Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya dear, like koment dan vote nya ya...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hari mulai menjelang sore, Winda menunggu Shafira pulang tapi belum juga kelihatan badan hidungnya. Perutnya mulai protes. Melangkahkan kaki kedapur dibukanya almari es yang tak ada apa apa membuat Winda memanyunkan bibirnya.
" Masa iya aku harus nunggu Shafira pulang baru makan, bisa bisa mati kelaparan, yaudahlah mending cari diluar aja, sekalian nyiapin buat Shafira entar kalo udah pulang," Winda bergumam sendiri kemudian melangkahkan kakinya keluar menuju mobil, tak lupa Winda mengunci pintu rumah Shafira.
Winda memutuskan untuk mencari makanan di warung pinggir jalan, kalau sudah sore banyak pedagang pedangan kaki lima yang sudah mengantri menjajakan dagangannya. Kali ini winda memilih untuk membeli nasi lamongan, ingin sekali Winda menikmati rasanya sate, tapi mengingat Shafira yang alergi dengan kacang, semua itu diurungkannya.
Setelah pesanan datang Windapun langsung membayar semua pesanan itu, namun ketika hendak mengambil dompetnya ternyata dia teringat jika pergi tanpa dompet dan untungnya masih ada uang disaku celanananya.
" Yah masih kurang " gumamnya.
Dari kejauhan terlihat Reno yang baru saja datang tak sengaja mendengar pembicaraan Winda dan penjual itu. Winda menggaruk kepalanya, apa harus kembali kerumah Shafira, dilihatnya sekeliling mencoba mencari keberadaan seseorang yang mungkin saja dia kenal. Tapi nihil.
" Gimana mbak, jadi nggak ni ? " tanya pedagang itu.
" Duh maaf pak, tapi ini uangnya kurang saya lupa bawa dompet soalnya keburu buru pak " Winda menghela nafasnya.
Dilihatnya sekeliling tempat itu lagi tapi benar benar tidak ada orang yang dikenalnya bahkan tempat ini hanya ada Winda dan pedagang itu saja.
Reno tersenyum melihat wajah Winda yang mulai pucet, kemudian menghampiri keduanya takutnya Winda pingsan hanya karena uangnya kurang. Kan nggak lucu he he he.
" Ini Pak kurasa ini cukup " Reno tiba tiba muncul dan langsung menyodorkan beberaba lembar uang kepada pedagang.
" Oh iya ini memang pas, katanya cuma sendiri mbak, ternyata mbak punya pacar yang perhatian, ganteng pula " pedagang itu berlalu.
" Aisshh pacar dari hongkong, kambing aja ogah jadi pacarnya " Winda menatap Reno dan meninggalkannya tanpa berterimakasih terlebih dulu.
" Huh dasar cewek galak, untung udah aku bantu masih aja nyolot " Reno berlari dan menghampiri Winda.
Flasback.......
Angin semilir menghujani tubuh Winda dan Reno. Reno membuat sebuah kejutan diatap gedung tak jauh dari rumah Winda. Reno menggengam kedua tangan Winda dengan sentuhan lembut. Mendekatkan tubuhnya dengan Winda.
" Kamu suka Win " Reno mulai membuka penutup mata Winda.
" Ya Tuhan Reno, aku suka banget kamu yang buat ini semua " Winda sangat terperangah melihat suasana atap gedung yang sudah disulap menjadi sebuah mini party.
Reno langsung berjongkok didepan Winda, mengeluarkan sebuah benda dan menyodorkan kearah Winda.
" Arwinda Bianca Putri,.... will you merry me ? " dengan suara sedikit bergetar Reno memberanikan diri.
" Reno ini apa apan, kit..kita kan nggak..."
"Iya Win, aku sudah lama sangat menyukaimu, bahkan jauh sebelum kita jadi satu tim di perusahaan. Aku sudah mulai tergila gila denganmu semenjak kita masih dibangku sekolah, iya memang cukup lama. Kita memang tak pernah berpacaran atau berhubungan lebih dekat tapi ini semua suara hatiku yang terdalam aku mohon kamu menerimanya." Reno mengungkapkan isi hatinya.
Winda mulai berfikir dan mulai menyentuh benda itu,..
" Reno, aku ma..."
Tiba tiba datang seorang gadis dengan pakaian sedikit terbuka berjalan sempoyongan menuju kearah Reno.
" Sayang...aku cari kamu kemana mana, ternyata ada disini, aku nungguin dari tadi" gadis itu mulai merayap di tubuh Reno.
Reno yang merasa mulai tak nyaman dengan kelakuan gadis itu pun langsung berdiri.
" Maaf kamu siapa, saya tidak kenal, berhenti memperlakukan saya seperti itu" Reno mencoba melepaskan gadis itu.
Reno sangat khawatir jika ini akan memperburuk suasana Winda pasti akan berfikir yang tidak tidak tentang Reno. Benar saja, raut muka Winda yang tadinya sangat terpancar berbunga bunga seketika berubah menjadi merah padam.
Winda menghampiri Reno dengan rasa yang sangat muak.
" Aku fikir semua ini benar dari hatimu Reno, ternyata ini hanya lelucon belaka, kau hanya mempermainkan hatiku, dasar laki laki playboy.!!!" Winda berkaca kaca dan meninggalkan Reno dengan gadis itu.
" Win...Winda.... ini tak seperti yang kau fikirkan, Winda tunggu penjelasan aku dulu !!!" Reno berteriak tapi tak khayal Winda yang sudah hilang dari tempat itu membuat ini hanya sia sia.
" Lepaskan aku, kau membuat semua jadi berantakan. Minggir dasar wanita jalang !!! " menghempaskan tubuh gadis itu.
" Sialan, itu gadis siapa juga, kenal aja nggak tiba tiba nyender dibadanku, membuat risih saja, ahhh Tuhannn pasti Winda sangat membenciku sekarang " Reno bergumam sendiri.
Flashback Off
Dengan sigap Reno memberhentikan langkah Winda dengan memegang tangan Winda.
" Iihh lepaskan, dasar laki laki playboy " Winda menarik tangannya dan menatap tajam Reno.
" Win... tolong dengarkan penjelasan aku dulu Win.. Win.." Reno mencoba mengetuk kaca mobil Winda. Namun Winda hanya berlalu.
Reno berjalan lemas menuju trotoar. Winda yang melihat Reno sedikit kasihan.
Seorang gadis yang keluar dari sebuah pedagang kaki lima terlihat menenteng beberapa kresek makanan. Melihat seorang laki laki sedang bersender dengan wajah kusut dia pun langsung menghampirinya.
" Hai kamu yang diatap gedung waktu itu kan ?" tanya gadis itu.
" Hassshhh kau lagi, kurang puas kau sudah mengacaukan rencanaku hah !!, "
" Emmhh aku tahu kau pasti sangat marah dan mungkin sekarang kau pasti sangat membenciku bukan " sahut gadis itu.
Tak disadari rupanya Winda sudah berdiri di sebelah Reno. Reno yang mengetahuinya langsung kaget dan mendekati Winda.
" Ahh Win.. kau..kau.." muka Reno mulai memucat.
Plaaakkk
Sebuah tangan mendarat dipipi Reno.
" Dasar kau ini memang laki laki playboy !!! " kini Winda tak bisa menahan buliran bening dikelopak matanya.
Winda langsung berlalu meninggalkan Reno.
" Hiiiihhhhh, apa kamu liat liat, nggak baikan ehh palah sekarang dapet tamparan, duuhh malang niang nasib cintaku ini Tuhan " Reno merengek seperti anak kecil.
Sedangkan gadis itu tersenyum menatap kelakuan Reno dan mulai mendekati Reno.
" Emmhhh aku minta maaf soal waktu itu, sebenarnya aku juga nggak sadar, waktu itu aku sedang mabuk berat, aku mohon kamu bisa memakluminya." gadis itu memohon kepada Reno.
Reno menoleh kearah gadis itu, sepertinya gadis itu memang tak sepenuhnya salah.
" Siapa nama kamu ? " tanya Reno.
" Oh iya sampai lupa, kenalin aku Claudia kalau kamu sendiri ? " menyodorkan tangannya.
" Panggil saja Reno " Reno tak membalas tangan Claudia nampaknya Reno masih sedikit kesal akan kelakuan Claudia saat itu.
" Aku tahu kamu pasti sangat marah, waktu itu apakah hari pertunangan kamu ?" menarik tangannya dan memberanikan diri untuk bertanya.
" Itu tidak penting dan tidak ada urusannya bagimu, satu hal lagi aku sudah memaafkanmu sekarang biarkan aku disini sendiri, kamu boleh pergi." ucap Reno ketus.
Claudia akhirnya meninggalkan Reno dengan rasa yang masih menyesal.
Drtttt…Drrtttt…Drtttt
Reno mengambil benda pipih disakunya melihat nama Bryan Reno langsung memencet tombol hijau.
📲 : Hallo Bry ada apa ?
📲 : Kamu dimana aku udah nunggu dirumah kamu dari tadi, pesenku nggak kamu baca akhirnya aku telfon kamu, kamu dimana sih ?
📲 : Aku lagi cari makan deket rumah kok
📲 : Cepetan pulang kamu harus mempersiapkan data dokumen perusahaan buat dianterin ke perusahaan cliant, kamu nggak lupa kan ?
📲 : Oh itu aku inget, aku segera pulang.
Tut...Tut...Tut
Reno kemudian berdiri dan berjalan menuju rumahnya yang tak jauh dari tempat itu.
Bersambung……
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments