Happy reading 🤗
Keesokan harinya, Aluna mulai bekerja di perusahaan milik Arza, dia bekerja dengan giat dan membuat semua orang senang dengan kehadirannya dalam perusahaan ini.
Hanya Arza saja yang tidak memperlihatkan jika dirinya senang dengan kinerja Aluna yang bagus. Hingga waktu untuk pulang, Aluna di bebankan oleh Arza untuk mengerjakan hal konyol sehingga membuat Aluna lambat pulang.
Meminta Aluna mengepel ruangannya dan juga membersihkan kertas yang berserakan didalam ruangannya. Arza niat sekali untuk mengerjai Aluna hingga membuatnya lelah dan bercucuran keringat. Setelah selesai dengan tugas konyol, barulah Aluna di perbolehkan untuk pulang.
Ia pergi ke halte bis dan menunggu bis datang. Hari semakin mendung dan langit mengeluarkan suara guntur yang sangat menggelegar. Saat ini Aluna belum pulang. Mungkin karna sudah tidak ada bis lagi yang lewat.
"Ya Allah, udah mendung banget langitnya. Kayaknya terpaksa aku harus berjalan kaki untuk pulang" ucap Aluna bermonolog.
Baru saja hendak melangkah ada kilatan petir menyambar dan suaranya pun sangat bergemuruh.
"Allah Akbar..." ucap Aluna sambil mendekap tubuhnya. Ia begitu kaget dan juga takut dengan suara petir.
Hujan deras dibarengi angin kencang, membuat pakaian Aluna basah kuyup. Badannya menggigil menahan dinginnya udara. Namun, saat ia hendak duduk di kursi halte ada beberapa preman jalanan datang menghampirinya. Mereka berjalan mendekati Aluna dengan senyum nakalnya apalagi saat melihat tubuh Aluna yang berpakaian tertutup basah kuyup dan memperlihatkan lekuk tubuhnya.
"Astaghfirullah, siapa kalian" teriak Aluna sambil berjalan mundur.
"Jangan takut, gadis manis" jawab salah seorang preman itu dan hendak memegang tangan Aluna.
"Jangan sentuh! Pergi kalian" teriak Aluna, ia tak terima jika orang itu memegang tangannya.
"Jangan galak-galak, nanti malah nyesel lho udah galak dengan kami" ujar preman.
"Pergi, jangan mendekat! Atau saya akan berteriak" ancam Aluna sambil menahan air matanya karna ketakutan.
"Berteriak lah sekencang-kencangnya, percuma saja kau berteriak karna tidak ada orang yang peduli, sekarang hujan deras. Lebih baik kau ikut saja dengan kami dan kita nanti akan bersenang-senang bersama" jawab preman itu.
"Najis! Pergi kalian!" teriak Aluna yang semakin mundur berjalan menjauh dari hadapan mereka.
Para preman pun tak gentar, justru mereka malah semakin berjalan mendekat.
"Tolong, tolonggggg" teriak Aluna sekeras mungkin walau hujan deras mengguyur.
Aluna berteriak sambil mencari sesuatu yang bisa membuat para preman tidak mendekat. Ia melempari preman itu dengan batu, kayu dan apapun yang ia lihat.
Hasilnya nihil, tetap saja preman itu mendekat, mereka pandai mengelak saat Aluna melempari batu dan kayu.
Lalu tangan Aluna di pegang oleh salah satu preman dan mencengkeramnya dengan sangat kuat hingga membuat Aluna. Ia semakin terisak menangis, dan ia menjerit minta tolong.
"Lepaskan aku! Tolong tolonggggg. Siapapun tolong saya....." teriak Aluna histeris.
Bukhhhh
Satu pukulan keras mengenai kepala salah seorang preman dan membuat mereka berbalik badan.
"Siapa kau?" tanya preman pada orang yang sudah berani memukul kepalanya.
"Dasar pecundang, yang berani menindas orang yang kalah jumlah" jawab orang itu.
Lalu mereka menghajar orang itu, karna tidak terima dikatai sebagai pecundang. Dengan lincah dan gesit orang itu mengelak dan menangkis serangan dari ketiga preman itu.
"Aku adalah Arza Putra Mahesa" teriak Arza sambil diselingi tendangan keras di perut preman.
Ketiga preman itu langsung membelalakkan matanya, orang yang sudah membuat mereka terganggu dan marah sebab dikatai pecundang adalah Arza putra dari seorang pengusaha terkenal.
Lalu mereka pun langsung lari terbirit-birit, menjauhi Arza dan Aluna. Setelah selesai menghajar ketiga preman itu, Arza membalikkan badannya menghampiri Aluna yang sedari tadi terisak menangis hingga membuatnya pingsan karena kedinginan.
Arza menangkap tubuh Aluna sebelum menyentuh tanah, ia menatap wajahnya yang pucat dan sembab karna menangis. Ada rasa sedikit iba dalam benak hati Arza. Ia merasa bersalah sudah membuat Aluna pulang bersama dan malah meninggalkan dirinya disini dan membiarkan Aluna menunggu bis yang tak kunjung datang.
Kemudian ia mengangkat tubuh Aluna dan memasukkan kedalam mobil. Ia menutupi tubuh Aluna menggunakan jasnya dan supaya Aluna tidak terlalu kedinginan.
Bersambung
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
alisha medina
mulai peduli
2021-01-21
0