Rindu

Happy reading 🤗

Ketiga teman Aluna menyenggol lengan Aluna supaya diam dan tidak berteriak seperti orang aneh. "Eh, Lun jangan teriak-teriak, entar yang ada orang kira lu gila" ucap Sisil sambil memiringkan kepalanya.

"Ho'oh, bener tuh yang apa yang Sisil omong" timpal Reina.

"Eh, kalian bertiga bisa diem kagak. Gue rasa rahim gue anget banget." Sekali lagi Winda berucap nyeleneh tak ada yang bisa mengerti jalan pikirannya.

"Bruakkkk"

Aluna menggebrak meja dengan keras hingga membuat ketiga temannya melongo tak percaya. Lalu ia pergi ke toliet untuk mendinginkan otaknya agar tak emosi lagi.

Sumpah serapah Aluna keluarkan. Kok bisa sih bekerja disini dan teman-temannya punya pikiran yang, oh Tuhan pastinya tidak akan bisa terwujud.

Tanpa Aluna sadari ternyata Rajendra mengikutinya dari belakang sampai di depan toilet wanita. Ia menunggu sampai Aluna keluar dari dalam.

"Sumpah, rasanya pen nampol tuh wajah" ucap Aluna sambil membenarkan rambutnya yang sudah sedikit berantakan.

Bersyukur punya temen kek Sisil, Reina dan Winda. Eh tapi otak mereka sengklek semua, gak ada yang waras. Namun, Aluna sedikit merasa betah bekerja disini sebab ada mereka yang bisa menghibur kala Aluna dimarahi oleh atasan. Setiap ada kekurangan pasti ada kelebihan. Jadi, Aluna harus bisa memaklumi kekurangan mereka bertiga yang terkesan sama tak ada bedanya.

Pikiran dan otak Aluna sudah dingin, lalu ia keluar dari toilet untuk kembali ke meja kantin. Aluna hampir jatuh karena saat keluar ia menundukkan kepalanya tak menatap ke depan. Ia menabrak dada bidang milik Rajendra dan dengan sigap pria itu menangkap tubuh Aluna supaya tidak jatuh ke lantai.

"Huaaaa....." teriak Aluna kaget saat dirinya hendak terjatuh.

"Aluna....." ucap Rajendra dengan tangan yang terulur dibelakang punggung Aluna.

Sedikit lagi jika Rajendra tidak cepat, maka kepala Aluna akan terbentur lantai dengan keras.

"Berhati-hatilah, Luna" ucap Rajendra dengan tatapan teduh. Aluna tak kuasa menjawabnya, tatapan mata inilah yang selama ini Aluna rindukan. Teduh, nyaman dan membuat hatinya tenang. Andai saja cinta mereka tak memandang kasta mungkin saat ini Aluna masih berpacaran dengan Rajendra atau sudah menikah dengannya. Sayang seribu sayang, kisah cinta terhalang oleh harta. Apalah daya dari seorang Aluna Putri yang hidup serba pas-pasan, bisa makan setiap hari pun rasanya itu nikmat terindah yang Tuhan berikan.

Aluna tak melanjutkan kuliah, ia tak punya biaya untuk melanjutkannya sebab ia tak yakin bisa lulus, padahal ia mendapat beasiswa dari kampus luar negeri. Namun Aluna menolaknya, ia paham jika menimba ilmu di negeri orang pastinya sangat keras dan harus ekstra hati-hati. Lebih memilih menolak ketimbang menerima. Tak apa tidak berkuliah, asalkan sekarang ia sudah menyelesaikan SMA nya.

"Eh, iya pak" jawab Aluna kikuk dan segera berdiri.

"Jangan panggil aku pak, sebab aku bukan atasanmu" ujar Rajendra.

"Tetap saja, anda adalah teman dari pak Arza. Jadi saya harus memanggil anda dengan sebutan yang pantas" jawab Aluna.

Ketika Aluna hendak melangkah maju dan meninggalkan Rajendra, tiba-tiba tangannya ditahan oleh Rajendra untuk tidak melangkah.

"Aku kangen kamu, Luna" ujar Rajendra pelan namun masih bisa didengar oleh Aluna.

Deg

Jantung Aluna seakan berhenti mendadak dan tidak memompa darah lagi saat mendengar penuturan Rajendra barusan.

Mata Aluna berkaca-kaca dan air mata pun langsung mengalir tanpa izin. Pedih rasanya, lidah kelu untuk berucap.

"Aku pun begitu, aku sangat merindukanmu. Tapi kita tidak bisa melanjutkan hubungan kita, sebab aku bukanlah orang yang pantas untukmu" ucap Aluna dalam hati tak mampu untuk mengatakan secara lisan.

"Maaf, saya mau kembali bekerja" jawab Aluna dengan nada suara yang bergetar, sangat ketara jika ia sedang menahan suara tangisan supaya Rajendra tak mendengarnya. Lalu ia berusaha untuk melepas genggaman tangan yang Rajendra genggam dengan erat.

Bersambung

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!