Beberapa Bulan Kemudian…
Setelah seharian berkutat dengan pekerjaan akhirnya yang dinantikan telah tiba, yeayyy waktunya pulang. Shafira dan sahabat sahabatnya berjanji untuk hangeout sebelum pulang, maklum hari ini adalah awal bulan, mendapatkan royalti setelah para karyawan bekerja keras untuk perusahaannya dan ini tanggal yang dinanti nanti setiap karyawan. Kali ini mereka sepakat untuk berangkat memakai mobil Winda untuk mempersingkat waktu. Sedangkan mobil Rara dan Bryan serta motor Reno dititipkan diarea parkir kantor.
Hingga sampailah mereka disuatu pusat perbelanjaan. Mereka disuguhi pemandangan yang membuat mereka ingin segera menggunakan kesempatan diawal bulan ini dengan sebaik baiknya. Shafira, Winda dan Rara langsung menuju toko perlengkapan wanita, mulai dari baju, tas , sepatu dan aksesoris lainnya. Bryan dan Reno hanya membuntuti dibelakang.
"Dasar emak emak rempong, giliran shopping kita dianggurin, ya nggak Ren" menoleh kearah Reno yang sedang mengutak atik benda pipihnya.
" Ya mau gimana lagi Bry, itung itung belajarlah biar nanti kalo kita punya bini suka shopping tu nggak kaget " memasukkan benda pipihnya dan merangkul pundak Bryan dan terus berjalan dibelakang sahabat sahabat gadisnya.
Sedangkan Shafira, Winda dan Rara disibukkan dengan barang barang yang lagi banyak potongan harga itu. Namun Shafira tetap berfikir dua kali untuk membelinya, dia sangat hemat untuk masalah berbelanja. Shafira hanya ingin membeli yang dirasa memang sangat dia butuhkan. Sedangkan Winda dan Rara sudah meneteng beberapa item pilihannya.
"Fir kamu nggak milih atau jangan jangan bingung ya, sini aku pilihin deh " tanya Rara yang mulai asyik memilih milihkan sebuah tas branded.
" Iya ni, aku lagi butuh banget tas sama sepatu, punyaku yang lamakan kalian bisa lihat sendiri, udah usang hehe " Shafira tertawa sedikit membuat sahabat sahabatnya hanya menggelengkan kepala.
" Yaudah biar aku yang milihin sepatu yang pas buat kamu ya Fir, ohh iya kamu mau beli baju sekalian nggak ?" Winda yang mulai sibuk memilih sepatu dan sesekali menjajalkan ke kaki Shafira.
"Oh iya Fir kamu tenang aja, kalau uangmu kurang kamu bisa langsung ngomong ke Bryan atau Reno tuh " imbuh Winda sembari mengarahkan kepalanya kearah Bryan dan Reno berdiri.
" Ahh kamu ini bisa aja sih Win, nggak kok aku yakin kalau uangku cukup" jawab Shafira meyakinkan.
Dari kejauhan rupanya Bryan dan Reno yang mendengar percakapan Shafira dan Winda kemudian menghampirinya.
" Iya Fir, udah kamu belanja aja kalau memang uangnya kurang kan ada kita kita iya nggak Bry" kata Reno.
"Iya Fir bener itu, jangan kayak cewek tengil ini nih yang sukanya manfaatin temennya sendiri," Bryan menjitak kepala Winda, dan Winda pun meringis kesakitan.
" Aduh duhh duhh.. sakit tau Bry kamu ini beraninya cuma sama cewek huhhh" Winda mengusap usap kepalanya bekas jitakan si Bryan.
" Alahhh kalian ini bisanya cuma ribut mulu ya, udah Fir jangan suka digubris deh mereka mereka, nihhh aku udah pilihan tas yang pastinya cocok buat kamu, " Rara yang dari kejauhan sudah menenteng sebuah tas kemudian memberikannya kepada Shafira.
" Ya ampun kalian ini segitunya sama aku, aku kan jadi terharu" Shafira mulai memperlihatkan wajah memelasnya.
" Kita akan selalu ada buat kamu Fir" Winda menengahi pembicaraan.
Shafira sangat beruntungnya mempunyai sahabat sahabat seperti mereka. Selalu kompak dalam setiap hal, tidak ada kata marah dalam persahabatan mereka, mereka selalu enjoy bersama. Lagi lagi mereka saling berpelukan erat bak drama telletubies.
" Ehh udah udah, ni para cewek udah selesai belom belanjanya, lah giliran kita yang para cowok kapan nih..?" ucap Bryan seusai berpelukan.
" Iya sory sory, ni gara gara aku ya jadinya buat para cowok jadi ketunda" Shafira mulai mengemasi barang yang dipilihkan Winda dan juga Rara.
Shafira, Winda dan juga Rara akhirnya menyudahi belanjanya dan menuju tempat pembayaran, sedangkan Bryan dan Reno menunggu didepan toko.
Terlihat Shafira, Winda dan Rara yang keluar menenteng beberapa papperbag. Mereka kelihatannya sangat puas bisa belanja bareng. Dan mereka pun sekarang bergantian, memilih berjalan membuntuti Bryan dan Reno.
Tak jauh dari toko khusus barang barang wanita, kini mereka sudah sampai di toko barang barang khusus pria. Bryan dan Reno langsung memilah milih apa yang ingin mereka beli. Bryan sesekali mencoba pakaian dengan menempelkan dibadannya kemudian mencoba lagi yang lainnya. Tak ayal Reno juga mencoba beberapa baju serta mencobanya langsung diruang ganti.
" Iihh cobain ini sayang, lihat deh kamu jadi lebih kelihatan tampan" mengambil sebuah kaos berwarna abu abu.
" Ahh nggak ah norak banget kaya bapak bapak tau,? mencubit hidung Shafira.
" iihh ayo dicoba, ayo ayo..."...
Shafira tiba tiba teringat sesuatu yang dilakukannya saat ketempat yang sama tentunya dengan Marshal sewaktu ingin melanjutkan studynya diluar negeri. Shafira seketika langsung menepuk nepuk pipinya ketika dia sadar. Sedalam itu Shafira sebenarnya masih sedikit ada rasa dalam hatinya untuk Marshal, tapi semua langsung dihapusnya mentah mentah dalam hatinya tatkala teringat orangtua Marshal yang semena mena menginjak injak harga dirinya.
Bryan dan Reno keluar dari toko yang juga menenteng beberapa paperbag. Dirasanya sudah cukup untuk berbelanja, mereka akhirnya memutuskan untuk makan malam diresto tempat itu. Sepertinya mereka sangat lapar mengingat setelah lelah dari kantor mereka langsung shopping.
Karena Resto yang dituju berada disatu lantai lebih bawah, mereka menuruni tangga berjalan. Memilih tempat dan kemudian memanggil pelayan Resto. Setelah semua hidangan berada di meja, mereka langsung melahapnya, begitu lahapnya seketika hidangan langsung ludes tak tersisa. Mereka mengelus elus perutnya, ada juga yang tidak sengaja sendawa akibat kekenyangan. Mereka sangat menikmati sekali qualitytime kali ini.
" Guys aku ke toilet dulu ya, perutku begah banget nih.." Shafira pamit kesahabat sahabatnya.
" Perlu teman nggak Fir, biar aku temenin sama si Rara," jawab Winda.
" Nggak usah, cuma ketoilet aja kok" beranjak dan lalu menuju toilet dan Winda pun mengangguk.
Sesampainya ditoilet terdapat seorang wanita yang sedang dipepet oleh dua pria agak menyeramkan, namun ketika Shafira masuk tiba tiba kedua pria itu langsung merenggangkan posisinya dan menyuruh wanita itu untuk maju menjadi tepat berada di depan tempat cuci tangan yang agak besar. Dari kaca depan tempat cuci tangan tersebut Shafira melihat agak curiga dengan raut muka wanita itu yang agak ketakutan.
Shafirapun berlalu dan langsung masuk ke toilet. Namun ketika berada di toilet Shafira mendengar suara bisikan tapi agak menekan sehingga terdengar dari dalam. Sepertinya tidak ada siapa siapa kecuali Shafira sendiri. Shafira yang mulai menaruh curiga dengan kedua pria tersebut kemudian keluar. Mencoba mendeketi wanita itu dengan berpura pura mencuci tangan disebelahnya. Ditatapnya wajah wanita itu dari kaca, wanita itupun menangkap tatapan Shafira. Wanita itu kemudian agak menggeser kepalanya lalu sedikit berbisik kepada Shafira.
" Nak tolong saya nak, tolong " bisik wanita itu.
Shafira melototkan matanya, benar dugaan Shafira wanita ini memang dalam bahaya. Kedua pria itupun melihat gerak gerik antara Shafira dan wanita itu, kemudian merangkul wanita itu menuju keluar. Tapi Shafira sekelebat melihat sebuah benda tajam berada di punggung perut wanita itu, mungkin mempertandakan sebuah ancaman untuk wanita itu dari salah satu pria untuk segera keluar dari toilet.
.
.
.
.
Bersambung…
Semoga para Author mulai menyukai alurnya ya, jangan lupa like dan komennya ya😘🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments