Bruukkkk...!!
" Aduhhhh…" pekik Delia
Tiba-tiba saja gadis itu terjatuh dan terduduk. Delia tak sadar berjalan sedikit maju didepan mobil box, netra sayunya sibuk memindai pemandangan indah didepan gedung yang menjulang tinggi itu. Dirinya begitu terkagum-kagum oleh penataan taman yang baru pertama kali ia jumpai ini, banyak sekali bunga bunga warna warni dikelilingi beberapa kupu kupu yang hilir mudik berterbangan di taman itu. Seolah olah tak puas menikmati pemandangan taman gedung Wijaya Group dari jarak jauh tak sadar tubuh mungilnya bergerak melangkah maju sampai sampai menabrak seseorang bertubuh tinggi besar. Laki laki tampan itu keluar dari mobil mewah, berhenti di depan mobil box bunga yang juga terparkir dihalaman lobby gedung Wijaya Group.
" Maafkan saya tuan,saya tidak sengaja menabrak anda…" Delia berusaha berdiri dan mengatupkan kedua tangan didepan wajahnya.
" Kau…!" menatap tajam Delia, menelisik dari atas sampai bawah, yang ditatap pun tak kuasa menahan malu dipandang seperti seorang pencuri yang tertangkap basah saat melakukan aksinya. " Lagi-lagi kau gadis bodoh…!!" hardiknya. " sedang apa kau disini? Mengganggu jalanku saja, menyingkirlah gadis kampungan…!!" berlalu meninggalkan Delia yang masih termangu ditempatnya berdiri dan tak mampu mengucapkan sepatah katapun.
Kenapa aku harus bertemu dia lagi sih? Kenapa dunia ini begitu sempit? Sungguh pria sombong itu merusak hariku saja!! Huh…!! Dia pikir dia itu siapa? Membentak orang seenaknya saja akukan sudah meminta maaf padanya, dan lagi tadi bukan sepenuhnya salahku kog! Sekarang mood ku benar-benar kacau, semoga saja aku tak bertemu lagi dengannya. Umpatnya dalam hati
" Lebih baik segera kuantarkan saja bunga pesanannya tadi daripada memikirkan orang kaya yang sombongnya selangit itu…!! Gumamnya tak jelas, berbalik menuju mobil box bunga. " Pak Edo mari segara kita antar bunganya, tolong bapak bawakan bunganya ya pak, dan jangan sampai rusak, karena itu bunga lily langka, tadi bu Maya pesan supaya berhati hati membawanya."
" Baik mbak…" pak edo memperhatikan penampilan Delia yang sedikit berantakan akibat kejadian tadi " mbak Delia tidak apa-apa kan mbak?, maaf tadi tidak sempat membantu karena saya juga agak sedikit takut hehe…maklum mbak badan saya kurus dan kelihatannya laki-laki tadi badannya begitu kekar dengan pandangan tajamnya, saya pikir saya tak akan kuasa melawannya" tersenyum malu-malu. Ah yang benar saja masak laki-laki nyalinya ciut begitu, tepuk jidat deh ah.
Delia tersenyum tipis mendengar pengakuan pak Edo. " ah pak Edo… saya tidak apa-apa kog pak tenang saja, mari kita segera ke lobby " berjalan mendahului pak Edo yang tertunduk malu atas pengakuannya tadi.
Kini mereka sudah berdiri di depan meja resepsionis di lobby gedung nan luas megah itu. Delia baru pertama kali bertugas mengantarkan bunga, karena biasanya Mila dan Tina lah yang selalu diminta oleh bu Maya untuk berada dibagian pengiriman. Sementara Delia dan Nita bertugas merangkai bunga di toko, dengan kemampuan yang dimilikinya tentu saja Delia tak diizinkan untuk mengerjakan tugas luar, banyak pelanggan yang puas atas pekerjaannya, gadis cantik itu begitu lihai memadu madankan warna warni bunga sehingga tak jarang sesekali ada pelanggan rewel yang maunya hanya Delia lah yang merangkaikan bunga pesanannya, sesekali dengan parasnya yang cantik itu ada pelanggan laki-laki yang pernah menggodanya untung saja bu Maya dengan sigap meminta Delia mengerjakan yang lainnya. Bu Maya tak ingin karyawannya direndahkan dengan laki-laki itu, selain karena menyayangi Delia seperti anaknya sendiri wanita setengah baya itu tak ingin toko bunganya tercemar karena kejadian tak mengenakkan itu. Namun kali ini karena keterbatasan karyawanlah yang mengharuskan gadis bertubuh mungil berkulit pucat ini untuk mengantar bunga pesanan Agra.
" Permisi mbak" sedikit berjinjit melongok ke balik meja resepsionis. " Saya dari toko bunga Floris, mau mengantarkan pesanan bunga atas nama bapak Agra, apakah benar disini alamatnya? " tersenyum ramah menunjukkan kertas bertuliskan alamat yang diberikan bu Maya tadi. " hmm… sebentar coba saya lihat" mencermati kertas itu. " Ah… iya mbak benar, tunggu sebentar ya mbak saya sambungkan ke sekretaris presdir "
Mengangguk tipis berjalan sedikit menjauh dari meja resepsionis"oh… jadi bunganya yang pesan seorang presdir, pantas saja bu Maya tadi mewanti wantiku supaya aku berhati hati jangan sampai terjadi apa-apa pada bunga lily nya " gumamnya
Delia memindai setiap sudut lobby gedung Wijaya Group sembari menunggu resepsionis tadi. Matanya sungguh tak kunjung bosan menikmati pemandangan di ruangan luas ini. Penataan ruang yang pas dan rapi tapi tak meninggalkan kesan keasrian yang juga disetiap sudut terdapat lukisan-lukisan seniman terkenal tentunya, meski dirinya tak paham makna dan siapa pelukisnya Delia tau bahwa lukisan itu bukan lukisan biasa karena di ruang kerja bu Maya juga terpasang meski tak sebanyak di lobby ini. Semua itu sungguh memanjakan netra sayunya, moodnya yang rusak karna insiden tadi perlahan hilang karna pemandangan indah ini.
*********
Hallow sahabatku sekalian maaf beribu maaf. Baru bisa up hari ini karena tanggung jawab di dunia nyata yang juga begitu menumpuk
Meski karya pertamaku ini masih on going
Mohon dukungannya ya kakak kakak cantik dan ganteng
Jangan lupa vote rate dan bintang lima nya ya
Thank you and i love you so much ALL
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Bunda Zahra
mampir tour
2024-12-26
0
Eemlaspanohan Ohan
lanjut
2024-08-14
0
Murni 18
ceritanya bagus
2024-06-12
1