Berikan like kalian ya di setiap episodenya dan jika boleh Author minta vote kalian, agar SCM bisa nangkring di ranking vote atas.
Selamat membaca!
Ansel kini berada di ruang keluarga. Ia terlihat sedang duduk di sofa dengan memilin jemarinya, untuk mencari cara agar ia bisa bertatap muka dengan Dyra dan menyampaikan sebuah ide gila yang sejak semalam terbesit di dalam pikirannya. Awalnya Ansel mencoba untuk menerima semua kenyataan yang ada, namun semakin lama, cinta yang masih ada di hatinya untuk Dyra, membuat Ansel ingin memperjuangkannya kembali.
"Besok adalah hari pernikahanku dengan Irene, hari ini adalah kesempatan terakhir untuk membawa kabur Dyra," batin Ansel memiliki sebuah rencana yang egois di dalam pikirannya.
Ansel sudah memutuskan untuk mengajak Dyra pergi bersamanya, hidup tanpa harta juga sosok Darren sebagai orangtua yang sama-sama mencintai seorang Dyra Anastasya.
Lelaki itu mulai beranjak dari posisi duduknya, ia melangkah keluar dari ruang keluarga dan mulai mengedarkan pandangan untuk melihat sekitarnya.
"Anak tangga itu di jaga oleh Tomi, jadi bagaimana mungkin aku bisa menemui Dyra?" batin Ansel terus memutar otaknya.
Darren memang memerintahkan Tomi berjaga di bawah anak tangga, untuk mencegah Ansel agar tidak nekat menemui Dyra di kamarnya. Darren hanya takut, Dyra menjadi depresi dan terus tertekan, bila harus berhadapan dengan Ansel.
Tiba-tiba Tomi melangkah pergi, ketika Erin terlihat menghampirinya. Keduanya menuju ruang dapur mengabaikan pesan Darren untuk tetap berjaga apapun yang terjadi. Ansel yang melihat situasi itu, dengan cepat langsung menaiki anak tangga. Ia kini sudah berada di lantai atas dan mulai mendekat ke kamar Dyra.
Ansel sudah tiba di depan pintu kamar. Ia mulai mengetuk pintu itu tanpa mengeluarkan suaranya. Ia takut Dyra tidak akan mau membukakan pintu, bila tahu Ansel yang berada di baliknya.
Sementara itu Dyra yang mendengar suara ketukan pintu, mulai beranjak dari ranjang dan melangkahkan kaki, mendekati pintu untuk membukanya.
"Siapa di sana?" tanya Dyra menautkan kedua alisnya sebelum membuka pintu yang saat ini sudah digenggam handle-nya.
"Kenapa tidak ada jawaban?" batin Dyra dipenuhi rasa penasaran.
Dyra mulai ragu untuk membukakan pintu kamarnya. Namun rasa penasaran yang sudah memenuhi pikirannya, membuat Dyra yang hendak membuka pintu tersebut, tiba-tiba saja mengurungkan niatnya.
"Pasti Ansel," gumam Dyra mulai menebak.
Dyra melepas genggaman tangannya dari handle pintu. "Pergilah Ansel, tolong berhenti untuk menjelaskan apapun kepadaku!"
Ansel terhenyak kaget, ketika Dyra ternyata sudah dapat membaca kedatangannya. Ia pun berusaha terus membujuk Dyra dari balik pintu untuk ikut bersamanya.
"Dyra, aku mohon ikutlah bersamaku! Kita pergi dan hidup bahagia berdua, aku mohon Dyra." Ansel terus mencoba untuk meluluhkan hati Dyra yang saat ini memang sedang terluka, namun Ansel yakin di dalam hati Dyra masih ada cinta yang tersimpan untuknya.
Dyra tercekat kaget dengan apa yang terlontar dari mulut Ansel. Ia pun dengan tegas menolaknya dan mengusir Ansel dengan lantang.
"Setelah apa yang kau lakukan? Kau pikir aku bisa dengan mudah mengikuti semua keinginanmu! Tidak Ansel, lebih baik kau pergi dan terimalah takdir kita bahwa kita tidak akan bisa bersama, tapi satu hal yang harus kamu ketahui, semua ini bukan kesalahanku, melainkan karena keegoisanmu yang tak pernah berpikir sebelum melakukan sesuatu!"
Ansel terhenyak mendengar curahan hati yang diungkapkan oleh Dyra dengan suara bergetar. Ansel kini benar-benar tak memiliki pilihan, selain menerima takdir yang memang tercipta dari kesalahan yang telah diperbuatnya.
"Jika itu keputusannya, aku hanya ingin tanyakan satu hal padamu, Dyra? Apakah kamu masih mencintaiku?"
Dyra terdiam sejenak. Ucapan Ansel membuat hatinya begitu sakit, karena cinta yang memang masih ada di dalam hatinya untuk Ansel, pria yang hampir saja menjadi suaminya, jika saja Ansel tidak melakukan kesalahan bodoh dengan meniduri Irene, wanita yang akan dinikahinya esok hari.
Dyra menautkan kedua alisnya dan menekan dadanya begitu dalam untuk menahan rasa sakit di hatinya. "Tidak aku tidak mencintaimu lagi! Aku sudah mencintai, Darren yang saat ini menjadi suamiku," kilah Dyra mencoba menutupi perasaannya dari Ansel.
Perkataan Dyra kali ini bak sebuah pedang tajam yang langsung menghujam dalam ke dasar hati Ansel, hingga membuat air mata tampak mulai mengintip dari kedua sudut matanya.
"Baik Dyra, aku akan menjalani hidupku dengan Irene dan berhenti mencintaimu! Tapi aku tidak akan pernah pergi dari rumah ini, aku ingin melihat apakah kamu benar-benar bisa mencintai pria lain selain aku? Apakah benar seperti yang kamu katakan, bahwa kamu sudah mencintai Ayahku," kecam Ansel mengakhiri perkataannya dengan penuh penekanan.
Ansel kemudian pergi begitu saja, meninggalkan Dyra yang semakin terluka dengan perkataannya. Hati Dyra yang terluka bukannya semakin membaik, namun luka itu semakin menganga hingga membuat Dyra terisak dalam pedihnya. Dyra duduk di tepi ranjang sambil menundukkan kepalanya. Ia ingin teriak sekeras-kerasnya untuk meluapkan rasa sakit yang sudah bergemuruh di dalam dadanya, namun Dyra hanya bisa diam dan menahan dengan sekuat-kuatnya. Dyra sangat ingin melepaskan belenggu cinta Ansel dari hatinya, agar ia bisa melupakan rasa sakit atas pengkhianatan yang telah Ansel lakukan dalam hubungan mereka.
"Aku akan coba untuk mencintai Darren, walau itu pasti akan sangat sulit, tapi aku harus tetap mencobanya," batin Dyra sambil mengusap air matanya.
🌸🌸🌸
Bersambung✍️
Berikan komentar kalian ya?
Terima kasih banyak.
Author boleh minta spam like kalian kan ya ke karyaku yang sudah tamat ini, namun jika kalian berkenan membaca itu akan jadi kebahagiaan tersendiri untukku :
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Cher Ganbate
kamu pasti bisa daren
2023-05-31
0
suharwati jeni
ya dira kamu harus nelajar melupakan ansel san belajar mencintai daren.
lebih mateng, lebih maoan, lebih keren...
2023-01-03
0
Muhyati Umi
lupakan Ansel dyr cobalah membuka hati untuk Daren
2022-12-20
0