Happy reading 🤗
Setelah terjadi hal seperti itu, Arka dan Zahra tidak lagi mencari jodoh untuk Arza. Apalagi saat ini Arza sudah tambah menjadi keras kepala dan tidak lagi perduli dengan yang namanya istri.
Biarlah waktu yang menjawabnya, mereka sudah pasrah. Percuma hendak mencari perempuan untuk anaknya, kalau si anak hanya diam tak merespon bahkan terkesan cuek. Hari ini, Arza sudah siap dengan pakaian kantor, dan kembali tinggal di apartemennya.
''Datang ke apartemen ku, sekarang!" titah Arza lewat ponsel.
''Baik, pak. Segera datang..." jawab sambil memasang sepatu. Dan mengapit ponselnya di pundak dan ditempelkan dekat dengan daun telinganya.
Lalu ia berdiri dan berjalan menuju pintu rumah. Andrie, itulah orang yang Arza panggil, sebagai asisten pribadinya selama ini. Bekerja dengan giat dan selalu jujur, membuat Arza yakin menjadikan Andrie sebagai asistennya.
Andrie sudah mengendari mobilnya dan melesat pergi menuju apartemen Arza. Sudah menjadi kebiasaannya untuk menjemput si bos arogan, suka sekali mengatur tapi susah untuk diatur. Membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai di apartemen Arza. Sepanjang perjalanan, ia memutar musik supaya tidak terasa sepi.
Hingga akhirnya ia pun sampai, Arza sudah menunggunya di dalam kamar sambil memakai jas. Lalu Andrie pun masuk kedalam apartemen nya dan masuk kedalam kamar Arza.
"Selamat pagi, pak"
"Pagi juga, kau duduklah dulu"
Andrie mengangguk dan ia mendudukkan tubuhnya disofa. Ia memandangi sekeliling ruangan itu, tampak bersih dan tidak berantakan. Padahal pria yang menempati tapi kenapa bisa serapi ini dan bahkan kerapiannya melebihi wanita. Sungguh di buat kagum Andrie dengan CEO nya itu. Tampan, berwibawa, tegas dan arogan lagi. Satu paket yang pas untuk Arza.
"Apa kau puas, sudah melihatnya?" Suara yang membuat Andrie terlonjak kaget dan sontak menatap wajah Arza yang ada di depannya.
"Ah, iya pak, hehehe...." jawab Andrie sambil cengengesan.
"Rapi bukan?
Ya, karena aku seorang Arza Putra Mahesa, selalu perfeksionis baik dalam urusan kantor maupun di luar kantor. Dan aku sangat membenci yang namanya kotor dan ruangan berantakan" ujar Arza sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Iya pak, ini sangat rapi dan bersih" jawab Andrie, lalu ia dan Arza keluar dari kamar apartemen dan menuju mobil.
Saat sudah menjauh dari apartemen, Andrie bertanya dengan atasannya itu. "Maaf pak, saya mau nanya, kok tumben anda datang sepagi ini?" ungkap Andrie penasaran dengan Arza.
"Hanya ingin saja, apa aku tidak boleh, huh?" jawab Arza dengan nada tak bersahabat.
Waduh, salah nanya nih kayaknya. wajahnya gak berubah, tetep galak dan emosian orangnya. Pantesan aja banyak karyawan yang ngeluh dan jarang yang suka dengan notabenenya. Terutama karyawan laki-laki dan heran dengan karyawan perempuan yang begitu tergila-gila dengan paras tampannya Arza.
"Ah, tidak pak. Anda tidak pernah salah" jawab Andrie hati-hati agar tidak menyingung perasaan bosnya itu.
Lalu mereka pun tidak berdialog lagi sampai akhirnya sudah berada di depan kantor. Semua karyawan kaget melihat Arza datang pagi. Tapi berbeda dengan Aluna, ia terkesan cuek dan lebih memilih untuk fokus mengepel lantai.
"Bekerja yang benar, jangan malas-malasan!" ucapan berbisik namun mengerikan.
Seketika Aluna berbalik badan, dan melihat Arza di belakangnya sambil menatap tajam. Ia tau jika Aluna sedang mengumpati dirinya itu. Setelah berkata demikian, Arza pergi meninggalkan Aluna, dengan senyuman smirknya.
"Dasar, bos arogan. Kalau bukan karna uang. Tidak akan aku masuk ke dalam perusahaan ini" ucap Aluna yang siap untuk melempar pel ke punggung Arza.
Bersambung
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
alisha medina
semangat thoorr
2021-01-21
1
Rosita Husin Zen
lanjut dong Thor semangat
2020-12-02
0