Minta dukungannya ya dear, like, komen dan jangan lupa vote nya…
Hiruk pikuk suasana kantor mulai terasa. Semua hilir mudik dengan kesibukan kantor hari ini. Tak terkecuali dengan Tim Divisi 1 Cokro group tersebut. Mereka yang terdiri dari Shafira dan kawan kawan sudah berkutat dimeja kerja masing masing.
" Bu Shafira yang cantik, mohon tanda tangannya disini..disini..dan disini " Bryan membuka lembar demi lembar dokumen yang harus ditanda tangani oleh Shafira.
" Bak...Buk...Bak...Buk emang aku kapan aku nikah sama bapakmu, nih udah selesai ada yang lain ? " Shafira mengecek dokumen itu dan menyerahkan ke Bryan.
" Oh sip makasih, ini aja dulu" Bryan berlalu dan menuju ke meja Reno.
" Udah selesai belum Ren, barengan yuk ke ruangan pak Frans, eh bukannya Winda juga harus ke ruangan pak Frans juga ya " Bryan mengalihkan pandangannya dari Reno ke Winda.
Reno dan Winda tak menjawabnya, mereka langsung berdiri berbarengan saat hendak keluar dari meja kerja mereka menjadi saling bertubrukan dan sulit untuk keluar. Mereka saling berebut untuk duluan keluar namun palah menjadi mempersulit mereka untuk keluar. Winda menatap Reno sengit.
Shafira, Bryan dan Rara bertatapan dan saling menaikkan bahunya.
" Apa " tanya Winda sengit pada Reno.
Reno menggertakkan rahangnya, ingin sekali marah dengan Winda. Tak seharusnya Winda memperlakukan Reno seperti ini hanya karena sebuah kesalahpahaman. Akhirnya Reno mengalah dan memundurkan badannya hingga Winda bisa keluar.
Hati Winda sebenarnya tak ingin melakukan perlakuan seperti itu, tapi semua terjadi begitu saja.
Akhirnya mereka mereka berlalu menuju ruangan pak Fransisco.
Rara yang curiga dengan tingkah aneh Winda, akhirnya menuju meja Shafira untuk mencari tahu.
" Apa Winda cerita sesuatu ke kamu Fir, kok sepertinya tingkah lakunya sama Reno beda deh,?
" Setahu ku sih dia belum cerita apa apa Ra, paling juga lagi PMS, dia nih ya kalo lagi PMS emang suka begitu kali Ra" Shafira masih saja belum mencerna pertanyaan Rara.
" Oh gitu ya Fir " Rara masih saja curiga.
Drrttt…Drrtt…Drrtt
Shafira mengambil ponselnya yang berada di depannya.
📱 Leo
Selamat beraktifitas, jangan lupa makan Oke 😊
Seketika Shafira langsung senyum senyum sendiri mendapat sebuah pesan dari Leo.
Rara yang tak sengaja melihat pesan itu langsung mencomel pipi Shafira.
" Cieee dapet pesan dari penyemangat hidup nih ?"
" Apaan sih, lebay tau " Shafira tersipu malu.
Sedangkan di ruang pak Fransisko, Winda, Reno, dan Bryan menyerahkan masing masing dokemen yang diminta . Pak Fransisko tersenyum ketika meneliti dokumen dokumen itu.
" Cek…Cek…Cek Sungguh tidak salah saya menjadikan kalian satu Tim, saya jamin Cliant kita pasti akan menerimanya dengan baik" Pak Fransisko berdecak kagum.
Mereka pun saling melemparkan senyum.
" Oh iya Reno, katanya kamu bisa memperbaiki AC, sepertinya AC di sini sedang bermasalah tolong kamu perbaiki ya soalnya teknisi kantor ini sedang cuti, dan satu lagi nanti dokumenmu langsung kau antar ke Hariwijaya group setelah kamu menyelesaikan ini semua " perintah Pak Fransisko.
" Kurasa sudah cukup kalian bisa kembali keruangan kalian, kecuali kamu tentunya Reno " Pak Fransisko menunjuk Reno.
Reno menunduk dan menggaruk nggaruk dahinya, sedangkan Winda dan Bryan bergegas kembali ke ruangannya.
"Yang sabar Bro" Bryan menepuk bahu Reno seraya cekikikan.
" Amsyong deh " gerutu Reno.
Reno langsung memastikan apa yang membuat AC itu bermasalah. Dinaikinya tangga itu dan mulai mengotak atik benda itu.
Dari kursi kebesarannya Pak Fransisko memperhatikan Reno.
" Hati hati jangan sampai kau terluka Reno, bagaimana apakah perlu dibawa ke tukang sarvis ? " ujar pak Fransisko.
" Ohh ini tidak terlalu bermasalah Pak, ini juga sudah selesai " Reno mulai menutup bagian AC itu.
Reno turun dari tangga dan mempersilakan Pak Fransisko untuk mencobanya. Pak Fransisko pun langsung mencobanya dan hiduplah AC itu dengan sempurna.
Setelah semua beres, Reno berpamitan dan sekalian mengembalikan tangga ke gudang.
Sesampainya digudang Reno bertemu dengan karyawan lain yang juga sedang ingin masuk ke gudang itu.
" Oh biar saya bukakan pintunya " Reno meletakkan tangga yang dibawanya melihat karyawan itu kesulitan untuk membukanya karena membawa tumpukan kardus entah apa isinya.
" Oh terima kasih pak " jawab karyawan itu.
Mereka akhirnya masuk, Reno langsung meletakkan tangga itu. Sedangkan karyawan itu masih melihat lihat kondisi ruangan yang bertumpukan barang barang. Terlihat beberapa kayu dan pipa besar berserakan ditumpukan paling atas. Sangat berbahaya jika sampai menimpa orang dibawahnya.
Karyawan itupun akhirnya meletakkan barang itu tepat dibawah tumpukan kayu, sepertinya dia tidak menyadari akan hal ini. Saat hendak berbalik kaki karyawan itu tersangkut sebuah kayu yang terlentang dilantai, membuat tumpukan kayu dan pipa itu roboh.
Reno yang mengetahui keadaan itu langsung sigap menolong karyawan itu.
" Awaasssss!!!!"
Pranggg……Brruuugghhh
Karyawan itupun terkesiap melihat dirinya diselamatkan oleh Reno. Karyawan itu mulai susah bernafas karena Reno menghalangi tumpukan kayu dengan badannya, hingga badan Reno jatuh tepat dibadan karyawan itu karena tertimpa tumpukan kayu yang lumayan berat.
Karyawan itu mencoba membangunkan Reno. Reno tak sadarkan diri. Karyawan itu mulai panik karena mulai terlihat cairan merah mengalir dari kepala Reno.
Bertepatan dengan itu diruang kerja Tim 1 Winda masih terus berfikir, bagaimana caranya biar semua bisa pulih seperti semula. Membiarkan semua seolah olah tak pernah terjadi apa apa antara Reno dan dirinya. Sahabat sahabatnya memang belum tahu tentang hubungan diantara keduanya.
" Reno lama banget diruangan Pak Fransisko Bry, nggak kena semprot kan ?" tanya Shafira khawatir.
" Ah enggak lah, wong kita aja dipuji sama Pak Fransisko karen a bekerja dengan bagus kok, la si Reno itu disuruh benerin ACnya pak Fransisko tadi" jawabnya dengan nada medok.
" Apa AC nya bermasalah serius," Gumam Shafira.
Kriingg…Krriinngg…Kriingg
Shafira langsung mengangkat telpon kantor tersebut.
" Iya Hallo, dengan saya Shafira ada yang bisa saya bantu ?"
" Apa Pak !! Baik baik saya segera keruangan bapak, tapi bagaimana keadaan Reno sekarang ?" Shafira dengan nada paniknya.
Mendengar percakapan Shafira dengan seseorang ditelfon itu sahabat sahabatnya langsung berlari cemas ke arah Shafira. Tak terkecuali Winda. Winda langsung menerobos sahabat sahabatnya dan langsung menghampiri Shafira.
" Kenapa Fir, apa yang terjadi dengan Reno, kenapa ?!" Winda menggoyang nggoyangkan badan Shafira.
" Emang lagi PMS dia, moodnya suka berubah ubah ni" celetuk Rara.
Winda tak menggubris perkataan Rara.
" Sudah kalian tenang, biar Shafira bisa cerita ke kita apa yang terjadi dengan Reno, Oke apa yang sebenarnya terjadi Fir" Bryan menengahi pembicaraan.
"Oke guys, tenang ya tadi Pak Frans telfon mengabari jika Reno mendapatkan musibah digudang, saat mengembalikkan tangga dia tertimpa tumpukan kayu, nggak tau lebih jelasnya, sekarang dia sudah dibawa ke unit kesehatan kantor, dan sekarang aku harus ke ruangan Pak Frans, mungkin ada yang mau disampaikan oleh beliau, aku pergi dulu" Shafira buru buru ke ruangan Pak Frans.
Bryan, Rara dan Winda harap harap cemas dengan keadaan Reno. Beberapa waktu kemudian Shafira kembali keruangannya.
" Pak Frans bilang apa Fir " tanya Winda setelah kedatangan Shafira.
" Ini suruh gantiin Reno buat nganter dokumen ke pihak Hariwijaya Group," Shafira mempersiapkan segala sesuatu yang akan dibawanya.
" Guys aku pergi dulu, kalian kalau mau makan siang makan sianglah dulu, tak usah nunggu aku oke, Dahhh " Shafira melambaikan tangannya dan berlalu.
Waktu terasa sangat lamban bagi Winda. Ingin sekali melihat kondisi Reno tapi jam kerja masih berlaku, jika bolos pasti sahabat sahabatnya curiga. Winda ingin menutupi semua ini dari mereka termasuk Shafira sahabat paling dekatnya. Biarkan semua tahu tepat pada saatnya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments