Staten Island 22:50 PM.
Akhirnya Bryan dan Angelica sampai di Staten Island. Staten Island ini sendiri adalah Borough di New York City Amerika Serikat. Terletak di barat daya kota.
Angelica menatap rumah mewah ciri khas Borough Staten Island. Ia melirik Bryan yang tampak datar memandang rumahnya.
"Apa kita bisa masuk, Bryan? Aku melihat kamu sangat lelah," ujar Angelica lembut. Ia mengelus lengan kekar Bryan lembut.
"Hm, aku sangat lelah. Tapi, aku sangat bahagia karena sebentar lagi kira akan bersama," balas Bryan kalem.
"Ayo, aku akan mengenalkan keluargaku," tukas Angelica tampak sedih.
Bryan menyengit aneh menatap wanitanya yang terlihat murung. Ia merengkuh bahu mungil wanitanya penuh perasaan.
"Ada apa Hm?" tanya Bryan lembut.
"Aku takut," cicit Angelica bergetar sedih.
"Hm, aku akan menjagamu. Percayalah kita akan mendapatkan restu!" tegas Bryan menenangkan.
"Ku harap juga begitu, terima kasih, Bryan."
"Hm. Ayo masuk!" tegas Bryan terdengar jenaka.
"Ini rumah ku tahu!"
"Lagian aku kan calon mantu keluargamu. Masak enggak boleh mengklaim?" goda Bryan seraya menaik turunkan alis tebalnya.
Angelica memuatkan bibir imut. Sungguh Bryan itu pandai mengardus dan pandai membuat dirinya melayang jauh ke angkasa.
"Ayo." Bryan menarik koper kekasihnya dan miliknya.
Ting tong....
Angelica menekan bel rumah mewahnya. Tidak lama pintu terbuka menampilkan sosok cantik jelita dengan penampilan sexy.
"Angel, kok pulang? Ini kan enggak saatnya liburan," ujar Jessica ketus.
"Kakak, aku emz...,"
"Adik seperti mu ngapain pulang sih? Menyebalkan."
Bryan tadi mengambil kunci mobil dan handphone yang tertinggal. Matanya memancing tajam mendengar ucapan saudara Angelica.
"Sorry Ms. Boleh kami masuk? Bukanya Angel saudara Anda, kenapa berbicara ketus begitu?" celetuk Bryan dingin.
"Bryan, sudah jangan berbicara begitu. Kak, maafkan dia," pinta Angelica lembut.
Jessica menatap Bryan tidak percaya. Pemuda tampan menawan ini menarik perhatiannya. Entah kenapa dia tertarik dengan si tampan.
"Boleh masuk, Kak?"
"Hm. Ayo Tuan, masuklah."
"Hn." Bryan menarik dua koper mereka. Dia menatap rumah mewah khas Staten Island. Dia menatap potret besar di ruang tamu. Di sana dia melihat wanitanya bersama keluarganya.
"Bryan, ini sudah sangat malam. Aku antar ke kamarmu. Ayah dan mama sedang pergi," ujar Angelica lembut.
"Hn." Bryan mengikuti langkah mungil gadisnya. Dia menatap Jessica sedari tadi menatapnya memuja. Ia benci dengan orang yang membentak gadisnya.
Di kamar tamu, Bryan merengkuh tubuh mungil gadisnya posesif. Dia menyanggah dagu di puncak kepala Angelica.
"Aku tidak suka sama orang yang membenta mu!" aku Bryan datar.
"Dia kakak keduaku. Jangan gitu ya."
"Kamu terlalu baik," dengus Bryan.
"Aku menyayanginya, dan mandilah!" sahut Angelica lembut.
"Hm. Aku mandi dulu setelah itu kita bertemu."
"Jangan marah," pinta Angelica.
"Aku akan mandi!" tegas Bryan.
"Baik, aku ke atas dulu."
"Hm."
Angelica tahu kekasihnya sedang emosi. Dia menarik kerah Bryan sensual. Ia perlahan mencium bibir tipis Bryan penuh perasaan, "aku mencintaimu, Bryan!" setelah mengatakan itu dia berlari keluar.
Bryan tersenyum teduh melihat aksi nakal gadisnya. Ah bukan gadis, sekarang Angel adalah wanita.
***
Bryan menatap Angelica tengah malam asyik makan cake. Dia mendekat ke arah wanitanya. Ia ikut duduk di samping Angelica.
"Enak sekali, Hm? Kenapa makan manis di tengah malam?" tanya Bryan seraya mengusap noda cake di sudut bibir wanitanya.
"Aku lapar, Bryan. Mau enggak? Lagian walau aku makan banyak, tubuhku tetap kurus," sahut Angelica jenaka.
"Dasar kau ini. Buatkan aku kopi tanpa gula!" perintah Bryan.
"Baik, Tuan muda!"
Bryan mencomot sepotong cake yang ada di piring. Dia merasa aneh dengan rasanya. Wajah rupawannya tampak kacau.
Angelica terkekeh geli melihat kelakuan Bryan, "Kalau enggak suka manis tidak usah di makan," celetuk Angelica.
"Aku penasaran. Kamu terlihat asyik memakan ini kue, dan itu membuat penasaran."
Angelica menaruh gelas berisi kopi di meja. Ia dengan manja duduk manis di pangkuan Bryan.
Bryan tidak tahan menahan gejolak ingin mencium bibir mungil Angelica penuh gairah. Dia menyambar bibir Angelica rakus. Jemari panjang kekarnya mengelus punggung Angelica.
"Umh, ahn...," desah Angelica geli merasakan tangan besar Bryan meremas payudaranya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
abror family
wah pelakor ada ya😂😂😂😂
2022-02-19
0
purnama
bryan yg gampang tergoda.....benci aku
2020-12-02
2
mojang banten
bukan gadis tapi wanita 😁 karena gadisnya udah di ambil hehehe
2020-09-19
8