Roda itu Berputar

Alaram pada meja sebelah ranjang Shafira berdering, membuat Shafira perlahan membuka matanya. Matanya yang sekarang sudah sangat sembab membuat agak sedikit susah untuk membukanya. Disibakkannya selimut itu lalu merapikannya. Meregangkan sedikit badannya membuat posisi seperti sedang melakukan senam kecil. Rasanya malas sekali pagi ini untuk berangkat ke kantor, tapi Shafira tidak mau urusan pribadinya mencampuri urusan pekerjaannya.

Setelah beberapa waktu perjalanan, akhirnya Shafira sampai di kantor. Langkahnya tak seperti biasanya, sepertinya hari ini dia sangat malas sekali berkutat dengan kerjaannya. Kembali lagi Shafira mengingat akan dirinya yang sebatang kara, dari mana dia bisa makan dan mencukupi kebutuhannyaa jika tidak bekerja. Menghela nafasnya dan menegakkan badannya mencoba untuk menyemangati diri.

Satu persatu sahabat sahabatnya mulai menampakkan diri. Winda dan Bryan yang melihat Shafira baru keluar dari lift langsung menghampirinya diikuti Rara dan Reno.

" Ciyeeee yang habis dilamar sama sang kekasih " Winda mendekati Shafira menggeleotkan badannya dibadan Shafira.

"Tapi kok nggak pake cincin Fir, biasanya kalo lamaran kan suka pake cincin" sambil mengunyah roti Reno melemparkan pertanyaannya.

Shafira yang sudah menduga pasti sesampainya dikantor banyak pertanyaan pertanyaan seputar lamarannya. Shafira mencoba menguatkan dirinya. Rara yang melihat perubahan ekspresi Shafira langsung mengajaknya ke arah meja kerja Shafira.

"Apaan sih kalian, siapa juga yang lamaran" berusaha menahan bendungan dimatanya yang ingin tumpah.

"Udah kalian kembali kemeja kalian entar kalo ketahuan Tuan Fransisko bisa bah..."

" Matamu kok sembab sih Fir, ada apa cerita dong kekita kita" Bryan memotong ucapan Shafira.

Shafira akhirnya tak kuasa menahan bendungan di matanya, pipinya kini mulai basah. Shafira yang sudah duduk dikursi kerjanya membuat Winda sedikit berjongkok dan menghapus pipi Shafira yang basah. Winda dan Rara memeluk erat tubuh Shafira yang sedikit membungkuk. Sedangkan Bryan dan Reno saling bertatapan. Mungkin ingin sekali mereka juga ingin memeluk Shafira dan menenangkannya tapi mereka tahu diri pastinya ( maklum mereka kan cowok Thor... jadi bisalah dimengerti 😁).

"Aku nggak jadi lamaran guys" ucap Shafira dengan suara agak serak.

Winda, Rara, Bryan, serta Reno terkejut dengan pernyataan Shafira. Mereka saling melempar pandangan. Sepertinya mereka menyesali akan pertanyaannya ke Shafira.

" Fir, maafin kita ya, bukan maksut kita buat kamu jadi sedih, tapi bukannya kemaren kamu dijemput Marshal, kita kira itu kamu mau dilamar" tanya Rara yang semakin penasaran mewakili sahabat sahabat lainnya.

Shafira akhirnya mulai menceritakan apa yang membuat dirinya menjadi sangat sedih. Mereka pun ikut merasakan apa yang Shafira rasakan. Mereka akhirnya saling memeluk Shafira tak terkecuali Reno dan Bryan karena ikut dalam perasaan yang sangat menguras hati meskipun agak canggung. Iyaa... setelah mengenal Shafira yang sebatangkara mereka menjadi lebih care dengan Shafira. Bukan karena hanya rasa kasihan tapi mereka tidak bisa membayangkan jika hidup seperti yang dialami Shafira.

Setelah semua dirasa Shafira cukup untuk melampiaskan semua perasaan pedihnya, Shafira menyuruh sahabat sahabatnya untuk kembali ke meja kerjanya masing masing, mengingat waktu kerja sudah dimulai.

........................................................................

Perusahaan Hariwijaya Group

Leo berjalan menuju ruangannya diikuti Assisten Erick, semua mata tertuju pada sosok bertubuh gagah itu, jas yang dikenakannya membuat ketampananya semakin terlihat. Semua memberikan salam dengan membungkukkan sedikit badannya. Leo pun tak segan membalasnya dengan senyuman manis. Meskipun Leo menjadi orang nomor satu diperusahaannya, tidak membuatnya menjadi berlaku sombong atau semena mena. Leo tetap rendah hati, bahkan kadang mengadakan makan bareng dengan karyawan karyawannya untuk mengakrapkan diri.

Masuk keruangannya lalu duduk dikursi kebesarannya. Beberapa menit kemudian datanglah seorang gadis dengan penampilan sangat sexy. Sebenarnya semua karyawan tidak menyukai gadis yang sok pamer menjadi kekasihnya Leo dan berbuat sesuka hati ke karyawan Hariwijaya seolah olah dialah bosnya. Semua mata memandangya dengan tatapan tidak suka.

" Hai sayang tadi aku ke rumahmu tapi ternyata sudah sampai sini" menuju kursi kebesaran Leo dan mulai membelai dagu Leo.

" Astaga Angel ! , kau membuatku semakin muak " membuang kasar tangan Angel lalu menggeser kursinya ke belakang.

Leo sangat merasa tidak nyaman dengan kehadiran Angel dikantornya. Pasti banyak yang berfikiran negatif tentang Leo yang sering dikunjungi Angel di ruangannya. Sebenarnya Leo sudah menolak mentah mentah si Angel, akan tetapi Angel masih saja bersikeras untuk mendapatkan Leo. Penampilannya yang menyerupai wanita wanita malam membuat Leo semakin risih dan jijik melihat Angel.

" Sayanggg, sudah berapa kali aku katakan, aku akan menunggumu untuk bisa mencintaiku" kini Angel mulai menggeleot manja.

" Sampai matipun aku tidak akan sudi mencintai wanita sepertimu! sekarang pergi dari kantorku, kalau perlu jangan pernah menampakkan dirimu lagi dihadapanku !!" melepaskan Angel dari tubuhnya dan kini Leo duduk dengan membelakangi Angel.

Angel pun langsung pergi tanpa sepatah katapun. Dulu Leo hanya diam saja dengan perilaku Angel, mungkin itu yang membuat Angel mengira jika Leo akan menaruh rasa yang sama dengan Angel. Ucapan Leo tadi memang benar benar memperjelas agar Angel menjauhi dirinya. Tapi bukan Angel namanya jika Angel langsung putus asa, dia akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan apa yang dia mau.

Memanggil Assisten Erick yang sedari tadi berada diluar karena kedatangan Angel. Assisten Erick pun langsung masuk ketika mendengar dirinya dipanggil oleh Leo.

"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" tanya Assisten Erick sesampainya didepan meja kebesaran Leo.

" Kau cari tahu tentang gadis yang bernama Shafira itu, dan yang lebih penting cari tau apa yang terjadi saat malam itu" Leo menggeser kursinya menghadap Assisten Erick

" Baik Tuan segera saya laksanakan" Assisten Erick langsung meninggalkan Leo.

Entah mengapa Leo memang menjadi sangat tertarik dengan Shafira. Bahkan kali ini dia ingin sekali mengetahui bagaimana pribadi Shafira yang sebenarnya. Semua itu diserahkan oleh Assisten Erick. Leo sangat tahu kinerja Assisten Erick yang sangat profesional.

Tok…Tok…Tok

Ketukan pintu menyudahi percakapan antara Leo dan Assisten Erick.

"Masuk" ucap Leo dari kejauhan.

Tak lama pun terlihat Clara sekretaris pribadinya masuk.

"Oh kamu Clara, ada apa ?"

" Maaf Pak, pihak Hartono Group ingin bertemu dengan Pak Leo"

" Hartono Group ? bukannya kita sudah inves ke pihak perusahaannya ?" memutar bola matanya seperti sedang memikirkan sesuatu.

" Kalau itu saya kurang tau Pak, atau mungkin ada hal lain yang ingin dibicarakan dengan Pak Leo" ucap Clara menyimpulkan.

"Baiklah suruh masuk sekarang".

Clarapun mengangguk mengiyakan dan berlalu meninggalkan Leo. Sudah beberapa tahun ini Hartono Group menjalin hubungan kerjasama dengan Perusahaan yang dikendalikan Leo. Sebenarnya Leo tidak ingin menjalin kerjasama dengan perusahaan itu yang beberapa tahun terakhir ini dikabarkan sedang diambang kebangkrutan. Selain itu banyak beredar jika Hartono Group sering melakukan kecurangan dengan teman sejawatannya.

"Maaf Tuan alangkah lebih baiknya jika saya melakukan perintah Tuan sekarang, saya permisi " ucap Assisten Erick.

" Ohhh okelah kalo begitu Assisten Erick, tapi jangan sampai ketahuan siapapun, termasuk Shafira" Leo berdiri dan merapikan pakaiannya.

Tak lama setelah Assisten Erick keluar dari ruangan Leo, kini masuk seorang lelaki paruh baya.

"Selamat pagi menjelang siang Tuan Leo" sapa lelaki itu.

Leo tak asing lagi dengan lelaki itu, pemilik dari Perusahaan Hartono Group siapa lagi kalau bukan Tuan Rusdi Hartono. Leo pun mempersilakan duduk.

" Ohh Tuan Rusdi rupanya, apa kabar Tuan ?" menyalaminya dan mengajaknya ke sofa tempat khusus tamu .

" Seperti yang Anda lihat sekarang, cukup baik Tuan " mulai duduk dan menyamankan posisinya.

" Ehhmm baguslah kalau begitu, oh ya bagaimana kabar kondisi perusahaan Anda, sudah lama tidak ada kabar ?" menyibakkan jasnya dan mulai bersender disofa.

"Sejauh ini sudah mulai membaik, setelah suntikan dana dari Tuan dulu, membuat perusahaan saya yang diambang kebangkrutan bisa teratasi. Wahh saya sungguh berterima kasih banyak "

"Wahh kabar yang bagus kalau begitu, berarti perusahaan saya tidak sia sia menolong perusahaan Anda, Oh ya ada keperluan apa Anda datang kemari, biasanya Anda mengirimkan perwakilan setiap perusahaan kita mengadakan pertemuan ?" pertanyaan Leo mulai menginvestigasi.

" Begini Tuan, langsung saja untuk mulai besok dan seterusnya Hartono Group akan dipegang oleh putra saya Marshal. Nanti juga akan berhubungan dengan perusahaan ini. Jadi maksut kedatangan saya kemari hanya untuk memberitahukan hal ini pada Anda," ucapnya.

Kali ini Leo belum tahu rencana apa yang akan dilakukan Hartono Group. Setelah dulu sempat terjadi persaingan yang sangat sengit diantara kedua perusahaan ini. Dulu Hartono Group yang lebih mencapai puncak kejayaan selalu memandang remeh tentang Hariwijaya Group. Pihak Hartono Group selalu saja menyombongkan diri di depan Hariwijaya Group.

"Hahaha sudahlah mending kalian urusi saja diri kalian sendiri, mengurusi diri sendiri saja tak pecus eehh ini mau ngurusi perusahaan kecil yang tak maju maju, yang katanya terus menambah karyawan baru, maaf Tuan bukannya gimana gimana, cuma takut saja jika mereka yang baru itu langsung keluar tanpa pesangon lagi"

Masih sangat teringat sekali dibenak Leo yang saat itu Leo masih kecil melihat keluarganya sangat direndahkan didepan banyak orang, pada saat itu sedang ada pertemuan pertemuan para pebisnis. Banyak orang yang menertawakan keluarga Hariwijaya. Saat itu memang keluarga Hariwijaya sedang merintis usaha usaha baru serta perombakan susunan perusahaan. Sehingga Leo berjanji pada dirinya, suatu saat tidak akan ada yang bisa menolong keluarga Hartono jika terjadi sesuatu, melainkan keluarga Hariwijaya biarkan mereka menanggung malunya sendiri.

" Roda pastilah berputar" gumam Leo dalam hati.

.

.

.

.

Bersambung........

Jangan Lupa Like dan Commentnya🙏🏻

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!