Ayo vote, vote, vote ya dan jangan lupa like setiap episodenya.
Selamat membaca!
Darren menyibakkan kakinya yang masih dicengkeram erat oleh Ansel, hingga membuat tubuhnya terhempas ke dasar lantai. Ansel terhenyak kaget dengan rasa sakit yang teramat dalam di hatinya, ia tak pernah membayangkan bila ayahnya bisa sekejam ini memperlakukannya, padahal bagi Ansel, Darren adalah sosok yang sangat baik dan selalu menuruti apapun permintaannya selama ini. Bahkan saat mengutarakan niatnya untuk menikah dengan Dyra, Darren berlapang dada mengalah untuk kebahagiaan anaknya, tanpa Ansel ketahui.
"Kau itu sudah menyia-nyiakan seorang wanita, yang seharusnya kau bahagiakan!" kecam Darren dengan rahang mengeras dan sorot mata yang tajam.
Ansel menatap nanar wajah Darren yang kini sudah dipenuhi oleh amarah.
"Maafkan aku Ayah. Aku khilaf. Aku pikir wanita ini tidak akan hamil, tapi ternyata dugaanku salah. Irene hamil dan aku harus bertanggung jawab atas semua yang aku lakukan," jawab Ansel dengan rasa sesak di dada yang terus menghimpitnya.
"Kau itu bodoh! Aku sudah merelakan wanita yang aku cintai untuk menikah denganmu, tapi apa yang kamu lakukan? Kamu telah mengkhianatinya, bahkan itu kau lakukan di hari pernikahan kalian."
Perkataan Darren membuat Ansel tercekat dengan kenyataan yang dibeberkan oleh Darren.
"Apa!! Jadi selama ini Ayah sudah lebih dulu mengenal Dyra? Bahkan Ayah juga mencintainya," ucap Ansel benar-benar tak menyangka dengan kenyataan yang terungkap dari mulut Darren.
Darren diam sejenak, sebelum menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Ansel. Ia seolah mengingat semua kenangan masa lalu, saat awal pertemuannya dengan Dyra.
Suatu sore di perusahaan terkemuka di kota Seoul. Kala itu Darren sedang melakukan meeting di sebuah perusahaan. Selesai meeting dengan perusahaan tersebut, Darren ditemani Owen bergegas keluar menuju mobilnya, namun langkahnya terhenti karena hujan yang membuatnya tak bisa untuk menuju mobilnya, kebetulan antara parkiran dan lobi dipisahkan oleh halaman panjang yang tak beratap, itu membuat beberapa pengunjung kerepotan bila hujan turun.
"Aneh sekali perusahaan ini! Bagaimana bisa Ji Soo membangun perusahaan dengan tempat parkir terpisah dari gedungnya, kenapa tidak disediakan di basemen saja? Menyebalkan."
"Sebentar Tuan saya carikan dulu sebuah payung agar kita bisa melewati hujan ini." Owen bergegas pergi kembali ke dalam lobi, meninggalkan Darren dengan rasa kesalnya.
Tak berapa lama Owen pergi, tiba-tiba seorang wanita cantik berdiri tepat di samping Darren. Wanita yang membuat Darren terkesima menatapnya dengan penuh decak kagum.
"Wanita itu begitu cantik, kenapa aku merasa tenang ya saat memandangnya?" batin Darren masih menatap lekat wajah wanita itu.
"Kenapa hujan tiba-tiba saja turun, padahal tadi cuaca sangat cerah." Wanita itu memasang wajah masam, sembari bersedekap.
Darren yang mendengar ucapan wanita di sampingnya itu tiba-tiba saja mendekat ke arahnya dan menyambar ucapan wanita yang tengah berkeluh kesah dengan hujan yang saat ini turun.
"Iya ya, apalagi sampai menghalangi kita untuk menuju ke parkiran mobil. Apa mobil Anda terparkir di sebrang sana juga?" tanya Darren sembari menunjuk sebrang jalan.
Wanita cantik itu menoleh saat ada yang mengajaknya berbicara, lalu ia mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Darren lontarkan padanya.
Darren tersenyum seketika, tiba-tiba saja ia teringat dengan kenangan masa lalunya, saat bersama istrinya yang bernama Chivana Arabella, kenangan di awal-awal pernikahan dan saat itu di suatu sore mereka pun pernah terjebak hujan dan saat itu Darren melepas jasnya untuk memayungi kepala istrinya agar tidak terkena air hujan.
Setelah selesai dengan semua kenangan, yang melintas singkat di dalam pikirannya. Kini Darren melepas jasnya, kemudian membentangkannya di atas kepala wanita yang telah membuatnya terkesima saat pandangan pertamanya.
Wanita yang belum Darren ketahui namanya, menatap penuh heran dengan rasa tak nyaman, saat ada seorang pria mendekati dan terlihat sok akrab padanya.
Wanita itu tersenyum singkat, sebelum menolak tawaran Darren.
"Anda tidak perlu repot-repot dengan mengorbankan jas Anda untuk memayungiku, Tuan." Wanita itu ternyata sudah mengambil sebuah payung dari dalam tasnya dan langsung membuka payung yang digenggamnya, hingga membuat Darren merasa gugup saat usahanya ternyata berakhir dengan kegagalan. Darren mematung hanya memandangi langkah wanita itu, yang terus maju meninggalkannya, senyumnya kini terlihat kaku penuh rasa canggung.
Wanita itu terus melangkah menyebrangi jalan untuk menuju parkiran mobil, sembari menggenggam tangkai payung yang melindunginya dari air hujan.
Darren mengembuskan napasnya yang berat dengan kasar, ia menggaruk kepalanya untuk mengusir rasa malu yang kini benar-benar memerahkan wajahnya. Tak berselang lama, Owen kembali dengan membawa payung besar untuk mereka berdua.
"Ayo Tuan! Tapi kenapa Tuan melepas jas Anda? Apa Tuan tidak sabar menunggu kedatanganku, sehingga Tuan berniat menerobos hujan ini dengan menggunakan jas itu."
Tak banyak berkata, Darren langsung memukul lengan Owen, hingga membuatnya tersedak, pria itu tercekat kaget dan seketika langsung diam tanpa suara.
"Sudah ayo jalan!" titah Darren yang terus menatap lurus ke arah mobil wanita, yang kala itu sudah berhasil mencuri hatinya.
Wanita pertama yang berhasil membuat Darren terkesima, semenjak kematian istrinya empat tahun silam.
🌸🌸🌸
Bersambung ✍️
Berikan komentar kalian?
Jangan lupa berikan like, vote kalian ya.
Terima kasih banyak.
Mampir juga ya ke karyaku yang lain (Sudah tamat lho) :
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Cher Ganbate
ternyata si bapak dah suka sm pacal anaknya
2023-01-24
1
Cher Ganbate
ya Allah, ya Allah...ternyata ya
2023-01-20
0
I Gusti Ayu Widawati
Wah pas banget.
Calon mantu yg sebenarnya sdh menjadi incarannya.
Karmanya baik tuan Darren dapat istera muda cantik dan sudah diincar sblm kenal dgn Ansel.
Bagus ceriteramu Thor saya suka.
2023-01-07
0