Office girl

Happy reading 🤗

Sungguh, membuat Aluna bingung harus menerima atau menolaknya. Jika menerima maka dia harus bekerja lebih ekstra dan jangan sampai membuat salah, dan jika ia menolak maka harus melamar pekerjaan dimana lagi?

Karena Aluna tak segera menjawab, Arza pun bertanya kembali padanya dan meminta jawaban yang pasti. ''Bagaimana, apa nona menerima pekerjaan ini atau lebih memilih keluar dan tidak usah datang kembali?'' tanya Arza.

Terpaksa Aluna bersedia bekerja disini sebagai office girl, ketimbang nanti malah tidak ada lagi lowongan pekerjaan lain. Tak apa, menjadi office girl asal pekerjaan ini halal. ''Baik pak, saya bersedia dan menerima pekerjaan ini" jawab Aluna mantap.

''Bagus, saya senang mendengar jawaban anda nona. Dan anda mulai bekerja besok pagi dan harus berangkat jam setengah enam pagi. Kalau belum datang, maka nanti anda akan mendapat kompensasi yang setimpal, apa anda mengerti nona Aluna?" tanya Arza sambil tersenyum licik pada Aluna.

Aluna hanya mampu menelan ludahnya berkali-kali, saking ngerinya mendengar penuturan dari Arza. Baru saja mulai bekerja tapi sudah banyak sekali titah yang diberikan oleh Arza. Kedua juri hanya diam mendengar percakapan mereka, jika ikut bicara nanti malah dianggap sebagai sok peduli dan pintar.

''Baik pak, saya mengerti. Besok saya akan datang ke kantor jam setengah enam pagi, sesuai dengan permintaan anda" jawab Aluna dengan senyum kecut.

''Harus. Nah, sekarang anda boleh keluar dari ruangan ini. Pintu terbuka lebar untuk anda" ujar Arza yang mengusir Aluna dengan nada halus.

Aluna mengangguk dan ia pergi keluar. Sedangkan didalam sana, kedua juri saling pandang mereka tak mengerti dengan jalan pikirannya Arza. Wanita cerdas dan pintar seperti Aluna malah di tempatkan di bagian office girl, bukankah saat ini mereka membutuhkan seorang HRD yang bisa diandalkan. Dimana pikiran Arza saat ini?

''Maaf pak, bukannya saya hendak lancang. Tapi, apakah kita tidak bisa menempatkan nona Aluna di bagian HRD saja. Kita kan butuh pak?" tanya salah satu juri.

''Itu benar pak, lagi pula nona Aluna sangat cerdas dan pintar. Saya yakin pasti dia bisa diandalkan jika ditempatkan di bagian HRD" timpal satu juri lagi.

''Memang benar jika dia cerdas dan pintar. Oleh sebab itu, aku ingin mengujinya dengan memberikannya pekerjaan menjadi seorang office girl. Apakah dia bisa bertahan atau tidak. Karena orang cerdas dan pintar harus melewati masa yang sulit terlebih dahulu untuk mencapai kesuksesan. Apa kalian berdua, mengerti maksudku?" tanya Arza dengan tatapan mata elangnya.

''Ohhh, begitu pak. Baiklah kami berdua paham dan mengerti'' jawab mereka serempak, meski sepenuhnya masih bingung tapi alangkah baiknya mengiyakan saja penuturan dari Arza itu.

🍁🍁🍁🍁

Luar ruangan

Aluna berjalan dengan gontai, lemas setelah melakukan review dengan juri yang menyebalkan itu. ''Dasar petinggi arogan, lihat saja nanti, jika aku sudah menjadi office girl disini maka aku akan membuatmu darah tinggi terus. Eh tapi kalo gitu, nanti yang ada aku malah di pecat. Oh no, aku gak mau" ucap Aluna sambil berjalan.

Sesampainya di luar kantor, ia membalikkan badannya melihat betapa tingginya gedung ini dan disini dia hanya menjadi office girl, yang bener aja say, kuliah sampe S2 eh malah jadi pekerja rendahan. Memang Arza sungguh kejam.

Bersambung

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!