Malam harinya melalui telpon, Ifa dan Bayu saling melaporkan tentang Setya dan Intan dalam hari itu sekaligus mencoba menyusun strategi baru untuk mendekatkan keduanya lagi.
"Wah, kak Setya keren sekali. Dan sepertinya itu memang berhasil membuat Intan kepikiran. Intan terlihat aneh hari ini dan dia juga tak mau menceritakannya padaku, karna aku yakin dia takut kalau aku akan mendesaknya untuk mengenal kak Setya lebih dalam lagi." Ucap Ifa setelah Bayu menceritakan apa yang terjadi pada Setya dan Intan di halte sebelumnya.
"Dia sangat takut untuk didekatkan pada Setya?" Tanya Bayu bingung.
"Yah, sebenarnya siapapun laki-lakinya. Dia masih trauma dengan kegagalan cinta pertamanya. Jadi, kak Setya harus bekerja lebih keras untuk mendobrak pintu besi dihati Intan." Jelas Ifa.
"Begitu yaa ... Ehm, tapi ku lihat kalau dengan teman sekelasnya Intan cukup dekat, seperti tadi ... Intan dan kamu saling bercanda dengan temen lelaki dari kelasmu." Ucap Bayu, sedikit gugup. Ia ingin memastikan sebenarnya siapa pria tadi.
"Oh, Toni ... Dia tuh temen kelas kita yang paling jail kak. Intan bisa akrab dengan Toni juga karna mereka saling kerja sama sebagai sekretaris. Sifat Toni yang mudah bergaul dan tentu saja jail, membuatnya lebih mudah akrab dengan siapapun. Bahkan, Intan yang pendiam juga bisa dia taklukan." Jelas Ifa.
"Oh, karna kerja sama sebagai sekretaris ... Kalau kamu bagsimana? Kamu, aku liat juga cukup dekat ya dengannya?" Tanya Bayu lagi.
"Yah ... daripada Intan, aku memang lebih mudah bergaul sih. Ngomong-ngomong tadi kak Bayu melihat kami?" Tanya Ifa.
"Ya, aku tak sengaja melihatnya bersama Setya tadi. Dan Setya terlihat cemburu ..." Jelas Bayu, sebenarnya seakan dia ingin menjelaskan perasannya tadi saat melihat Ifa dan Toni juga. Tapi, dia urungkan.
"Bagus! Kak Setya memang harus cemburu. Kakak ingat, kemarin aku mengatakan kalau ketua kelasku kelihatannya menyukai Intan? Dan sekarang, aku lihat Toni juga sepertinya menyukai Intan. Ia selalu bersama Intan dan perhatian dengan Intan. Hanya saja Intan memang gak peka dengan itu." Ucap Ifa mengingatkan.
"Oh ya? Teman lelakimu itu menyukai Intan? Bukan kamu?" Tanya Bayu tanpa ia sadari.
"Hah? Aku?! Hahaha ... Enggak kak, kami jarang interaksi. Dia lebih suka ngobrol dan jail pada Intan. Kebetulan tadi saja, karna aku mengintrogasinya ngintilin Intan, jadi dia ikut menjailiku." Jawab Ifa.
"Oh, begitu ... Saingan Setya berarti bertambah lagi dan sepertinya ini jauh lebih berat. Aku akan menyampaikannya pada Setya." Ucap Bayu. Tanpa ia sadari, ia merasa lega mendengar penjelasan Ifa.
"Ya, kak Bayu harus mengatakannya. Apalagi, besok Intan sudah berjanji untuk melihat Toni bermain futsal. Mereka juga bertaruh, kalau Toni bisa mencetak gol maka Intan akan membelikanya minum." Seru Ifa.
"Benarkah? Wah. Ini berita besar. Kalau Setya tak bergerak, ia akan tertinggal." Jawab Bayu.
"Benar, jadi kakak harus segera memberikan kabar pada kak Setya, ok? ... Ehm, dan kak ... Itu, hmm, apakah di kelas kakak ada yang bernama Indah dan Rini?" Tanya Ifa gugup, ia ingin memastikan apakah benar senyum Bayu tadi untuk kakak kelas keganjenan yang bernama Indah dan Rini tadi.
"Indah dan Rini? Ya, mereka teman sekelasku ... Memangnya kenapa dengan mereka?" Tanya Bayu bingung, kenapa tiba-tiba Ifa bertanya tentang Indah dan Rini.
"Hm, oh itu ... Tadi, sewaktu kak Bayu dan kak Setya mau bermain ... Kalian berdua kan tadi tersenyum ke arah penonton. Nah, si kak Indah dan kak Rini itu saling yakin kalau senyum kalian tadi untuk mereka ... Apakah, kak Setya juga menyukai kak Indah?" Tanya Ifa ragu.
"Tidak! Tentu saja tidak! ... Kamu sendiri juga tahu kan, betapa Setya mencintai Intan?! Indah yang selama ini mengejar Setya, tapi tentu sama sekali tak dihiraukan oleh Setya, karna dihatinya cuman ada Intan. Kamu tak perlu meragukannya. Aku sangat mengenal Setya." Jawab Bayu serius.
"Hm, begitu. Syukurlah, aku hanya khawatir saja. Aku tak ingin membuat Intan bersedih lagi." Jawab Ifa lega, namun ia sedikit sedih karna Bayu tak membantah jika senyumnya tadi untuk Rini.
"Kamu memang teman yang baik. Aku salut padamu." Puji Bayu tulus.
"Terima kasih, hehe ... Ya sudah aku harus mengerjakan tugas rumah kak. Aku tutup telfonnya ya." Ucap Ifa.
"Tentu. Selamat belajar."
"Yaa".
Setelah mentup telpon, Ifa merebahkan dirinya di kasur sambil menatap langit-langit kamarnya.
"Kenapa aku kecewa jika senyum kak Bayu memang untuk si Rini itu. Aku hanya menganggumi kak Bayu. Dan sepertinya hanya bisa seperti ini terus. Aku tak perlu berharap lebih." Gumam Ifa pelan.
...****************...
Keeseokan harinya, sebelum jam istirahat Bayu sudah menceritakan taruhan Intan dan Toni yang diberitahu kan Ifa sebelumnya pada Setya.
"Huh, sainganku bertambah lagi. Dan ku lihat, kali ini cukup susah. Intan, cukup akrab dengan anak itu." Gumam Setya pelan, ia terlihat berfikir nampak dahinya berkerut.
"Sesusah apapun, apakah kau mau mundur? Kau tak ingin memperjuangkan cintamu lagi?" Sindir Bayu.
"Tentu tidak. Sesusah apapun, selama Intan belum memutuskan aku pasti akan terus berusaha." Jawab Setya penuh tekad.
"Lalu, apa yang akan kau lakukan?" Tanya Bayu pada Setya. Setya hanya menjawab dengan senyum misterius.
...****************...
Saat jam istirahat
"Kau jadi melihatku kan?" Tanya Toni pada Intan.
"Tentu. Aku tak akan mengingkari janjiku." Jawab Intan santai.
"Baiklah, ku tunggu di lapangan yaa." Ucap Toni sambil berlalu pergi. Ifa hanya diam mengamati interaksi antara Intan dan Toni.
Setelah membeli jajanan seperti biasa, Ifa dan Intan berpisah karna tempat yang akan mereka tuju berbeda.
"Kamu yakin, mau ngelihat Toni aja daripada disini?" Tanya Ifa memastikan lagi.
"Ya, tentu saja. Aku tak akan kabur dari taruhan kami. Bye." Jawab Intan sembari berlalu pergi. Ifa hanya bisa menggelengkan kepala melihat kepergian Intan.
Ifa segera menuju tepi lapangan basket bersama siswi lain yang sudah berkumpul. Ifa mengedarkan pandangannya ke lapangan basket, tentu saja untuk mencari keberadaan Bayu dan Setya.
"Loh, kok cuman kak Bayu?! Kak Setya dimana?" Gumam Ifa yang hanya melihat Bayu tanpa Setya seperti biasa.
Para gadis didekat Ifa juga mengeluhkan hal yang sama. Termasuk Indah, yang terlihat kesal karna tak melihat Setya di lapangan basket.
Sedangkan Intan sudah bergabung bersama pendukung tim futsal. Ia mengedarkan pandangan mencari sosok Toni berada. Dan ia melihat Toni bersama teman-teman kelasnya sedang melakukan pemanasan.
Bertepatan dengan itu Toni juga kebetulan mencari Intan dan ia tersenyum senang saat melihat keberadaan Intan disalah satu tepi lapangan. Tanpa berpikir panjang, Toni berlari ke arah Intan.
"Jangan kabur ya. Lihat dengan baik permainanku, aku akan menunjukkan kemampuan terbaikku." Seru Toni menatap Intan yakin. Intan tersenyum mengiyakan. Baru setelah itu Toni pergi untuk bergabung kembali dengan teman-temannya sembari melambaikan tangan pada Intan.
Para siswi yang tertarik pada Toni pun saling berbisik tak suka.
"Siapa gadis itu? Aku baru pertama kali melihatnya."
"Aku juga. Lalu, ada hubungan apa dia dengan Toni?"
"Mereka terlihat dekat."
Intan sayup-sayup mendengar perkataan-perkataan itu. Sebenarnya, ia cukup merasa risih. Namun, ia berusaha mengabaikannya, karna hubungannya dengan Toni tak seperti yang dicurigakan oleh gadis-gadis itu.
Intan, kembali mengedarkan pandangannya ke lapangan futsal. Matanya membulat kaget, saat ia melihat sosok yang mulai tak asing dimatanya. Tak lain adalah Setya dan lelaki itu juga tengah melakukan pemanasan bersama teman-temannya.
"Tunggu. Bukankah dia anggota basket? Kenapa hari ini di futsal?" Gumam Intan bingung.
Masih belum terjawab kebingungan Intan, sampai permainan pun dimulai. Dan Setya, ternyata bermain sebagai kipper. Intan, mengamati permainan dengan serius. Ia benar-benar terkejut melihat kelihaian Toni dalam menggiring dan merebut bola.
"Hm, lumayan juga. Gak ku sangka bocah tengil sepertinya, bisa bermain sebaik itu." Gumam Intan menatap permainan Toni.
Sampai pada Toni yang hendak mencetak gol dengan menggunakan tendangan andalannya. Bola berputar sangat cepat menuju gawang. Namun, dengan cepat bisa ditangkap oleh Setya. Dan itu sukses membuat gadis-gadis disana berteriak histeris.
"Kipper hari ini ganteng banget yaa.."
"Iya, siapa dia?"
"Aku pernah melihatnya di lapangan basket. Entah, kenapa hari ini dia bermain futsal."
"Tak masalah. Pemandangan bagus tak baik untuk ditolak."
Intan, juga cukup terkejut melihat kemampuan Setya yang juga sangat bagus di permainan futsal.
"Apakah dia bagus disemua bidang olah raga?" Tanya Intan dalam hati.
Sedangkan Toni yang terkejut karna tendangannya tak dapat mencetak angka, menatap Setya dengan tajam. Begitu juga Setya. Dari keduanya memancarkan aura persaingan dan ketidak sukaan.
"Kenapa, kakak sok kegantengan ini main futsal hari ini?!" Seru Toni dalam hati.
"Aku rela melakukan apapun, supaya Intan menatapku dan bukan lelaki lain." Tekad Setya dalam hati. Kemudian, ia menatap Intan yang juga tengah menatapnya. Toni, mengikuti arah pandang Setya dan ia terlihat agak kesal saat mengetahui Setya menatap Intan.
"Aku yang akan menang!" Seru hati Setya dan Toni bersamaan.
.
.
.
Bersambung..
...----------------...
Hallo kakak2 Author dan Reader semua 😁👋
Hari ini aku ingin menyapa semuanya, apa kabar? Ku do'akan semua baik2 saja yaa🤗😘
Aku juga ingin sedikit curhat nih ..
Terima kasih banyak untuk semua dukungan yg telah diberikan utk karyaku ini ...
Jujur aku gak nyangka bisa mendapatkan dukungan sebanyak ini , padahal ku yakin tulisanku masih banyak kekurangannya ...
Mungkin bagi beberapa author hebat lain yg membaca karyaku view segini sedikit .. hehe, aku harus belajar lebih banyak lagi pada kalian 😁✌️
Tapi, bagiku sendiri view segini sdh pencapaian baru .. Karna, sebelumnya karya "Cinta Pertama" sangat jarang utk mendapatkan view sebanyak ini, sehari hanya puluhan atau belasan saja. Bahkan tak jarang hanya 1 pembaca dlm sehari 😅
Jadi, aku benar2 mengucapkan terima kasih utk semua dukungan ini ...
Terima kasih 🤗🙏
Terima kasih utk yg meinggalkan jejak like,coment, rate dan vote ..
Terima kasih yg sdh mengikuti dan menunggu kelanjutan ceritanya ..
Terima kasih juga utk yg sdh singgah , termasuk terima kasih utk 'Silent reader' 😘😘
Aku akan terus berusaha memberikan yg terbaik di chapter2 selanjutnya ...
Jika, dirasa ada kritik atau saran bisa langsung disampaikan (bisa lewat coment/chat personal) aku sama sekali gak keberatan bahkan aku akan menerima dg tangan terbuka ...
Sekali lagi Terima Kasih..
I Love You all🤗😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
pool
2021-04-27
2
Yoo_Rachel
semangattt
2021-04-22
1
Sis Fauzi
semangat berkarya ❤️👍🙏
2021-04-20
1