untuk menyiapkan makan malam dengan Agra. Tumis daging sapi kesukaan Agra telah matang. Ketika ia melepaskan appron dan meletakkan ketempat semula, bersamaan dengan itu Agra membuka pintu.

Ia berjalan mendekat kearah pintu dapur, menatap Delia yang berdiri didepan lemari pendingin mengambil air dingin untuk dibawanya ke meja makan.

" Jam segini tidak baik minum air dingin. Kembalikan itu dan ambilah air hangat." Selorohnya membuyarkan Delia yang sedang fokus dengan aktifitasnya.

" Eeeh…iya… iya tuan." ia tergeragap.

" Apakah anda sudah makan? Saya tadi memasak. Mama bilang anda menyukai tumis daging. Jadi saya membuatnya untuk anda."

Niat baik Delia seketika menghangatkan hatinya.

" Akan kucoba." Ia menarik kursi kemudian duduk disana. Lelaki itu menatap Delia yang masih berdiri didekat dispenser untuk membawa air hangat.

" Kemarilah! Temani saya makan!" Ucapnya yang diangguki Delia.

Kalau dikantor ia sering menemani Agra makan direstoran untuk menjamu kolega bisnisnya. Tetapi ketika dalam kondisi seperti ini kenapa membuatnya merasa canggung.

" Dalam lingkungan pekerjaan kau mungkin boleh memanggilku seperti itu. Tuan atau Anda, karena itu adalah bentuk keprofesionalan dalam pekerjaan semata. Tetapi kalau kita sedang disini, sedang tidak bekerja. Coba kau pikir, harusnya kau memanggilku apa?" Tanyanya ambigu.

" Emmh… saya tidak tahu." sergahnya dengan pipi memerah menahan malu.

"Kau… harus memanggilku sayang Delia. Ingat baik-baik SAYANG." Tangan kokohnya terulur, menyentuh pipi istrinya yang memerah.

" Kau harus bersedia memanggilku "sayang" mulai dari sekarang Delia, karena aku ini adalah suamimu!" Tegasnya lagi.

Sejenak tubuhnya menegang. Mata cantiknya mengerjap tidak percaya dengan permintaan suaminya yang irit berbicara itu. Ia sedang tidak bermimpi kan? Ia pikir Agra hanya akan menjadikannya pemuas nafsu saja tanpa memandang lebih padanya. Ia bukan perempuan bodoh yang tidak mengerti dengan situasi saat ini.

Tak urung ia berucap. " Emh… baik sa… emh…sayang"

" Bagus. Kau harus sering mengucapkannya agar lebih terbiasa."

Kedua pasangan ini makan malam dengan nuansa hati yang berbeda antara keduanya. Celah itu mulai membuka dengan sendirinya. Perasaan mulai terbiasa akan kehadiran satu sama lain membuat hubungan keduanya semakin meningkat semenjak percintaan semalam.

bersambung.....

*************

TERIMA KASIH READER SEJATI. SELALU DUKUNG KARYA INI DENGAN LIKE DAN JUGA KOMENMU YA SUPAYA AKU SEMANGAT NULISNYA. JANGAN LUPA JUGA VOTE YA....

Episodes
1 1. Pengenalan Tokoh
2 2. Pertemuan pertama
3 3. Pertemuan kedua
4 4. Pertemuan ketiga
5 5. Rencana Perjodohan
6 Menolak Perjodohan
7 Kerja Kantoran
8 Perjodohan berlanjut
9 Musuh mengintai
10 Sesi Curhat
11 Sekertaris Tuan Agra
12 Teman Lama
13 Menikah
14 Malam Pertama
15 Sayang?
16 Insiden
17 PINGSAN!!
18 Berubah Lembut
19 Tak Dapat Menahan...
20 Mempublikasikan?
21 Menyadari....
22 Ternyata Jatuh Cinta
23 Merajut Kasih..
24 Hamil..?
25 Rujak...?
26 Pelakor Atau Pebinor???
27 kegaduhan...
28 Mie Instan...
29 Menghukum Pak Li
30 Ke Rumah Yura...
31 Kencan Manis
32 Ngidam Nasi Goreng
33 Celaka!
34 Ngidam lagi?
35 Ancaman Natasya.
36 Dia Milikku!
37 Cinta
38 Mengejar Cinta
39 Sepenggal Kisah
40 Rencana Publikasi
41 Kesalahpahaman?
42 Bayi-bayi Sehat?
43 Kamar Rahasia
44 Ramuan Turun Temurun
45 Draft
46 Tak Bisa Jauh Darimu!
47 London...
48 Penculikan
49 Menemukanmu
50 Dalam Jangkauan
51 Barend
52 Karisa
53 Kontraksi Palsu
54 Mertua Idaman
55 Leo membuat ulah lagi?
56 Tak bisa marah padamu.
57 Long distance Relationship?
58 Memanjakan Diri
59 Yura dan Ibu
60 Kangen
61 Asiik Suamiku Pulang
62 Melepas Rindu
63 Melepas Rindu Lagi
64 Draft
65 Pesta Pernikahan Part 1
66 Pesta Pernikahan Part 2
67 Pesta Pernikahan Part 3
68 Menjelang Pesta.
69 Draft
70 Kelahiran Sang Penerus
71 Go Home
Episodes

Updated 71 Episodes

1
1. Pengenalan Tokoh
2
2. Pertemuan pertama
3
3. Pertemuan kedua
4
4. Pertemuan ketiga
5
5. Rencana Perjodohan
6
Menolak Perjodohan
7
Kerja Kantoran
8
Perjodohan berlanjut
9
Musuh mengintai
10
Sesi Curhat
11
Sekertaris Tuan Agra
12
Teman Lama
13
Menikah
14
Malam Pertama
15
Sayang?
16
Insiden
17
PINGSAN!!
18
Berubah Lembut
19
Tak Dapat Menahan...
20
Mempublikasikan?
21
Menyadari....
22
Ternyata Jatuh Cinta
23
Merajut Kasih..
24
Hamil..?
25
Rujak...?
26
Pelakor Atau Pebinor???
27
kegaduhan...
28
Mie Instan...
29
Menghukum Pak Li
30
Ke Rumah Yura...
31
Kencan Manis
32
Ngidam Nasi Goreng
33
Celaka!
34
Ngidam lagi?
35
Ancaman Natasya.
36
Dia Milikku!
37
Cinta
38
Mengejar Cinta
39
Sepenggal Kisah
40
Rencana Publikasi
41
Kesalahpahaman?
42
Bayi-bayi Sehat?
43
Kamar Rahasia
44
Ramuan Turun Temurun
45
Draft
46
Tak Bisa Jauh Darimu!
47
London...
48
Penculikan
49
Menemukanmu
50
Dalam Jangkauan
51
Barend
52
Karisa
53
Kontraksi Palsu
54
Mertua Idaman
55
Leo membuat ulah lagi?
56
Tak bisa marah padamu.
57
Long distance Relationship?
58
Memanjakan Diri
59
Yura dan Ibu
60
Kangen
61
Asiik Suamiku Pulang
62
Melepas Rindu
63
Melepas Rindu Lagi
64
Draft
65
Pesta Pernikahan Part 1
66
Pesta Pernikahan Part 2
67
Pesta Pernikahan Part 3
68
Menjelang Pesta.
69
Draft
70
Kelahiran Sang Penerus
71
Go Home

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!