Makan Siang

Shafira menunggu di loby Hariwijaya Group. Sesekali melihat jam tangannya, menampakkan wajah yang kesal. Keluarlah si Angel dengan muka kisutnya, memperlihatkan jika kedatangannya tak disukai oleh Leo bahkan karyawan lainnya.

Melihat Shafira yang sedang berdiri di sebelah pintu loby, Angel langsung menghampiri Shafira, tentunya dengan logatnya yang sok menguasai.

" Ehem... rupanya mulai ada yang menjadi sainganku kali ini " Angel melihat diri Shafira mulai dari atas sampai bawah membuat Shafira merasa tidak nyaman.

" Maaf apa yang sedang Anda bicarakan, saya kesini hanya kepentingan bisnis, tidak lebih "

" Ooohhh lalu, apakah makan siang hanya berdua dengan pimpinan Hariwijaya itu juga termasuk kepentingan bisnis juga ?" Angel mulai mengintrogasi dengan sengit.

Angel sangat tidak suka jika Leo harus memilih gadis lain ketimbang dirinya, meskipun usahanya selama ini untuk mendapatkan Leo sepertinya sangatlah nihil. Apa lagi melihat perilaku Leo kepada Shafira membuat Angel semakin sengit kepada Shafira.

Leo yang melihat percakapan mereka akhirnya langsung menarik Shafira tanpa menghiraukan Angel.

" Heii aku belum selesai bicara, awas akan kuberi perhitungan !!! Angel mengepalkan tangannya.

Leo menyuruh Shafira untuk masuk kedalam mobil. Assisten Erick yang sudah standby langsung melajukan mobilnya.

Masih terjadi keheningan didalam mobil membuat Leo semakin tidak enak dengan situasi ini. Shafira tidak berani menatap Leo ataupun bercanda seperti biasanya, pandangannya kini hanya pada pemandangan hiruk pikuk suasana kota siang itu. Assisten Erick pun tersenyum kecil melihat kelakuan atasannya dari kaca depan.

" Shafira " Leo mencoba memecah keheningan.

" Iya " jawab Shafira singkat tanpa memalingkan pandangannya.

" Aku minta maaf soal kejadian tadi, aku rasa kau tak menyukai nya "

" Kenapa harus minta maaf, aku tak apa," kini Shafira tersenyum pada Leo.

Leo sangat senang, dia kira jika Shafira akan marah padanya.

" Aku takut jika kau marah padaku soal tadi"

" Hoohh marah padamu ? buat apa aku marah tidak sepantasnya aku marah dengan kejadian tadi lagian aku kan bukan siapa siapa kamu Leo "

Mendengar ucapan Shafira tadi Leo menjadi tertegun. Assisten Erick pun cekikikan sendiri.

Aku akan mengubah dirimu yang " bukan siapa siapaku" menjadi " sangat berharga bagiku"

" O..ooh i..iiya ya, eh bagaimana bisa kau yang mengantarkan berkas itu, bukannya harusnya karyawan yang bernama Reno, dan yang kutahu Reno itu sahabat kamu?" Leo tak ingin berlama lama dalam rasa serba salah.

" Iya memang seharusnya begitu, tapi Reno mengalami kecelakan kecil dikantor dan sebagai ketua Tim sudah seharusnya aku mengambil alih tugasnya." jawab Shafira bijak.

" Oh iya kalau boleh aku tahu, siapa gadis tadi ?" Shafira bertanya lagi, masih penasaran dengan kelakuannya yang aneh.

" Oh itu kan dulu aku pernah bilang padamu waktu kita pertama jalan, apa perlu aku jelaskan lagi?" kali ini Leo meyakinkan.

Shafira masih mengingat ingat akan ucapannya Leo tadi.

" Ooohhhh iya iya aku lupa, maaf sudah berfikir yang tidak tidak"

" Aiisshhh kau ini, apa tampangku mengarah kesitu hah !" Leo mengacak acak rambut Shafira.

" Ehh eehh hentikan," Shafira mencoba menghalau dengan kedua tangannya.

" Oh iya bagaimana dengan lenganmu, aku takut jika lenganmu yang pernah terluka akan kembali terluka lagi" Leo melihat lengan Shafira.

" Ohhh tak apa, lenganku sudah pulih lagian kau tadi menarik lengan yang satunya kok, kalau pun akan terluka lagi, pastinya kau yang akan tanggung jawab kan he he he"

" Syukurlah kalau begitu" jawab Leo lega.

Mereka akhirnya terus melajukan kendaraannya menuju tempat makan siang.

……………………………………………

Disisi lain Bryan dan Rara menunggu Winda yang tak kunjung datang, Rara bermaksud untuk menjemput Winda namun Winda sudah nampak dari kejauhan.

" Lama amat neng, boker lo ya " tanya Rara ketika Winda sudah tiba.

" Iihh apaan sih Ra, udah yuk lanjut makan ehh jangan ngomongin boker lagi, entar nggak nafsu makan aku" raut wajah Winda sudah menjadi ceria.

Bryan menyodorkan pesanan Winda yang langsung dilahap dengan sadis oleh Winda.

" Eh ngomong ngomong apa kabar Reno ya, gimana keadaannya gimana kalau habis makan siang kita keruang unit kesehatan buat jenguk Reno, gimana Guys ?" usul Bryan.

" Dia udah nggak papa kok....ehh maksutku pasti juga nggak papa, Reno kan orangnya keras kaya hatinya, tapi kalau mau jenguk juga ok ok aja lah" Jawab Winda ketus meskipun hampir keceplosan lagi.

" Itu ide yang bagus Bry, " Rara menyetujui ajakan Bryan.

Setelah mereka selesai makan Bryan, Rara dan juga Winda langsung menuju unit kesehatan. Mereka tercengang melihat diruangan itu tak ada siapa siapa alias kosong. Barulah mereka mulai mencari tahu ketika seorang petugas kesehatan datang.

" Maaf mbak, karyawan yang terluka akibat kecelakaan digudang tadi kemana ya?" tanya Bryan.

" Oh atas nama Reno ya, dia sudah dibawa pulang oleh seorang wanita setelah surat ijinnya keluar, permisi" jawab petugas itu.

" Hah pulang dengan wanita, iihhh kenapa nggak bilang aku dulu tadi, dasaaarr buaayaa daaraat, pasti wanita itu yang sok keganjenan itu." gerutu Winda.

Rara yang didekatnya sedikit mendengar gerutu Winda.

" Hah apa Wind, barusan ngomong apa kamu" sahut Rara

" Apa sih Wind, aku aja nggak ngomong apa apa" Winda terkejut ternyata Rara mendengar gerutunya.

" Baiklah kalau begitu mb terimakasih" Jawab Bryan.

Mereka akhirnya menuju ke ruang kerja kembali untuk melanjutkan tugas kantor.

…………………………………

" Terimakasih ya sudah ditraktir makan siang" tukas Shafira setelah melahap makan siang kali ini.

" Iya sama sama, oh iya nanti pulang aku jemput ya " ajak Leo.

Shafira bingung mau menjawab apa, karena dia sudah berjanji untuk menjenguk Marshal sepulang dari kantor.

" Emmh tak usah Leo, nanti aku pulang sendiri saja"

" Loh kenapa emangnya, apa sudah ada janji dengan yang lain ?"

" Oh enggak sih, cuma...cuma..." Shafira agak terbata

" Cuma apa"

" Emmhh cuma kerumah Marshal buat jengukin dia, dia lagi sakit dan aku sudah janji untuk kerumahnya sekarang" Shafira mulai menjelaskan.

Leo langsung menatap Shafira.

" Aku antar" celetuk Leo

" Tapi..." jawab Shafira

" Aku tidak ingin terjadi apa apa denganmu, maka jangan tolak" jawab Leo datar.

Entah mengapa ketika mendengar kata Marshal, hati Leo tiba tiba terasa sesak, seperti terbakar cemburu. Namun jika Leo mencegah untuk Shafira tidak kerumah Marshal, mungkin Shafira akan marah padanya.

Shafira juga tak mengerti kenapa akhir akhir ini Leo bertindak sangat akrab, bahkan saat menariknya dari hadapan Marshal kala itu. Shafira melihat tatapan Leo yang seakan akan tidak ingin terjadi apa apa terhadap dirinya. Shafira menjadi sangat bingung.

Melihat sekilas jam tangannya, waktu jam makan siang hampir habis, Shafira ingin berpamitan dengan Leo.

" Maaf sepertinya waktu jam makan siang sudah habis, saya permisi " Shafira berdiri .

" Biar assisten Erick yang mengantarmu Shafira " jawab Leo.

" Ehh nggak usah nanti karyawan kantor yang melihat pasti akan membicarakan ini, jadi biar saya naik taxi, makasih sekali lagi, permisi" Shafira langsung berlalu.

Leo hanya menaikkan kedua alisnya dan tersenyum pada Assisten Erick yang duduk tak jauh dari tempatnya berdiri.

Shafira sedikit berlali sesekali menoleh kebelakang dan tersenyum manis pada Leo.

Bersambung......

Jangan lupa like komen dan Vote ya, Terimakasih🙏🏻

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!