Happy reading 🤗
Aluna sudah pergi menjauh, lalu Rajendra pun pergi menuju ruangan CEO. Ia sengaja datang untuk bertamu, karena dia dan Arza adalah sahabat saat berkuliah. Sepanjang perjalanan, Rajendra tak habis pikir, kok bisa ya Aluna yang pintar dan cerdas di masukan dalam daftar office girl, sepertinya disini sudah banyak office girl nya dan kenapa harus Aluna yang ditempatkan.
"Permisi, apa saya boleh masuk" ucap Rajendra dari luar ruangan.
"Masuklah....." jawab dari dalam.
Kemudian Rajendra pun segera masuk menemui sahabatnya itu. Di lihatnya Arza tengah fokus mengerjakan sesuatu di komputernya, Rajendra pun tak ingin mengganggunya sampai Arza selesai.
Ia mendudukkan dirinya di atas sofa sembari menunggu. Sebenarnya Arza tau jika yang datang adalah Rajendra, namun ia tak bisa meninggalkan pekerjaannya sebelum selesai.
"Apa kamu sudah lama menunggu?" tanya Arza sambil mengetik.
"Tidak, juga. Apakah kau segera selesai?" tanya Rajendra pada Arza.
"Sebentar lagi, akan selesai. Ada apa?" ucap Arza.
"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu" jawab Rajendra.
Sekilas Arza mendongakkan kepalanya lalu menatap layar komputer kembali. "Katakan, ada apa" ucap Arza dengan nada datarnya.
"Apa, Aluna Putri bekerja disini?" tanya Rajendra sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Ya. Dan office girl adalah pekerjaannya" jawab Arza tegas.
"Kenapa, memangnya?" tanya Arza sambil menaikkan satu alisnya.
"Seharusnya dia tidak bekerja sebagai office girl, dia pintar dan cerdas. Tidak pantas bekerja sebagai office girl" jawab Rajendra dengan nada suara yang mulai meninggi.
Tersentak Arza mendengarnya, baru kali ini Rajendra berbicara dengan nada yang kurang bersahabat. Dan sepertinya ini sangat serius baginya. "Kau kenapa, hah. Tiba-tiba seperti itu?" tanya Arza yang kini sudah mulai fokus pada topik pembicaraan ketimbang pekerjaannya. Ia segera mematikan komputer dan berjalan menuju sofa dan duduk disampingnya Rajendra.
"Jika kau tidak segera memindahkan Aluna di tempat yang lebih baik lagi, maka aku akan membawa dirinya pergi dari perusahaan mu dan akan ku pekerjakan dirinya dikantor ku" jawab Rajendra sambil menatap tajam wajah Arza.
"Silahkan, aku tidak akan melarangnya" jawab Arza enteng tanpa beban dan menatap santai.
"Baiklah, aku akan membawanya pergi dari perusahaan ini. Sungguh tidak pantas jika Aluna bekerja sebagai office girl" ujar Rajendra yang hendak berdiri dari duduknya untuk pergi dari ruangan itu. Namun, sebelum pergi Arza berucap dan membuat Rajendra menghentikan langkahnya.
"Jika kau berhasil membawanya maka aku akan memberimu hadiah" ujar Arza sambil berdiri dibelakang Rajendra.
"Tentu saja, aku akan buktikan" jawab Rajendra membalikkan badannya menghadap Arza. Mereka berdua saling tatap dengan tatapan membunuh dan mata elang mereka. Senyap seketika tak ada yang berbicara hanya melalui mata mereka berkomunikasi.
"Ayo, ke kantin. Aku lapar" ajak Rajendra tiba-tiba sambil merangkul pundak Arza.
"Ayo...." jawab Arza sambil tersenyum tipis. Ia menerima ajakan dari Rajendra. Yup, Arza dan Rajendra sahabat sejati, dulu saat Rajendra belum sesukses sekarang mereka pernah membeli makanan di pedagang kaki lima. Tidak merasa sungkan atau jijik. Arza berteman dengan Rajendra tak memandang kasta. Jika ia nyaman berteman dengannya maka rasa malu atau jijik akan lenyap.
Kedua pemuda itu berjalan keluar dari ruangan sambil berangkulan dan diselingi candaan receh dari mereka berdua. Tak disangka jika Arza bisa bercanda dan humoris saat bersama Rajendra. Pangeran tampan sudah sampai di kantin kantor. Karyawan yang sedang berisik berebut antrian, pun seketika langsung diam dan menatap wajah Arza dan Rajendra, kecuali Aluna yang sedang asyik makan soto, tak menghiraukan kedatangan kedua pangeran itu.
"Lun, coba liat mereka. Tampan banget sumpah" ucap Sisil teman Aluna.
"Coba aja ya mereka datang kesini terus makan semeja sama kita. Uh, senengnya" ucap Reina sambil mengkhayal dan memejamkan matanya.
"Hah, kalo gue cuma liat wajah mereka aja rasanya rahim gue anget" seloroh Winda yang berkhayal pasti sangat tinggi dan tak bisa tercapai.
"Stresssss......" teriak Aluna sehingga membuat semua orang menatap wajahnya dengan tatapan aneh.
Aluna begitu heran dengan ketiga teman gesreknya itu. Bisa-bisanya berkhayal tinggi di waktu yang tidak tepat seperti ini.
Bersambung
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments