Selamat membaca!
Setibanya di depan pintu kamar, Darren mengetuk dan memanggil nama Dyra berulang kali, namun tak sekalipun sang pemilik kamar tersebut menjawab panggilannya. Perasaan cemas semakin menguasai pikiran Darren, terlebih sudah lebih dari lima menit ia masih belum mendapatkan jawaban dari Dyra yang berada di dalam kamar. Darren akhirnya meminta Tomi yang sudah datang ke hadapannya untuk mengambilkan kunci cadangan kamar tersebut.
Ansel masih mematung dibalut rasa cemas atas keadaan Dyra di dalam kamar, ia beberapa kali terus merutuki kebodohannya yang membuat semuanya menjadi seperti ini.
Keadaan yang sangat ia benci, ketika harus menyakiti hati wanita yang dicintainya.
Tak lama kemudian, Tomi datang membawa sebuah kunci yang langsung dimasukkan pada lubang pintu dan kemudian ia mulai membukanya. Saat pintu kamar berhasil terbuka, Darren dan Ansel yang berdiri di depan pintu begitu terkejut mendapati keadaan Dyra yang terbaring lemas di dasar lantai. Darren langsung berlutut untuk meraih tubuh Dyra, yang kemudian digendongnya untuk direbahkan di atas ranjang.
Ansel saat itu benar-benar panik, ia menyeruak masuk untuk lebih dekat dengan Dyra dan langsung duduk di tepi ranjang. Ia kemudian menggenggam tangan Dyra yang sudah terkulai lemas, sambil terus memanggil nama wanita itu dengan lirih.
"Dyra... Dyra... Bangun, Dyr," ucap Ansel berulang kali, sambil menepuk perlahan wajah Dyra yang masih terpejam.
Darren segera berlalu keluar dari kamar Dyra untuk meminta Owen, untuk menghubungi dokter pribadi keluarga Darren, agar cepat datang ke rumah untuk memeriksa kondisi Dyra.
Ada perasaan cemburu yang teramat dalam, ketika melihat Ansel menyentuh tangan dan wajah Dyra, darahnya terasa berdesir hebat. Namun ia tak berani mencegahnya, karena sampai saat ini Darren masih belum berkata jujur mengenai pernikahannya dengan Dyra.
Sepuluh menit sudah berlalu, yang terasa begitu lama bagi Darren, untuk menunggu kedatangan dokter pribadinya. Terlebih saat ini sikap Ansel terhadap Dyra yang seolah mengabaikan keberadaannya, begitu membuat Darren terbakar api cemburu. Rasa cemburu yang terus meronta di dalam hatinya, saat menyaksikan Ansel terus menyentuh lembut tangan juga pipi Dyra, masih mencoba untuk menyadarkan wanita itu.
Tak berapa lama kemudian, seorang dokter yang bernama Evran sudah tiba di hadapan mereka bersama Owen yang mengantarnya.
Ansel langsung bangkit dari posisi duduknya, untuk memberikan ruang kepada Evran, dalam melakukan pemeriksaan terhadap Dyra.
Kini bukan hanya raut wajah Darren yang dibalut rasa cemas, tapi Ansel juga merasakan hal yang sama, karena sampai saat ini, Dyra masih belum juga sadarkan diri. Keduanya tengah menanti hasil pemeriksaan dengan harapan, bahwa Dyra akan baik-baik saja.
Setiap aktivitas Evran yang sedang melakukan pemeriksaan, tak pernah lepas dari sorot dua pasang mata yang menatapnya dengan seksama.
Setelah selesai dengan pemeriksaannya, Evran mulai memasukkan alat-alat yang telah ia gunakan ke dalam tas kerjanya. Raut wajahnya terlihat tenang dan santai, karena tidak ada penyakit serius yang terjadi pada Dyra.
Darren melangkah maju mendekat ke arah Evran, lalu ia menepuk pundak Dokter tersebut dengan sebelah tangannya, mereka terlihat akrab. "Bagaimana kondisi Istriku, Evran?" tanyanya dengan nada suara yang masih terdengar sangat mengkhawatirkan kondisi Dyra.
Ansel terhenyak atas pertanyaan yang dilontarkan Darren pada dokter keluarga mereka. Jantungnya terasa berhenti berdenyut mendengar kalimat yang terlontar dari mulut sang Ayah. Pikiran Ansel tak karuan, perasaannya tidak enak, ia menatap dalam wajah ayahnya dengan kedua alis yang saling bertaut.
Ansel menahan dirinya sampai Evran menjelaskan hasil diagnosanya kepada Darren. Setelah Evran selesai, ia kemudian keluar dari kamar ditemani oleh Owen. Tinggallah Darren dan Ansel hanya berdua di kamar itu.
"Maksud Ayah apa? Kenapa Ayah menyebut Dyra sebagai istri?" pertanyaan Ansel membuat Darren mengalihkan pandangannya dan balas menatap Ansel.
Darren tersadar atas perkataannya yang terlontar begitu saja dari mulutnya kepada Evran. Kini ia sudah tak dapat lagi menyembunyikan hubungannya dengan Dyra, karena Darren yakin lambat laun Ansel juga pasti akan mengetahui semuanya.
"Ayah, tolong jawab pertanyaanku. Apa Ayah menggantikan posisiku di hari pernikahanku bersama Dyra?"
Darren menganggukkan kepalanya, dengan perlahan, sebagai jawaban bahwa perkataan yang Ansel ucapkan benar adanya.
Dalam seketika, saliva yang hendak Ansel telan seolah berubah bentuk menjadi batu karang yang tajam. Sulit dan begitu sakit, namun tetap ia paksakan untuk menelannya. Ini adalah kenyataan pahit yang harus Ansel terima, sebuah kenyataan bahwa kekasihnya telah dinikahi oleh ayah kandungnya sendiri.
"Tuhan, takdir macam apa ini? Sekarang wanita yang aku cintai ternyata adalah ibu tiriku," batin Ansel begitu sakit membayangkannya.
🌸🌸🌸
Bersambung ✍️
Berikan komentar kalian ya?
Terima kasih banyak.
Ayo berikan dukungan kalian agar karyaku ini berada di ranking vote, jadi semangat ya untuk vote dan vote lagi. Jangan lupa juga like di setiap episodenya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Yulvita Darnel
cinta kok bisa memperkosa orang, nggak habis pikir aku.
2023-10-13
0
Sita Sit
Ansel bilang cinta sama dyra ,gak paercaya bgt ,nyatanya dia sadar sudah memperkosa Irene ,dih benci aku sama ansel
2023-01-15
0
I Gusti Ayu Widawati
Ya pasti kaget Ansel dak ada harapan bagi Ansel.
Malah calon idsterknya menjadi ibu tirinya
Kamu memang bodoh Ansel.
2023-01-07
0