Kebetulan Win aku juga mau beli kebutuhan dapur, yukk keburu malem" ajak Shafira menggandeng tangan Winda.
Sesampainya di parkiran kantor mereka menuju kendaraan masing masing saling berpamitan.
…………………………………………………………………………
JohnF Kannedy International Airport
Menunggu armada besi yang akan membawanya ke negara tercinta Marshal masih saja menata hatinya. Mau bagaimana kisah cintanya selama ini. Mengetahui sang papa sangat tidak menyutujui hubungannya dengan Shafira. Tapi sepulangnya ke Jakarta Marshal tetap yakin untuk memperkenalkan ke keluarganya. Marshal berjanji ketika dia kembali dari N.Y hal pertama yang akan dilakukannya adalah melamar sang kekasih didepan orang tua Marshal sendiri.
Meletakkan satu kaki ke kaki satunya lagi, berfikir dan terus berfikir bagaimana caranya melakukan itu semua. Bagaimana kalau Shafira menolaknya ? atau yang lebih parahnya bagaimana jika keluarga tidak menyetujuinya didepan mata Shafira sendiri. Tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi.
"Maaf tuan, kita sudah bisa ke pesawat sekarang" Asisten Riko membuyarkan lamunan Marshal.
"Oke" seketika langsung berdiri dan berjalan menuju Armada besi itu.
Sedangkan barang barang sudah diatur oleh asisten Riko. Riko dipilih papa Marshal untuk menjadi asisten Marshal untuk mendampingi serta mengarahkan segala sesuatu untuk meneruskan usahanya itu.
…………………………………………………………………………………
Shafira dan Winda bersamaan masuk ke supermarket tujuannya. Mereka mulai mengambil satu per satu barang yang menurutnya dibutuhkan.
"Fir aku ke loket camilan dulu ya, ntar kalo kamu dah selesai langsung kabari aku aja, oke ?" ucap Winda seraya mengacungkan jempolnya ketika berpapasan dengan Shafira yang dilihatnya sudah memasukkan beberapa camilan di troli belanjaannya.
Shafira hanya menganggukkan kepala dan tersenyum. Kali ini Shafira ke arah loket untuk stok bahan masakannya selama beberapa hari kedepan. Mengambil potongan daging beberapa sayuran dan buah. Menurutnya berhemat itu sangat penting, ya walaupun memang untuk menghidupi dirinya sendiri. Dengan mendorong trolinya Shafira memutar mutarkan pandangannya memastikan barang barang yang akan dibelinya lagi. Merasa sudah cukup Shafira berniat menuju kasir depan. Kejadian tak terduga pun terjadi.
Bruugghhh.......
" Aduuuhh " Shafira menyeringai kesakitan. Tak disangkanya tas slempangnya menyangkut ke troli pengunjung lainnya hingga troli milik seorang lelaki menimpanya beserta seluruh isinya. Semua mata tertuju pada Shafira yang sudah duduk bersender rak rak sayuran. Sesekali Shafira memegangi kepalanya yang tertimpa troli.
" Nonaaa ? " dengan wajah kebingungan menelisik trolinya tak disangka ternyata trolinya sudah agak jauh terseret tas Shafira. Dengan langkah sigap lelaki itupun mendekati Shafira. Dilihatnya lelaki itu yang mengenakan setelan celana pendek serta kaos pendek memperlihatkan dadanya yang bidang dan beralaskan sandal jepit tapi tak mengurangi ketampannanya sedikitpun. Lelaki itu berkongkok dan menatap wajah Shafira. Shafira pun menjadi kaku melihat tatapan lelaki itu.
" Maaf Nona tak apa ?" lelaki itu masih saja menatap wajah Shafira.
Shafira tak menjawabnya. Dia masih saja terpaku mimpi apa semalam bisa menatap wajah tampan seperti itu."Marshal" yahhh ketika mengingat nama itu Shafira langsung memunguti barang barang milik lelaki itu untuk mengalihkan pandangannya.
"Emmhh ehh ini anu... emmm a..akku tak apa, maaf tuan membuat barang anda menjadi berantakan, sekali lagi saya minta maaf" sial kenapa aku jadi gugup gini sih. "Kamu tuh punya Marshal Fir, ingat ingat" gumamnya dalam hati sambil menepuk nepuk kedua pipinya.
"Sudah....sini biar aku saja yang membereskan. Ini tasmu nyangkut di troli saya, mungkin kamu tidak menyadarinya jadinya nona bisa jatuh seperti ini" mengambil tas Shafira, memberikan tas itu ke Shafira dengan tersenyum sedikit membuat lekikkan dipipinya terlihat.
Winda yang sedang mencari keberadaan Shafira, lehernya yang bergerak kekanan lalu kekiri, sontak langsung kaget melihat banyak barang barang tercecer dan dilihatnya Shafira sedang memunguti barang itu. Tanpa pikir panjang Winda langsung mendeketi Shafira dengan sedikit berlari.
" Kamu nggak papa Fir , kok bisa jatuh gini sih ?" Winda mengarahkan pandangannya ke lelaki disamping Shafira.
"Tasnya nyangkut ke troli saya, yahhh jadinya bisa nona lihat sendiri" jawab lelaki itu sambil mengangkat kedua bahu dan menyodorkan kedua tangannya menagarahkan ke barang barang yang tercecer.
Shafira masih memunguti barang tersebut dibantunya Winda dan juga lelaki itu. Setelah semua selesai Shafira langsung meminta maaf lagi dan berlalu bersama Winda.
Lelaki itu hanya geleng geleng kepala dan tersenyum "Kenapa jantungku terasa aneh ketika bertatapan dengan cewek tadi.Anehh." gumam lelaki itu yang berjalan ke arah kasir. Menunggu beberapa antrian dan akhirnya sampailah antrian lelaki itu.
"Silakan Tuan, masih ada yang lain atau cukup ini saja Tuan ?" tanya pelayan kasir sembari mengambil satu persatu barang untuk di barcode.
"Sudah, cukup itu saja mbak" jawab lelaki itu.
Satu persatu barangpun mulai dibarcode oleh pelayan kasir itu. Hingga sampai barang terakhir pelayan kasir pun menyodorkan kartu ke lelaki itu.
"Maaf , apa ini barang milik Tuan ?"
Lelaki itupun mengernyitkan dahinya dan mulai memeriksa barang itu. Dilihatnya barang itu, sebuah kartu identitas dibubuhi foto disampingnya. Terlihat alamat lengkap disampingnya memperjelas dimana wanita itu bertempat tinggal. "Wanita tadi" gumamnya dalam hati. Tanpa mengindahkan pertanyaan pelayan kasir, lelaki itu langsung mengambilnya dan langsung memasukkan ke dompet.
……………………………………………………………………………
Jam berganti jam, hari berganti hari. Shafira merapikan pakaiannya. Didepan kaca di memutar mutarkan badannya. " Jangan sampai gagal Fir, semoga rapat kali ini bisa memuaskan tuan Fransisko" celetuk Shafira. Tuan Fransisko atasan Shafira memang sudah paham betul dengan Shafira. Ketekunan serta kecerdasannya membuat Shafira menjadi karyawan kebanggaan beliau.
Mengambil tasnya dan bergegas ke luar rumah. Hari ini Shafira bareng Winda ke kantor. Winda yang ditugaskan Tuan Fransisko untuk mendampinginya ketika rapat nanti, membantunya ketika ada sesuatu yang dibutuhkan.Beberapa menit kemudian mobil Jazz merah berhenti didepan Shafira. Menurunkan kaca mobil seraya berkata " Come on baby " Winda meringis memperlihatkan semua gigi putihnya.Shafira pun langsung naik. Winda melajukan kendaraannya menembus keramaian ibu kota pagi itu.
…………………………………………………………………………………
"Mamaaaa aku pulaangg" teriak Marshal. Mengitari setiap ruangan tak sedikitpun terlihat sosok mamanya. Hingga di sebuah dapur Marshal melihat sosok itu, sedang sibuk dengan piring di wastafel. Marshal mengendap endap dan langsung memeluk erat tubuh mamanya.
Membalikkan badannya dan terkejutlah mamanya ketika anak semata wayang ada dihadapannya"Astagaaa ya Tuhan, Marshaalll kau sudah pulang nak kenapa tidak mengabari mama terlebih dahulu ?"
Melepaskan pelukannya kemudian duduk di kursi meja makan.
"Aku disuruh papa untuk segera pulang ma, kata papa sih untuk meneruskan perusahaan gitu" mukanya agak manyun.
"Kenapa papamu tidak ngomong sama mama waktu wisuda kamu."
"Entahlah Ma, aku sendiri juga bingung, aku lelah, aku ke atas dulu Ma "
Meninggalkan Mamanya bergegas ke kamarnya. Membersihkan diri setelah itu menghempaskan badannya di ranjang.
Dari kejauhan terdengar suara sepatu menuju kamar Marshal dan tak lama kemudian ketukan pintu terdengar.
Tok…Tok…Tok
Tanpa menunggu jawaban dari dalam pintu langsung dibukanya.
Cekkklleekkk
Dibukanya pintu itu dan dilihatnya sang anak yang sedang berbaring di ranjang. Tak pikir panjang pria berwatakan tubuh kekar menghampiri Marshal. Marshal langsung menatap orang yang baru saja masuk ke kamarnya.
" Papa..."
.
.
.
.
Bersambung………
《Semoga Bersedia memerikan Like dan Kommentnya disetiap bab ya😘, maklum masih amatiran apapun kommentnya pasti diterima. Terimakasih❤🧡》
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Zulfa
Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍
2021-04-15
0